Liputan6.com, London - Vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford, yang berbiaya rendah dan mudah disimpan bakal digunakan pertama kali oleh Inggris pada Senin (4/1/2021) waktu setempat.
Negeri Ratu Elizabeth itu akan menjadi negara pertama yang memakainya, dan bakal jadi satu langkah penting baru dalam respons global untuk mengatasi pandemi.
Laporan yang dikutip dari VOA Indonesia menyebutkan bahwa enam rumah sakit di Inggris akan mulai memberikan suntikan pertama dari 530 ribu dosis yang telah disiapkan oleh Inggris. Program itu akan diperluas ke ratusan tempat di Inggris dalam beberapa hari mendatang, dan pemerintah berharap akan menyalurkan puluhan juta dosis dalam beberapa bulan.
Advertisement
"Ini merupakan momen penting dalam upaya melawan virus yang mengerikan ini dan saya harap ini bisa memberikan harapan baru bagi semua orang bahwa akhir dari pandemi sudah di depan mata," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock dalam pernyataan.
Bulan lalu Inggris menjadi negara pertama yang menggunakan sebuah vaksin berbeda produksi Pfizer dan BioNTech, yang harus disimpan pada suhu sangat rendah. Inggris sejauh ini telah memvaksinasi sekitar satu juta orang dengan vaksin itu.
Vaksin Virus Corona COVID-19 buatan Oxford/AstraZeneca diketahui lebih murah dan bisa disimpan pada suhu kulkas, sehingga lebih mudah diangkut dan digunakan.
Sebelumnya pada Minggu 3Â Januari, India menyatakan menyetujui vaksin Oxford/AstraZeneca untuk penggunaan darurat.
Saksikan Juga Video Ini:
2 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Oxford/AstraZeneca Tiap Pekan
Sebelumnya, beredar kabar bahwa sekitar dua juta dosis vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca siap untuk disuplai setiap pekannya pada pertengahan Januari 2021 di Inggris, sebagaimana dilaporkan The Times.
AstraZeneca memperkirakan suplai dengan total dua juta dosis vaksin pada pekan depan, diberitakan surat kabar itu, mengutip seorang anggota tim Oxford-AstraZeneca yang tidak disebut namanya.
"Rencananya adalah untuk dilakukan berangsur-angsur dengan cepat - hingga pekan ketiga Januari kami seharusnya sudah dapat mencapai dua juta per pekan," sebut laporan tersebut sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Antara, Minggu (3/1/2021).
Perusahaan tersebut belum memberikan komentar atas permintaan Reuters.
Laporan tersebut datang usai Inggris pada Rabu 30 Desember 2020 menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca, dengan harapan aksi cepat dapat membantu memutus lonjakan mata rantai yang disebabkan oleh varian baru virus corona COVID-19 yang sangat menular.
Perdana Menteri Boris Johnson telah memesan total 100 juta dosis untuk Inggris sebagai bagian dari persetujuan dengan perusahaan itu.
Advertisement