Liputan6.com, Amsterdam - Kepolisian Belanda mengatakan bahwa pihaknya berhasil menangkap pemimpin sindikat narkoba Asia yang masuk daftar buroanan paling dicari, Tse Chi Lop.
Tse Chi Lop diketahui merupakan keturunan China yang lahir di Kanada. Ia ditahan pada Jumat (22/1) oleh kepolisian Belanda atas permintaan kepolisian Australia.
Dilansir The Straits Times, Minggu (24/1/2021) juru bicara kepolisian Belanda Thomas Aling mengatakan, investigasi yang dilakukan oleh kepolisian Australia menemukan fakta bahwa Tse Chi Lop menguasi perdagangan narkoba hingga US$70 miliar untuk kawasan Asia Pasifik.
Advertisement
Dikatakannya juga bahwa Tse akan diekstradisi ke Australia setelah mendapat persetujuan dari hakim.
Penangkapan dan penahahan dilakukan tanpa insiden apapun di Bandara Schipol, Amsterdam, tambah Aling.
"Dia sudah masuk dalam daftar paling dicari, dan dia ditahan berdasarkan informasi intelijen yang kami terima," kata Aling.
Namun, kepolisian Belanda tidak merinci lebih lanjut terkait proses hukum dan apakah Tse memiliki pengacara.
Saksikan Video Berikut Ini:
Tersangka Berpindah-pindah Negara dalam Beberapa Tahun Terakhir
Menurut petugas anti-narkotika dari empat negara dan dokumen yang sebelumnya ditinjau oleh Reuters, Tse, yang juga merupakan mantan narapidana yang sebelumnya tinggal di Toronto, telah pindah antara Makau, Hong Kong dan Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
"Tse Chi Lop sebanding dengan El Chapo atau mungkin Pablo Escobar," kata Jeremy Douglas, perwakilan Asia Tenggara dan Pasifik untuk organisasi kejahatan narkoba PBB (UNODC) kepada Reuters pada 2019 silam.
Reuters melaporkan pada saat itu bahwa sindikat ini menjalankan bisnis narkoba yang mana anggotanya dikenal dengan julukan The Company.
Penegak hukum juga menyebut sindikat itu dengan sebutan Sam Gor atau saudara nomor tiga dalam bahasa Kanton.
Kepolisian Federal Australia (AFP), yang memimpin penyelidikan luas terhadap organisasi kriminal tersebut, mengidentifikasi Tse sebagai "pemimpin senior sindikat Sam Gor".
Kelompok tersebut telah "terhubung atau terlibat langsung dalam setidaknya 13 kasus" perdagangan narkoba sejak Januari 2015, menurut Kepolisian Australia.
Advertisement