Liputan6.com, Amman- Pangeran Yordania, Hamzah pada Minggu (11/4) muncul di hadapan publik untuk pertama kalinya sejak ia ditempatkan di bawah tahanan rumah pekan lalu.
Dikutip dari Channel News Asia, Senin (12/4/2021) Pangeran Hamzah tampak muncul dengan membaca ayat-ayat Alquran bersama Raja Abdullah II di kuburan nenek moyang mereka.
Aktivitas tersebut, tampaknya merupakan upaya unjuk persatuan pada hari libur besar Yordania.
Advertisement
Diketahui bahwa Raja Abdullah II telah berusaha memberi pesan dalam beberapa hari terakhir bahwa situasi dalam kisruh di kerajaannya sudah terkendali.
Tetapi dari pertemuan pada Minggu (11/4) itu, belum diketahui jelas apakah sang raja dan Pangeran Hamzah benar-benar mengesampingkan perbedaan mereka.
Kehadiran Pangeran Hamzah dengan anggota keluarga Kerajaan Yordania menandai ulang tahun keseratus berdirinya Emirat Transyordania, protektorat Inggris yang mendahului kerajaan.
Istana Kerajaan Yordania merilis foto dan video Raja Abdullah II dan Pangeran Hamzah dengan pejabat lainnya di makam ayah mereka, mendiang Raja Hussein, dan mendiang Raja Talal, kakek mereka.
Dalam sebuah foto dan video yang menunjukkan keduanya, mereka terlihat bersama-sama membaca ayat-ayat Alquran yang sepertinya ditujukan untuk mengirimkan pesan persatuan pada waktu yang sensitif bagi kerajaan di Yordania.
Saksikan Video Berikut Ini:
Belum Diketahui Penyebab Munculnya Pangeran Hamzah di Depan Publik
Munculnya Pangeran Hamzah pada Minggu (11/4) menunjukkan bahwa dia aman, tetapi masih belum diketahui secara jelas apakah dia datang secara sukarela atau dibebaskan dari pembatasan gerakannya.
Pangeran Hamzah, yang tampak mengenakan setelan jas, hiasan kepala tradisional, dan masker berwarna biru, bergabung dengan kerabatnya dalam doa namun tidak menyampaikan komentar ke publik.
Belum diketahui juga bila ada tanda bahwa pihak berwenang telah membebaskan hingga 18 tahanan lainnya, termasuk anggota salah satu suku kuat yang secara historis diandalkan oleh monarki.
Diketahui bahwa Pangeran Hamzah dituduh memiliki rencana untuk menggulingkan kerajaan.
Dalam pernyataan yang beredar luas di media, Pangeran Hamzah membantah tuduhan tersebut dan menuduh pemerintah Yordania melakukan korupsi dan tidak kompeten.
Raja Abdullah II kemudian mengatakan bahwa pihak berwenang telah menggagalkan upaya hasutan yang melibatkan saudara tirinya dan sekitar 18 tersangka.
Ia juga menyarankan untuk terus memantau gerakan Pangeran Hamzah.
Otoritas Yordania telah memberlakukan perintah bungkam pada setiap liputan terakit perselisihan di keluarga kerajaan.
Perintah pembungkaman dan kesediaan raja untuk memberi sanksi kepada saudaranya juga menegaskan kembali apa yang dipahami orang Yordania sebagai "garis merah" mereka - larangan mutlak untuk mengkritik raja atau keluarga kerajaan.
Advertisement