Usai Mediasi, Pangeran Hamzah Ucapkan Janji Setia ke Raja Yordania

Pangeran Hamzah sempat ditahan di Yordania. Ia mengaku hal itu terjadi karena mengkritik pemerintah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Apr 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2021, 11:30 WIB
Raja Abdullah II dari Yordania (Richard Drew / AP PHOTO via The Times of Israel)
Raja Abdullah II dari Yordania (Richard Drew / AP PHOTO via The Times of Israel)

Liputan6.com, Amman - Pangeran Hamzah bin Hussein dari Yordania mengucapkan janji setia kepada Raja Abdullah II setelah dilakukan mediasi. Sang pangeran ditahan di rumah karena dianggap mencoba mengganggu stabilitas negara.

Sebelumnya, Pangeran Hamzah berkata mendapat perlakuan tersebut karena mengkritik pemerintah. Langkah menahan Pangeran Hamzah didukung Liga Arab.

Laporan BBC, Selasa (6/4/2021), mediasi dibantu oleh Pangeran Hassan, paman dari Raja Abdullah II. Pangeran Hamzah lantas menulis surat klarifikasi tentang kesetiaannya.

"Saya menaruh diri saya di tangan yang mulai raja," ujar Pangeran Hamzah.

"Saya akan tetap berkomitmen pada konstitusi Kerajaan Hasyimiyah Yordania."

Pangeran Hamzah juga membantah dugaan adanya konspirasi melawan pemerintah.

Malik Dahan, mediator profesional dan sahabat keluarga kerajaan, merilis pernyataan terpisah bahwa mediasi telah berhasil. Ia pun berekspektasi bahwa resolusi akan segera muncul, demikian laporan Associated Press.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

Dukungan Liga Arab

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud. (Saudi Press Agency, via AP)

Raja Yordania, Abdullah II, menangkap Pangeran Hamzah yang merupakan adik tirinya. Alasannya adalah faktor stabilitas. Liga Arab dan Amerika Serikat kompak mendukung.

"Sekretaris Jenderal Liga Arab mengekspresikan solidaritas penuh kepada tindakan-tindakan yang diambil kepemimpinan Yordania untuk memelihara keamanan kerajaan dan memelihara stabilitas," ujar pihak Liga Arab, seperti dikutip Arab News, Minggu (4/4).

Kerajaan Arab Saudi juga memberikan dukungan.

"Kerajaan (Saudi) memberikan dukungan penuh, dengan semua kapabilitasnya, kepada semua keputusan dan tindakan yang diambil Raja Abdullah dan Yang Mulia Pangeran Al Hussein bin Abdullah II, sang Putra Mahkota, untuk memelihara keamanan dan stabilitas," ujar pernyataan resmi Kerajaan Arab Saudi.

Pernyataan dukungan pun diberikan oleh Bahrain, Qatar, Mesir, Lebanon, Kuwait, Uni Emirat Arab, Irak, Qatar, pemerintahan internasional Yaman, hingga Palestina.

"Kami mendukung keputusan yang diambil Raja Abdullah II untuk menjaga keamanan dan memastikan stabilitas dan persatuan Yordania," tulis kantor berita WAFA yang mengutip Presiden Mahmoud Abbas.

Adik Tiri Raja Yordania

Raja Yordania Abdullah
Raja Yordania Abdullah bersumpah lawan ISIS (Twitter)

Pangeran Hamzah berkata ia ditangkap dikenakan tahanan rumah akibat mengkritik pemerintah Yordania, serta korupsi yang terjadi.

Sosok lain yang ditahan adalah Bassem Awadallah, mantan kepala Pengadilan Kerajaan Yordania, dan warga bernama Hasan bin Zaid.

Pangeran Hamzah adalah anak sulung dari istri keempat Raja Hussein. Ia terpilih menjadi putra mahkota Yordania pada 1999, kemudian dibatalkan Raja Abdullah II. 

Ia kini sedang berada dalam tahanan rumah dan tidak boleh berkomunikasi dan bertemu siapapun, kecuali anggota keluarga. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, berkata AS memantau kondisi di Yordania. Ia juga menyebut Raja Abdullah memiliki dukungan penuh dari AS. 

"Raja Abdullah adalah mitra kunci dari Amerika Serikat, dan dia memiliki dukungan penuh kami," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya