Liputan6.com, Amman - Raja Yordania Abdullah II mengungkapkan "keterkejutan, rasa sakit dan kemarahan" atas dugaan plot yang bertujuan mengusik kerajaan.
"Tantangan hari-hari terakhir ini bukanlah yang paling berbahaya bagi stabilitas negara, tetapi itu yang paling menyakitkan bagi saya," katanya dalam komentar yang disampaikan lewat TV pemerintah Yordania.
Advertisement
Raja Abdullah II menanggapi dugaan konspirasi melawan negara, yang dikatakan melibatkan saudara tirinya, Putra Mahkota Hamzah bin Hussein, demikian dikutip dari laman BBC, Kamis (8/4/2021).
Advertisement
Dalam siaran Rabu, komentar Raja Abdullah berusaha meyakinkan warga Yordania bahwa krisis sekarang telah berakhir.
"Pihak di balik hasutan datang dari dalam rumah kami dan dari luar," katanya, seraya menambahkan: "Upaya penghasutan telah dihentikan sejak awal."
Pidato Raja Abdullah - yang dibacakan oleh seorang presenter TV - mengatakan bahwa Pangeran Hamzah telah "berjanji untuk tetap setia" dan "menempatkan kepentingan, konstitusi dan hukum Yordania di atas semua pertimbangan lainnya".
"Hamzah sekarang bersama keluarganya di istana Yordania di bawah pengawasan saya," kata raja, menambahkan bahwa penyelidikan atas dugaan persekongkolan itu terus berlanjut.
Saksikan Video Berikut Ini:
Yordania Larang Warganet Unggah Kisruh Kerajaan di Media Sosial
Yordania melarang publikasi tentang dugaan plot pengkhianatan terhadap Raja Abdullah II yang melibatkan mantan Putra Mahkota Hamzah bin Hussein.
Jaksa Agung mengatakan larangan itu meluas ke jaringan media sosial, demikian dikutip dari laman BBC.
Selama penyelidikan, pemerintah menuduh Pangeran Hamzah, (41) berkonspirasi melawan kerajaan Yordania.
Pemerintah Kerajaan Yordania menahan Pangeran Hamzah bin Hussein yang merupakan mantan putra mahkota kerajaan tersebut. Pangeran Hamzah dituding ingin melawan pemerintah.
Pernyataan resmi pemerintah Yordania adalah Pangeran Hamzah bekerja dengan asing dan pemimpin suku-suku di Yordania untuk menggoyang stabilitas negara.
Pangeran Hamzah dilaporkan sempat bertemu pemimpin-pemimpin suku di Yordania dan dikatakan mengumpulkan dukungan.
Totalnya, ada 16 orang yang kini dilaporkan ditahan. Salah satunya adalah mantan penasihat dekat Raja Abdullah dan anggota keluarga kerajaan lain.
Advertisement