Potret Pilu Jenazah Pasien COVID-19 Mengambang Akibat Banjir Sungai Gangga

Jenazah pasien COVID-19 mengambang di Sungai Gangga akibat luapan air banjir.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Jun 2021, 13:31 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 13:31 WIB
Jenazah pasien COVID-19 mengambang di sungai gangga akibat luapan air banjir (AP)
Jenazah pasien COVID-19 mengambang di sungai gangga akibat luapan air banjir (AP)

Liputan6.com, New Delhi - Banjir musiman di Sungai Gangga menyapu kuburan dangkal dan memperlihatkan beberapa dari ratusan jenazah yang terkubur di tepi sungai tersebut.

Neeraj Kumar Singh, seorang pejabat di kota utara Allahabad, India mengatakan bahwa hampir 150 jenazah harus dikremasi dalam tiga minggu terakhir.

"Kami tidak menggali kuburan dangkal itu tetapi jenazah yang mengambang karena naiknya permukaan air di sungai gangga," katanya.

"Area itu tersebar lebih dari satu kilometer dan perkiraan kami ada sekitar 500-600 jenazah yang terkubur," kata Singh kepada AFP.

Singh juga mengatakan, setiap tindakan pencegahan diambil dalam menangani jenazah saat melakukan ritual terakhir mereka.

Sebagian besar diyakini telah meninggal karena Virus Corona COVID-19 pada April dan Mei ketika India dilanda lonjakan kasus gelombang kedua yang membanjiri rumah sakit di banyak daerah.

Kremasi India

FOTO: Kematian Akibat COVID-19 di India Tembus 300 Ribu Orang
Anggota keluarga dan kerabat yang mengenakan alat pelindung diri menyiapkan tumpukan kayu pemakaman untuk mengkremasi korban COVID-19 di krematorium di New Delhi, India, Senin (24/5/2021). Kematian akibat COVID-19 di India telah menembus 300 ribu orang. (Sajjad HUSSAIN/AFP)

Beberapa keluarga tidak mampu membeli kayu bakar untuk kremasi Hindu sehingga jenazah dibenamkan di Sungai Gangga atau dikubur di gundukan pasir yang berdekatan dengan sungai.

Sekarang terjadi banjir karena hujan monsun tahunan yang menggenangi sungai, menghanyutkan pasir dan memperlihatkan jenazah tersebut.

Jumlah kuburan semacam itu telah memicu kecurigaan bahwa total kematian India akibat pandemi mungkin lebih dari satu juta, beberapa kali lipat dari jumlah resmi hampir 400.000.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya