Liputan6.com, Moskow - Rusia kembali menawarkan vaksin COVID-19 kepada Korea Utara, di tengah laporan bahwa lockdown ketat menyebabkan kelaparan ekstrem di negara itu.
Namun, Pyongyang telah menolak vaksin dan bantuan dari sejumlah negara.
Dilansir dari laman BBC, Kamis (8/7/2021) Korea Utara menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran Virus Corona, tetapi langkah tersebut telah memengaruhi perdagangan dengan China.
Advertisement
Korea Utara masih bergantung pada China untuk suplai makanan, pupuk, dan bahan bakar.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah mengakui bahwa negara itu menghadapi kekurangan pangan, menggambarkannya sebagai situasi yang "tegang".
Pada Juni 2021, Kim Jong-un mengatakan kepada warga Korea Utara untuk mempersiapkan "hasil terburuk yang pernah ada" yang telah memicu perbandingan dengan kasus kelaparan mematikan pada 1990-an.
Sanksi perdagangan internasional juga diyakini semakin menekan pasokan makanan di Korea Utara.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan bahwa negara itu dapat menghadapi kekurangan yang signifikan pada awal bulan depan.
Dalam sebuah laporan, FAO memproyeksikan Korea Utara tidak akan mampu menghasilkan cukup biji-bijian untuk memberi makan penduduknya tahun ini.
"Tanpa impor komersial dan/atau bantuan pangan, keluarga di sana bisa mengalami masa sulit dari bulan Agustus hingga Oktober," kata badan PBB tersebut.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Rusia Berusaha Yakini Korea Utara Terima Sumbangan Vaksin
Rusia sebelumnya telah mengatakan kepada Korea Utara bahwa "tidak semua orang dapat menanggung pembatasan yang kuat dan menyeluruh yang belum pernah terjadi sebelumnya". Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov pun menyampaikan bahwa Moskow telah menawarkan vaksin kepada Pyongyang pada beberapa kesempatan.
Lavrov juga mengulangi tawaran untuk menyediakan vaksin jika negara itu membutuhkannya.
Korea Utara mengatakan tidak memiliki kasus COVID-19 - klaim yang diragukan oleh para ahli.
Pekan lalu seorang pejabat tinggi di Korea Utara dibebas tugaskan karena "insiden serius" yang diyakini terkait dengan Virus Corona.
Media Korea Utara kemudian menyebut nama pejabat tersebut, yaitu Ri Pyong Chol, yang merupakan seorang pejabat tinggi militer.
Kim Jong-un juga disebut memarahi pejabat tinggi atas penyimpangan terkait dengan COVID-19, menurut laporan media pemerintah Korea Utara bulan lalu.
Tanpa vaksin, tidak diketahui secara jelas bagaimana atau kapan Korea Utara akan dapat melonggarkan pembatasan perbatasan dan mengizinkan bantuan makanan masuk ke negara itu.
China dan Korea Selatan termasuk di antara sejumlah negara yang sebelumnya telah menawarkan vaksin COVID-19 ke Korea Utara.
Namun ada beberapa keraguan mengenai kapasitas negara untuk menyimpan dan mendistribusikannya.
Inisiatif berbagi vaksin global, Gavi mengatakan pada bulan Mei2021 bahwa pihaknya telah menunda pengiriman hampir 2 juta vaksin AstraZeneca ke Korea Utara tanpa batas waktu, dengan alasan kurangnya "kesiapan teknis".
Advertisement