Taliban Bikin Resah Afghanistan, AS Kerahkan 3.000 Tentara Bantu Pemulangan Staf Kedutaan di Kabul

Presiden Joe Biden telah memerintahkan militer AS untuk mengakhiri misinya di Afghanistan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Agu 2021, 19:57 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2021, 13:29 WIB
FOTO: Rebut Kota Ghazni, Taliban Makin Dekati Ibu Kota Afghanistan
Pejuang Taliban berpatroli dalam Kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, Kamis (12/8/2021). Taliban merebut kota strategis tersebut yang berjarak hanya 150 kilometer dari Ibu Kota Kabul. (AP Photo/Gulabuddin Amiri)

Liputan6.com, Kabul - Amerika Serikat akan mengerahkan ribuan tentara ke bandara Kabul untuk mendukung penarikan staf kedutaan karena situasi keamanan di Afghanistan terus memburuk.

"Kami semakin mengurangi jejak sipil di Kabul, mengingat situasi keamanan yang berkembang. Kami berharap untuk menarik kehadiran diplomatik inti di Afghanistan dalam beberapa minggu mendatang," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan dalam briefing harian.

"Untuk memfasilitasi pengurangan ini, Departemen Pertahanan untuk sementara akan mengerahkan personel tambahan ke bandara internasional Hamid Karzai," tambahnya, demikian dikutip dari laman Xinhua, Jumat (13/8/2021).

Dia mengatakan bahwa kedutaan tetap terbuka, dan Amerika Serikat berencana untuk melanjutkan pekerjaan diplomatik di negara itu.

Sebelumnya, kedutaan mendesak orang Amerika untuk segera meninggalkan Afghanistan.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan kepala Pentagon Lloyd Austin sebelumnya melakukan panggilan telepon dengan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani untuk mengoordinasikan rencana tersebut.

Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa tiga batalion infanteri, sekitar 3.000 tentara, akan dikerahkan ke bandara Kabul dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Selain itu, sekitar 1.000 personel tim gabungan Angkatan Darat dan Angkatan Udara AS akan dikirim ke Qatar untuk memfasilitasi pemrosesan pemohon Afghanistan untuk Visa Imigran Khusus (SIV).

Sebuah tim tempur brigade infanteri akan tiba di Kuwait minggu depan jika pasukan tambahan diperlukan.

"Ini adalah misi sementara dengan fokus yang sempit," kata Kirby, menyebut langkah itu "hal yang bijaksana untuk dilakukan mengingat situasi keamanan yang memburuk dengan cepat di dan sekitar Kabul."

 

1.400 Staf Kedubes AS di Afghanistan

Ribuan Bendera AS Sambut Pelantikan Joe Biden
Capitol AS terlihat di antara bendera-bendera yang ditempatkan di National Mall menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden di Washington, Senin (18/1/2021). Acara pengambilan sumpah Joe Biden akan berada dalam situasi berbeda dari pelantikan-pelantikan sebelumnya. (AP Photo/Alex Brandon)

Menurut laporan media, saat ini, ada sekitar 650 tentara AS di negara itu dan sekitar 1.400 staf AS di kedutaan.

Pengumuman pengurangan staf kedutaan dan bala bantuan militer datang ketika militan Taliban membuat kemajuan militer yang cepat di seluruh negeri.

Kelompok pemberontak merebut kota Ghazni, ibu kota provinsi Ghazni timur pada Kamis pagi, sehingga jumlah ibu kota provinsi yang direbut oleh kelompok pemberontak menjadi 10 dalam waktu kurang dari seminggu.

Situasi di negara yang dilanda perang telah memburuk sejak penarikan pasukan pimpinan AS mulai 1 Mei.

Banyak kota Afghanistan dan sekitar setengah dari 34 provinsi negara itu dalam beberapa pekan terakhir telah menyaksikan pertempuran sengit dan pertempuran jalanan antara pasukan Afghanistan dan Taliban.

Presiden Joe Biden memerintahkan militer AS untuk mengakhiri misinya di Afghanistan pada akhir bulan ini.

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus memberikan dukungan dan peralatan militer ke Afghanistan sambil mencatat pasukan negara itu harus "berjuang untuk diri mereka sendiri, berjuang untuk bangsa mereka."

"Kami akan terus menjaga komitmen kami. Tapi saya tidak menyesali keputusan saya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya