Liputan6.com, Kabul - Serangan drone oleh militer Amerika Serikat di ibu kota Afghanistan, Kabul, telah mencegah ancaman bom bunuh diri mematikan lainnya di bandara.
Dilansir dari BBC, Senin (30/8/2021) Komando Pusat AS menyebutkan bahwa serangan itu menargetkan sebuah kendaraan yang membawa setidaknya satu orang yang terkait dengan ISIS-K, cabang kelompok ISIS di Afghanistan.
Baca Juga
Pada Minggu (29/8), Kapten Bill Urban dari Komando Pusat mengatakan AS telah melakukan serangan pesawat tak berawak yang ditargetkan untuk "menghilangkan ancaman" ke bandara Kabul.
Advertisement
"Kami yakin kami berhasil mencapai target," kata Kapten Bill Urban.
"Ledakan sekunder dari kendaraan menunjukkan adanya sejumlah besar bahan peledak," terangnya.
Kapten Bill Urban juga mengatakan, tidak ada laporan mengenai adanya korban sipil dalam serangan drone tersebut.
Keterangan dari Kapten Bill Urban muncul setelah beberapa laporan yang menyebut ledakan keras terdengar di dekat bandara Kabul. Beberapa gambar yang beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap hitam di atas gedung-gedung setempat.
Pejabat intelijen AS sebelumnya mengungkapkan mereka telah menerima ancaman "spesifik dan kredibel" terhadap bandara, dan bahwa militer akan terus melakukan serangan yang ditargetkan jika diperlukan.
AS menyarankan orang-orang untuk menjauh dari daerah itu, meskipun waktu yang singkat bagi siapa pun yang masih mencoba mengakses penerbangan evakuasi.
Secara terpisah pada Minggu (29/8), seorang polisi di Kabul menyebut ada seorang anak tewas dalam serangan roket di sebuah rumah di dekat bandara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Pesawat Tak Berawak AS Tewaskan 2 Petinggi ISIS Afghanistan
Sementara pada Minggu (29/8), Presiden AS Joe Biden bertemu dengan keluarga dari 13 tentara yang tewas dalam serangan bo bunuh diri di bandara Kabul.
Biden ikut berpartisipasi dalam upacara untuk menghormati para korban di pangkalan Angkatan Udara Dover di Delaware.
Diketahui bahwa bom bunuh diri di bandara Kabul pekan lalu menewaskan 170 orang, termasuk 13 tentara AS.
ISIS-K, cabang kelompok ISIS di Afghanistan mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Selain tentara AS, puluhan warga Afghanistan yang mengantri di bandara dengan harapan meninggalkan negara itu juga tewas dalam serangan bom ISIS-K. Ada juga dua warga negara Inggris dan anak seorang warga negara Inggris termasuk di antara korban yang tewas.
AS mengungkap melakukan serangan pesawat tak berawak di Afghanistan timur pada Jumat malam (27/8), dan mengatakan telah menewaskan dua anggota ISIS-K "berprofil tinggi".
Sebagian besar dari beberapa ribu anggota ISIS-K diyakini bersembunyi di provinsi Nangarhar Afghanistan, timur Kabul.
Batas waktu untuk misi evakuasi AS di Afghanistan jatuh pada 31 Agustus, seperti yang sudah disepakati dengan Taliban, yang sekarang menguasai sebagian besar wilayah di negara tersebut.
AS akan menjadi negara yang terakhir menyelesaikan misi evakuasinya, dengan sebagian besar negara lain yang sudah menyelesaikan misi mereka.
Penerbangan terakhir yang menjemput pasukan Inggris dari Afghanistan telah tiba di Inggris pada Minggu (29/8) waktu setempat.
AS menyatakan telah memfasilitasi evakuasi lebih dari 110.000 orang dari bandara Kabul sejak 14 Agustus - sehari sebelum Taliban menguasai ibu kota.
Wartawan BBC Lyse Doucet, di Kabul, menyebut dia dan rekan-rekannya masih menerima pesan SOS mendesak dari warga Afghanistan yang merasa terancam oleh Taliban. Mereka termasuk musisi, mahasiswa dan politisi perempuan.
Advertisement