Liputan6.com, Jakarta - Seorang fotografer AP, Richard Drew menceritakan pengalaman paling bersejarah dalam karirnya ketika ia mengabadikan foto seorang pria jatuh dalam peristiwa 9/11 di World Trade Center (WTC).Â
Tepat pada 11 September 2001, ketika dia membuat salah satu gambar yang paling tak bisa dilupakan hari itu. Dia sebenarnya tidak berada di World Trade Center(WTC) pada pukul 08:46 hingga 09.03, ketika pesawat menabrak menara.
Advertisement
Baca Juga
Kala itu, dia sedang bertugas di peragaan busana hamil di Midtown ketika kantornya menelepon untuk meliput kabar tersebut.Â
Melansir CBS News, Senin (6/9/2021), foto yang diambil Drew, yang kemudian dikenal sebagai "The Falling Man," muncul di sejumlah surat kabar keesokan harinya. Banyak orang menganggapnya terlalu mengejutkan.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Identitas Pria Jatuh Masih Misterius
Identitas pria yang jatuh tersebut tidak pernah ditentukan, meskipun wartawan telah menemukan dua kemungkinan.
Kemungkinan mereka adalah Jonathan Eric Briley dan Norberto Hernandez, yang hanya terpisah satu nama di tembok pembatas Tugu Peringatan 9/11.
Tetapi Drew dapat membantu mengidentifikasi korban lain pada hari itu: "Saya tidak dapat mengingat berapa banyak orang sebenarnya yang saya potret selama itu, tetapi itu bukan hanya satu atau dua orang. Seorang pria menelepon AP dan mengatakan bahwa dia tahu apa tunangannya mengenakan hari itu, dan mereka belum menemukan tubuhnya atau apa pun. Dan dia bertanya-tanya apakah dia bisa melihat foto-foto saya di AP."
"Saya benar-benar duduk bersamanya di laptop saya, dan kami melihatnya, bingkai demi bingkai, dari orang-orang yang jatuh dari gedung. Dan dia melihatnya. Ya, dia berkata, 'Oh, itu dia.'Â Dan itu saja."
Selama sebulan setelah serangan itu, "Dan ponselku berdering. Dan itu adalah putriku. Dan dia berkata, 'Ayah, aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku mencintaimu.' Dan sampai hari ini, dia menelepon pada 11 September di mana pun saya berada untuk mengatakan, 'Ayah, aku mencintaimu.' Karena aku mungkin tidak akan selamat."
Advertisement