Abdul Qadeer Khan, Bapak Bom Nuklir Pakistan Meninggal Akibat COVID-19

Abdul Qadeer Khan, bapak bom nuklir Pakistan yang menjadi simbol kebanggaan negara tersebut, meninggal di usianya yang ke-85 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2021, 20:23 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2021, 19:00 WIB
Abdul Qadeer Khan (wikimedia commons)
Abdul Qadeer Khan (wikimedia commons)

Liputan6.com, Islamabad - Abdul Qadeer Khan, pria yang dianggap sebagai bapak bom nuklir Pakistan, telah meninggal pada usia 85 tahun setelah dirawat di rumah sakit karena COVID-19.

Dilansir dari laman BBC, Minggu (10/10/2021), Khan dipuji sebagai pahlawan nasional karena mengubah negaranya menjadi kekuatan nuklir Islam pertama di dunia.

Namun, ia juga terkenal jahat karena menyelundupkan rahasia nuklir ke negara-negara, termasuk Korea Utara dan Iran.

Perdana Menteri Imran Khan mengatakan Pakistan telah kehilangan "ikon nasional".

“Ia dicintai bangsa kita karena kontribusi kritisnya dalam menjadikan kita negara senjata nuklir,” twir PM Imran di akun Twitternya.

Dikenal sebagai AQ Khan, ilmuwan tersebut berperan penting mendirikan pabrik pengayaan nuklir pertama Pakistan di Kahuta dekat Islamabad. Pada tahun 1998, negara itu telah melakukan uji coba nuklir pertamanya.

Muncul tak lama setelah tes serupa dilakukan India, Khan membantu menjadikan Pakistan sebagai kekuatan nuklir ketujuh di dunia dan memicu kegembiraan nasional.

Namun, ia ditangkap pada tahun 2004 karena secara ilegal membagikan teknologi nuklir dengan Iran, Libya dan Korea Utara.

Pemberitahuan bahwa ia menyampaikan rahasia nuklir ke negara lain mengejutkan Pakistan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Khan Tetap Jadi Simbol Kebanggaan Pakistan

Ilustrasi bendera Pakistan (pixabay)
Ilustrasi bendera Pakistan (pixabay)

Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Khan menyampaikan penyesalannya yang terdalam dan permintaan maaf tanpa syarat.

Khan pun diampuni oleh presiden Pakistan saat itu, Pervez Musharraf, tetapi dia ditahan di bawah tahanan rumah hingga 2009.

Toleransi terhadap hukuman Khan membuat marah banyak orang Barat, di mana ia dijuluki “penyebar nuklir terbesar sepanjang masa”.

Meskipun begitu, Pakistan tetap menjadikan Khan sebagai simbol kebanggaan dan perannya dalam meningkatkan keamanan nasional.

“Ia membantu kami mengembangkan pencegahan nuklir dan menyelamatkan seluruh bangsa dan sebagai bangsa yang bersyukur tidak akan pernah melupakan jasanya,” kata Presiden Arif Alvi.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya