Pertemuan Utusan Taiwan dan Pejabat Kemlu AS Bikin China Murka

Pernyataan kedutaan China muncul setelah seorang pejabat dari Departemen Luar Negeri AS men-tweet tentang pertemuan itu.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Okt 2021, 15:33 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2021, 15:33 WIB
Bendera Taiwan bersanding dengan bendera Amerika Serikat (AFP)
Bendera Taiwan bersanding dengan bendera Amerika Serikat (AFP)

Liputan6.com, Washington D.C - China mengajukan pernyataan tegas kepada pihak Amerika Serikat setelah ada pertemuan antara pejabat AS dan perwakilan Taiwan Hsiao Bi-khim.

Pernyataan kedutaan muncul setelah seorang pejabat dari Departemen Luar Negeri AS men-tweet tentang pertemuan itu.

"China sangat menentang dan mengutuk langkah Washington, kata juru bicara kedutaan dalam pernyataannya," demikian dikutip dari laman news.cgtn.com, Kamis (14/10/2021).

"Kami mendesak AS untuk melepaskan ilusinya menggunakan Taiwan untuk menahan China," kata juru bicara itu.

"Ia menekankan bahwa China akan melawan setiap pernyataan atau tindakan yang menantang prinsip One China atau kepentingan inti Tiongkok."

Presiden Tsai Ing-Wen: Taiwan Tidak Akan Tunduk kepada China

Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016
Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016 (AP Photo/Chiang Ying-ying)

Taiwan akan terus meningkatkan pertahanannya untuk memastikan bahwa tidak ada yang bisa memaksa Pulau Formosa untuk 'tunduk' kepada China, mengklaim bahwa Tiongkok Daratan tidak menawarkan kebebasan ataupun demokrasi.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen, beberapa hari setelah Presiden China Xi Jinping menjanjikan "reunifikasi China dan Taiwan".

Diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya, Taiwan telah berada di bawah tekanan militer dan politik yang semakin besar untuk tunduk di bawah pemerintahan Beijing

Ketegangan di antara kedua pihak terus terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dengan yang terbaru mencakup misi angkatan udara China yang berulang di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, yang menjadi perhatian internasional.

Presiden China Xi Jinping pada Sabtu 9 Oktober 2021 bersumpah untuk mewujudkan "reunifikasi damai" dengan Taiwan dan tidak secara langsung menyebutkan penggunaan kekuatan.

Namun, dia mendapat reaksi marah dari Taipei, yang mengatakan hanya orang-orang Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.

Berbicara pada pidato umum Hari Nasional Taiwan 10 Oktober, Tsai mengatakan dia berharap untuk mengurangi ketegangan di Selat Taiwan, dan menegaskan kembali bahwa Taiwan tidak akan "bertindak gegabah".

"Tapi seharusnya sama sekali tidak ada ilusi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan," katanya dalam pidato di luar kantor kepresidenan di Pusat Taipei sebagaimana diwartakan Reuters, dikutip dari Channelnewsasia, Minggu (10/10/2021).

"Kami akan terus meningkatkan pertahanan nasional kami dan menunjukkan tekad kami untuk membela diri untuk memastikan bahwa tidak ada yang bisa memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang telah ditetapkan China untuk kami," tambah Tsai.

"Ini karena jalan yang telah ditetapkan China tidak menawarkan cara hidup yang bebas dan demokratis bagi Taiwan, atau kedaulatan bagi 23 juta orang kami."

Infografis Klaim Sepihak China di Laut Natuna

Infografis Klaim Sepihak China di Laut Natuna
Infografis Klaim Sepihak China di Laut Natuna. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya