Liputan6.com, Phnom Penh - Kamboja, ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendatang, akan mendorong penguasa militer Myanmar untuk membuka dialog dengan lawan-lawannya, kata menteri luar negerinya, Kamis (28/10).
Peringatan Myanmar berada di "ambang perang saudara", Prak Sokhonn mengatakan Kamboja akan menunjuk utusan khusus baru untuk Myanmar untuk mulai bekerja awal tahun depan ketika mengambil kendali ASEAN. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Jumat (29/10/2021).
Advertisement
Utusan saat ini, Erywan Yusof, mewakili ketua ASEAN yang sebelumnya, Brunei.
"Sementara kita semua menghormati prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara-negara anggota, situasi di Myanmar terus menjadi perhatian serius," kata Sokhonn.
"(Itu) memiliki dampak negatif di kawasan, kredibilitas asosiasi dan rakyat Myanmar, saudara-saudara kita."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Myanmar Dikecualikan dari ASEAN
Belum pernah terjadi sebelumnya, ASEAN mengecualikan penguasa militer Myanmar Min Aung Hlaing dari serangkaian KTT Asia yang diselenggarakan minggu ini.
Jenderal, yang memimpin kudeta 1 Februari yang berujung pada kekacauan berdarah, dikesampingkan karena gagal menghormati komitmennya kepada ASEAN untuk menghentikan kekerasan, memulai dialog dan mengizinkan akses ke bantuan kemanusiaan dan utusan ASEAN.
Sokhonn mengatakan Kamboja mendukung larangan Min Aung Hlaing, mencatat penolakan junta untuk mengizinkan Erywan bertemu dengan semua pemangku kepentingan.
Â
Dua diplomat regional, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan ASEAN akan menggunakan pengecualian Min Aung Hlaing sebagai pengaruh untuk memaksanya mengizinkan utusan ASEAN untuk bertemu lawan militer.
Junta mengatakan tidak ada pertemuan yang diizinkan dengan pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, yang didakwa dengan berbagai pelanggaran.
Advertisement