Liputan6.com, Glasgow - India telah berjanji untuk mengurangi emisinya menjadi nol bersih pada tahun 2070, berbeda dengan tujuan utama KTT COP26 bagi negara-negara untuk berkomitmen mencapai target itu pada tahun 2050.
Dikutip dari BBC, Selasa (2/11/2021), Perdana Menteri Narendra Modi membuat janji, pertama kalinya India menetapkan target net zero, pada KTT Glasgow.
Advertisement
Net Zero, atau menjadi netral karbon, berarti tidak menambah jumlah gas rumah kaca di atmosfer.
China telah mengumumkan rencana untuk netralitas karbon pada tahun 2060Â , sementara AS dan Uni Eropa bertujuan untuk mencapai nol bersih pada tahun 2050.
PM India Modi adalah salah satu dari lebih dari 120 pemimpin yang berkumpul di Glasgow untuk konferensi dua minggu itu.
Para pemimpin global memberikan pidato pada hari Senin yang menguraikan tujuan untuk mengatasi krisis iklim, termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden AS Joe Biden dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Janji Net Zero oleh India
India adalah penghasil karbon dioksida terbesar keempat di dunia setelah China, AS dan Uni Eropa.
Tetapi populasinya yang besar berarti emisi per kapitanya jauh lebih rendah daripada ekonomi utama dunia lainnya.Â
India mengeluarkan 1,9 ton CO2 per kepala populasi pada 2019, dibandingkan dengan 15,5 ton untuk AS dan 12,5 ton untuk Rusia tahun itu.
Modi membuat janji sebagai salah satu dari lima komitmen dari negaranya.
Itu termasuk janji bagi India untuk mendapatkan 50% energinya dari sumber daya terbarukan pada tahun 2030, dan pada tahun yang sama untuk mengurangi total emisi karbon yang diproyeksikan sebesar satu miliar ton.
Sementara target nol bersih 2070 mungkin mengecewakan para aktivis dan pakar di Glasgow, Modi tampaknya telah membuat orang-orang di negaranya terkesan.
India telah membuat kemajuan dengan mengumumkan 500 gigawatt (GW) kapasitas listrik non-fosil, setengah energi dari energi terbarukan, pengurangan emisi sebesar satu miliar ton dan intensitas emisi PDB sebesar 45% pada tahun 2030, menurut Arunabha Ghosh, Chief Executive Officer Dewan Energi, Lingkungan dan Air, sebuah wadah pemikir iklim terkemuka.
"Ini adalah aksi iklim yang nyata. Sekarang India menuntut $1tn (£722bn) dalam pendanaan iklim sesegera mungkin dan akan memantau tidak hanya aksi iklim tetapi juga pendanaan iklim," kata Dr Ghosh.
Advertisement