Liputan6.com, Paris - Presiden Rusia Vladimir Putin merasa tidak nyaman dengan latihan militer Amerika Serikat di Laut Hitam. Ia menilai latihan itu menambah ketegangan di Ukraina, meski aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina juga dituduh menambah ketegangan.
Rusia sejak lama dikritik karena tindakannya terhadap integritas wilayah Ukraina. Pada 2014, Rusia merebut Semenanjung Krimea dari Ukraina. Ambisi Rusia dijegal oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Baca Juga
Menurut laporan France24, Selasa (16/11/2021), Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan kepada Presiden Vladimir Putin bahwa Prancis siap membela integritas wilayah Ukraina.
Advertisement
Uni Eropa juga mengaku khawatir tentang tindakan Rusia di perbatasan Rusia. Blok 27 negara itu berkata memantau situasi bersama-sama Inggris dan Amerika Serikat.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pekan lalu memberikan peringatan kepada pemerintah Rusia agar tidak membuat "kesalahan serius" lagi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Twitwar
Akun Twitter resmi negara Ukraina dan Rusia juga sering melakukan aksi twitwar. Akun Ukraina kerap berani meledek Rusia ketika membahas Krimea.
https://t.co/qFxVG6NzbW pic.twitter.com/KqLGDjZc73
— Ukraine / Україна (@Ukraine) November 3, 2021
Terkait situasi di lapangan, Rusia juga baru-baru ini mengkritik Ukraina yang menggunakan drone. Pasalnya, Ukraina menggunakan drone TB2 Bayraktar buatan Turki.
Drone itu digunakan terhadap para separatis pro-Rusia.
Pemerintah Rusia menilai Ukraina melanggar perjanjian damai di Minsk pada 2015.
Advertisement