Angkatan Udara Jerman Bantu Proses Transfer Pasien COVID-19

Tujuan transfer pasien COVID-19 yang dibantu militer Jerman ini untuk meringankan klinik di selatan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Nov 2021, 17:33 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2021, 17:33 WIB
Beri Hormat ala Nazi, Turis Ini Ditangkap Saat Wisata di Jerman
Ilustrasi Bendera Jerman (pixabay.com)

Liputan6.com, Berlin - Jerman pada Jumat (26/11) melaporkan rekor baru, di mana lebih dari 76.000 infeksi COVID-19 dalam sehari.

Melihat angka ini, angkatan udara Jerman bersiap untuk pertama kalinya menerbangkan pasien yang sakit parah ke negara lain jika rumah sakit sudah penuh.

Sehari sebelumnya, Jerman telah melewati ambang 100.000 kematian terkait COVID-19 di tengah peringatan penuhnya rumah sakit terutama di selatan dan timur negara.

Kemudian angkatan udara Jerman melaporkan bahwa pihaknya telah akan mengangkut pasien COVID-19 yang sakit parah dari kota selatan Memmingen ke Muenster dekat Osnabrueck di wilayah utara.

Tujuan transfer pasien yang dibantu militer Jerman ini untuk meringankan klinik di selatan, kata sumber keamanan, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (26/11/2021).

Ini adalah pertama kalinya angkatan udara harus menggunakan apa yang disebut "unit perawatan intensif terbang", berupa pesawat yang dilengkapi hingga enam tempat tidur ICU, untuk memindahkan pasien Corona COVID-19 di Jerman.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ancaman Varian COVID-19 dari Afrika Selatan

FOTO: Kematian Akibat COVID-19 di Jerman Tembus 100 Ribu
Peti mati berlabel kertas 'SARS-CoV-2 positif - Corona' ditempatkan di krematorium di Giesen, Jerman, 25 November 2021. Badan pengendalian penyakit Jerman mengatakan pihaknya mencatat 351 kematian tambahan akibat COVID-19 dalam 24 jam terakhir. (Julian Stratenschulte/dpa via AP)

Berlin juga akan mendeklarasikan Afrika Selatan sebagai negara dengan perkembangan varian virus baru.

Keputusan itu, yang akan berlaku mulai Jumat malam, berarti maskapai hanya akan diizinkan menerbangkan orang Jerman ke Jerman dari Afrika Selatan, menurut sumber itu.

Orang Jerman yang kembali, bahkan mereka yang divaksinasi, kemudian harus menghabiskan 14 hari karantina.

"Varian yang baru ditemukan ini membuat kami khawatir. Itu sebabnya kami bertindak proaktif," kata Menteri Kesehatan Jens Spahn.

"Hal terakhir yang kami takutkan sekarang adalah varian baru yang menyebabkan lebih banyak masalah."


Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona

Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya