Liputan6.com, Jakarta - Metaverse telah menjadi topik pembicaraan hangat baru-baru ini, dengan Facebook dan Microsoft yang sama-sama mempertaruhkan klaim. Tapi apa itu metaverse? Dan kapan akan sampai di sini?
Penulis bernama Neal Stephenson dikreditkan dengan menciptakan istilah "metaverse" dalam novel fiksi ilmiah tahun 1992-nya "Snow Crash," di mana ia membayangkan avatar manusia hidup yang bertemu di bangunan 3D realistis dan lingkungan realitas virtual lainnya, seperti dikutip dari laman USA Today, Jumat (17/12/2021).Â
Sejak itu, berbagai perkembangan telah membuat tonggak sejarah dalam perjalanan menuju metaverse nyata, dunia virtual online yang menggabungkan augmented reality, virtual reality, avatar holografik 3D, video dan sarana komunikasi lainnya. Saat metaverse berkembang, ia akan menawarkan dunia alternatif yang sangat nyata bagi Anda untuk hidup berdampingan.
Advertisement
Firasat metaverse sudah ada di dunia game online saat ini seperti Fortnite, Minecraft, dan Roblox. Dan perusahaan di balik permainan tersebut memiliki ambisi untuk menjadi bagian dari evolusi metaverse.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa Itu Metaverse?
Metaverse adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality, augmented reality, dan video di mana pengguna "hidup" dalam dunia digital.
Pendukung metaverse membayangkan penggunanya bekerja, bermain, dan tetap terhubung dengan teman-teman melalui segala hal mulai dari konser dan konferensi hingga perjalanan virtual keliling dunia.
Mark Zuckerberg, CEO Meta --yang sebelumnya bernama Facebook--, memperkirakan perlu waktu lima hingga 10 tahun lagi sebelum fitur utama metaverse menjadi arus utama. Tetapi aspek metaverse saat ini sudah ada. Kecepatan broadband ultra-cepat, headset realitas virtual, dan dunia online yang selalu aktif sudah aktif dan berjalan, meskipun mungkin tidak dapat diakses oleh semua orang.
Advertisement
Contoh Metaverse
Meta, raksasa teknologi yang sebelumnya dikenal sebagai Facebook telah melakukan investasi signifikan dalam realitas virtual, termasuk akuisisi Oculus pada 2014. Meta membayangkan dunia virtual tempat avatar digital terhubung melalui pekerjaan, perjalanan, atau hiburan menggunakan headset VR.Â
Zuckerberg telah optimistis di metaverse, dan percaya itu bisa menggantikan internet seperti yang kita kenal.Â
"Platform dan media berikutnya akan menjadi lebih imersif dan mewujudkan internet di mana Anda berada dalam pengalaman, tidak hanya melihatnya, dan kami menyebutnya metaverse," kata CEO Meta Mark Zuckerberg bulan lalu setelah mengungkapkan rebranding perusahaan.Â
Sementara itu, Microsoft sebagai raksasa perangkat lunak yang sudah menggunakan hologram dan sedang mengembangkan aplikasi mixed and extended reality (XR) dengan platform Microsoft Mesh-nya, yang menggabungkan dunia nyata dengan augmented reality dan virtual reality.
Awal bulan ini, Microsoft memamerkan rencananya untuk menghadirkan realitas campuran termasuk hologram dan avatar virtual ke Microsoft Teams pada 2022.
Juga dalam pengerjaan untuk tahun depan termasuk ruang terhubung virtual 3D yang dapat dijelajahi untuk ritel dan tempat kerja. Angkatan Darat AS saat ini bekerja dengan Microsoft pada headset augmented reality Hololens 2 bagi tentara untuk berlatih, berlatih, dan bertarung. Selain itu, Xbox Live juga telah menghubungkan jutaan pemain video game di seluruh dunia.
Infografis Anak Indonesia Usia 6-11 Tahun Siap Terima Vaksin Covid-19:
Advertisement