Liputan6.com, Kuala Lumpur: Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur, Malaysia, dipenuhi penonton yang didominasi etnis Tionghoa. Mereka tampak bersemangat menyaksikan Festifal Dragon Dance dan Barongsai yang digelar baru-baru ini. Atraksi beragam barongsai dari berbagai negara yang membuat jantug deg-degan ditampillkan. Mulai dari barongsai dari wilayah selatan hingga utara yang lebih kaya gerak dengan kostum warna-warni.
Seorang peserta memamerkan keahliannya menari di atas tiang setinggi 20 meter. Jeritan tertahan penonton membahana ketika si penari nyaris terpeleset dari tumpuannya. Wajah mereka kembali cerah mengetahui aksi menantang maut tersebut cuma bagian dari pertunjukan. Begitulah barongsai, kesenian yang dibalur gerakan silat dan akrobat. Budaya ini sudah menjadi identitas warga keturunan Cina di manapun mereka berada.
Indonesia juga mengirimkan wakil. Pesertanya adalah kelompok barongsai dari Padang, Sumatra Barat. Memang, tak mudah berlatih apalagi terang-terangan mementaskan barongsai pada zaman Orde Baru. Meski dilarang, kelompok ini tetap berlatih diam-diam. Bahkan, mereka mendatangkan pelatih khusus dari Malaysia. Ya, kali ini, kelompok barongsai asal Indonesia ini kalah. Tapi, itu bukan tujuan utama. Sebab, mereka hanya ingin menunjukkan bahwa kebudayaan ini tak akan dibiarkan mati meski di bawah rezim otoriter sekali pun.(TNA/Tris Wijayanto dan Doni Indradi)
Seorang peserta memamerkan keahliannya menari di atas tiang setinggi 20 meter. Jeritan tertahan penonton membahana ketika si penari nyaris terpeleset dari tumpuannya. Wajah mereka kembali cerah mengetahui aksi menantang maut tersebut cuma bagian dari pertunjukan. Begitulah barongsai, kesenian yang dibalur gerakan silat dan akrobat. Budaya ini sudah menjadi identitas warga keturunan Cina di manapun mereka berada.
Indonesia juga mengirimkan wakil. Pesertanya adalah kelompok barongsai dari Padang, Sumatra Barat. Memang, tak mudah berlatih apalagi terang-terangan mementaskan barongsai pada zaman Orde Baru. Meski dilarang, kelompok ini tetap berlatih diam-diam. Bahkan, mereka mendatangkan pelatih khusus dari Malaysia. Ya, kali ini, kelompok barongsai asal Indonesia ini kalah. Tapi, itu bukan tujuan utama. Sebab, mereka hanya ingin menunjukkan bahwa kebudayaan ini tak akan dibiarkan mati meski di bawah rezim otoriter sekali pun.(TNA/Tris Wijayanto dan Doni Indradi)