Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, membantah bahwa negaranya ingin menyerang Ukraina. Situasi terkini ia sebut sebagai "histeria" dari negara-negara Barat.
"Perang informasi dengan skala besar sedang dilancarkan melawan kami," ujar Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva saat konferensi virtual, Kamis (17/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
Vorobieva berkata Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menegaskan bahwa ia tidak minat berperang, dan negaranya mencoba melakukan diplomasi. Lebih lanjut, Dubes Rusia juga menyebut bahwa Amerika Serikat sedang melakukan pengalihan isu dari masalah NATO.
"Ini bukanlah tentang invasi Rusia, ini adalah serangan informasi. Saya bilang ini adalah upaya untuk mengalihkan perhatian komunitas internasional dari hal yang serius," kata Dubes Rusia.
"Apa yang paling penting adalah pendirian agresif NATO yang mengembangkan infrastruktur militernya di dekat perbatasan kami."
Rusia memang menolak jika Ukraina masuk NATO. Mereka berkata berbahaya jika Ukraina menjadi anggota NATO, sebab lembaga itu jadi bisa membawa perlengkapan mereka ke Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.
Meski demikian, Ukraina menegaskan ingin bergabung dengan NATO. Niat itu semakin kuat sejak Rusia mencaplok daerah Krimea di 2004. Padahal, menurut hukum internasional wilayah itu adalah milik Ukraina. Dubes Rusia menegaskan bahwa negaranya tak akan mengembalikan Krimea ke Ukraina.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sudah Siap Mundur
Dubes Rusia berkata sejumlah besar pasukan Rusia di perbatasan Ukraina hanya ingin latihan saja dengan Belarusia. Pengiriman pasukan di perbatasan disebut sah-sah saja.
"Kami melaksanakan latihan-latihan militer dengan negara tetangga kita. Kami punya hak penuh untuk melakukan itu. Seperti yang kami ucapkan dari awal, para pasukan akan kembali ke markas-markas mereka. Ini sedang terjadi sekarang," ujarnya.
Selain itu, warga Rusia yang hidup di Indonesia juga diharapkan tetap tenang karena tak ada ancaman invasi Rusia.
Pemerintah Rusia juga membantah terkait adanya serangan-serangan cyber kepada Ukraina. Hal itu dianggap tak terbukti.
"Sangat mudah untuk menuduh siapa pun dengan serangan siber, sebab sangat sulit untuk mengidentifikasi negara pelaku," ucap Dubes Rusia.
Advertisement