Rusia Tak Patuhi Gencatan Senjata di Ukraina, Pilih Lontarkan Artileri dan Atur Pasukan

Evakuasi warga sipil Ukraina dari Kota Mariupol di bawah pengaturan gencatan senjata Sabtu 5 Maret 2022 gagal terlaksana, dengan Kiev menyebut pasukan Rusia terus melancarkan serangan.

diperbarui 06 Mar 2022, 18:35 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2022, 18:35 WIB
FOTO: Penyelamatan Benda Bersejarah dari Perang Rusia - Ukraina
Seorang wanita berjalan melewati Museum Sejarah Agama di Lviv, Ukraina, 4 Maret 2022. Pekerja merakit wadah logam di teras museum untuk menyimpan barang-barang dengan aman sebelum menempatkannya pada ruang bawah tanah untuk berjaga-jaga jika invasi Rusia maju ke barat. (AP Photo/Bernat Armangue)

Mariupol - Evakuasi warga sipil Ukraina dari Kota Mariupol di bawah pengaturan gencatan senjata Sabtu 5 Maret 2022 gagal terlaksana, dengan Kiev menyebut pasukan Rusia terus melancarkan serangan dan melakukan manuver pasuken.

Rusia perintahkan pasukannya hentikan penembakan di Kota Mariupol dan Volnovakha, agar warga mengungsi dari kota itu. Namun kabar dari Ukraina mengatakan evakuasi warga Mariupol ditunda karena terus terjadi penembakan.

Dewan kota Mariupol telah menunda evakuasi warganya melalui koridor kemanusiaan. Mereka menuduh pasukan Rusia melanggar gencatan senjata yang dimaksudkan untuk memungkinkan warga sipil meninggalkan kota dalam waktu lima jam.

"Karena fakta bahwa pihak Rusia tidak mematuhi gencatan senjata dan terus menembaki Mariupol dan sekitarnya dan untuk alasan keamanan, evakuasi penduduk sipil telah ditunda," kata pejabat kota dalam sebuah pernyataan di media sosial dikutip dari DW Indonesia, Minggu (7/3/2022).

Penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych dalam siaran televisi mengatakan, Rusia tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

DW melaporkan ada beberapa skeptisisme tentang apakah gencatan senjata akan benar-benar terjadi meskipun janji telah dibuat pada perundingan babak kedua antara kedua belah pihak pada 3 Maret.

Wakil walikota Mariupol, Serhiy Orlov, kepada media Inggris BBC sebelumnya juga mengatakan: "Rusia terus mengebom kami dan menggunakan artileri. Ini gila... Tidak ada gencatan senjata di Mariupol dan tidak ada gencatan senjata di sepanjang rute. Warga sipil kami siap untuk keluar dari kota tetapi mereka tidak dapat mengevakuasi diri di bawah penembakan."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gencatan Senjata untuk Evakuasi Warga Sipil

FOTO: Penyelamatan Benda Bersejarah dari Perang Rusia - Ukraina
Pekerja dan sukarelawan Museum Nasional Andrey Sheptytsky menyimpan potongan Barok dalam kotak kardus sebagai persiapan keselamatan jika terjadi serangan di Kota Lviv, Ukraina, 4 Maret 2022. (AP Photo/Bernat Armangue)

Sebelumnya gencatan senjata sementara di kota Mariupol dan Volnovakha hendak dimulai Sabtu (5/3) pukul 10:00 waktu Moskow (14:00 WIB).

"Rusia menghentikan semua serangannya, untuk memungkinkan pembentukan koridor kemanusiaan, supaya warga sipil bisa mengungsi keluar dari dua kota di kawasan timur Donetsk itu", demikian pernyataan kementerian pertahanan di Moskow.

Walikota Mariupol, Vadym Boychenko, mengatakan evakuasi warga sipil akan dimulai pukul 11:00 waktu Moskow (15:00 WIB). Koridor kemanusiaan akan dibuka selama 5 jam.

Walikota Boychenko sebelumnya menyatakan, kota di tenggara Ukraina itu tidak lagi memiliki pasokan air bersih, listrik, dan juga persediaan makanan mulai menipis.

Jika Mariupol jatuh ke tangan pasukan Rusia, ini akan memungkinkan penggabungan militer Rusia dengan satuan dari Donbass dan Crimea.

Sebelumnya para juru runding Rusia dan Ukraina menyetujui dibentuknya koridor kemanusiaan di kawasan Ukraina yang paling parah dilanda pertempuran.

Kota pelabuhan Mariupol dengan populasi hampir setengah juta orang dan kota kecil Volnovakha sejak beberapa hari terakhir berada dalam gempuran tentara Rusia yang terus maju ke kota itu.

Penasehat menteri dalam negeri Ukraina, Anton Heraschenko Sabtu (5/3) mengatakan, akan ada kesepakatan berikutnya dengan Rusia, mendirikan koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil dari kawasan pertempuran.

"Diyakini akan ada kesepakatan lain semacam ini, untuk kawasan lainnya di Ukraina", kata Heraschenko merujuk pada evakuasi yang sedang berlangsung di kota Mariupol yang dikepung pasukan Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya