Liputan6.com, Jakarta Miliarder Rusia dan mantan pemilik Chelsea FC, Roman Abramovich, diduga menjadi korban serangan racun. Pelaku dicurigai adalah pendukung garis keras Rusia.
Dilaporkan BBC, Selasa (29/3/2022), sumber-sumber yang dekat dengan Abramovich menyebut ia mengalami sakit mata serta kulitnya mengelupas. Sejumlah delegasi Ukraina lain mengalami hal serupa.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi Abramovich kini sudah membaik.
Laporan The Wall Street Journal menyebut ada dugaan pendukung garis keras Rusia ingin mengganggu diskusi damai Rusia-Ukraina pada awal April.
Namun, seorang pejabat Amerika Serikat yang namanya enggan disebutkan berkata Roman Abramovich tidak diracuni dan gejala yang ia alami adalah karena faktor "lingkungan".
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Respons Pejabat Ukraina
Pejabat kantor kepresidenan Ukraina, Ihor Zhovkva, berkata kepada para BBC bahwa anggota-anggota delegasi Ukraina berada dalam kondisi baik. Salah satunya juga menyebut cerita racun itu adalah "palsu".
Zhovkva belum berbicara dengan Abramovich mengenai dugaan keracunan ini.
Abramovich memang terlibat dalam negosiasi damai Rusia-Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga menyambut bantuan dari Abramovich.
Selama invasi Rusia terjadi, Abramovich juga terkena sanksi dari pemerintah Inggris. Kariernya sebagai pemilik klub sepakbola Inggris, Chelsea pun terganggu. Abramovich diketahui punya hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Advertisement