Pemimpin Tertinggi Taliban Larang Opium Ditanam dan Diperdagangkan di Afghanistan

Pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada melarang penanaman poppyopium dan perdagangan opium di Afghanistan.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Apr 2022, 15:35 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2022, 15:35 WIB
Penjual opium dan pembeli mengobrol tentang teh hijau di sekitar karung opium dan hashish di sebuah pasar opium di Kandahar, Afghanistan (BULENT KILIC / AFP)
Penjual opium dan pembeli mengobrol tentang teh hijau di sekitar karung opium dan hashish di sebuah pasar opium di Kandahar, Afghanistan (BULENT KILIC / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada melarang penanaman poppyopium dan perdagangan opium di Afghanistan. Perintah itu tertuang dalam keputusan pemerintahan sementara pimpinan Taliban.

"Penegakan keputusan ini adalah wajib. Pelanggar akan dituntut dan dihukum oleh pengadilan," kata pemerintahan sementara pimpinan Taliban dalam sebuah pernyataan.

"Sesuai dengan keputusan pemimpin tertinggi Emirat Islam Afghanistan, semua warga Afghanistan diinformasikan bahwa mulai sekarang, penanaman poppyopium telah dilarang keras di seluruh negara ini." 

Pernyataan itu menambahkan bahwa jika ada yang melanggar keputusan tersebut, tanaman yang dimaksud akan segera dimusnahkan dan pelanggar akan dihukum.

"Selain itu, penggunaan, pengangkutan, perdagangan, ekspor dan impor semua jenis narkotika, seperti alkohol, heroin, tablet K (obat dengan efek stimulan yang sering dijual di Afghanistan), hashishdan lain-lain, termasuk pabrik pembuatan obat di Afghanistan, kini dilarang keras," ungkap pernyataan itu.

"Penegakan keputusan ini adalah wajib. Pelanggar akan dituntut dan dihukum oleh pengadilan," menurut pernyataan itu.

Diketahui, sebagian besar poppyopium di dunia ditanam di negara Asia yang dilanda militansi itu. Pada 2020, sekitar 6.300 ton opium diproduksi di negara itu, menurut data resmi. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

 

Taliban Penuhi Janji

Taliban Buka Sekolah Khusus untuk Perempuan
Anak perempuan mengikuti kegiatan pembelajaran di Kabul, Rabu (23/3/2022). Pembukaan kembali sekolah menengah untuk anak perempuan di seluruh Afghanistan memicu kegembiraan dan ketakutan di antara puluhan ribu siswa yang kehilangan pendidikan sejak Taliban kembali berkuasa. (Ahmad SAHEL ARMAN/AFP)

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pentingnya Taliban untuk memenuhi janji-janji yang telah disampaikan jika ingin mendapatkan kepercayaan dari dunia.

"Penting bagi Taliban untuk memenuhi janji-janjinya," ujar Retno Marsudi, Kamis 31 Maret 2022. 

"Karena pemenuhan janji tersebut atau pemenuhan komitmen tersebut akan menciptakan enabling environment bagi dukungan internasional terhadap pembangunan ekonomi Afghanistan," tambahnya.

Menurutnya, penting membangun kepercayaan antara Taliban dengan dunia internasional.

"Saya sampaikan trust atau kepercayaan ini tidak jatuh dari langit. Namun harus dibangun dan dipelihara," ujar Retno Marsudi.

"Trust akan tercipta apabila Taliban melakukan langkah maju dan memenuhi semua komitmen yang telah disampaikan pada Agustus tahun lalu."


Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya