Menhan AS Ungkap Kunci agar Ukraina Menang Lawan Rusia

Menlu AS Antony Blinken dan Menhan AS Lloyd Austin mengunjungi Ukraina secara mendadak.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Apr 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 07:36 WIB
Joe Biden tunjuk Lloyd Austin sebagai menteri pertahanan (menhan) AS. Ia adalah jenderal kulit hitam pertama yang akan memimpin Pentagon.
Menhan AS Lloyd Austin kunjungi Ukraina. Dok: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais

Liputan6.com, Kiev - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken melakukan kunjungan ke Kiev secara mendadak. Ia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Blinken datang bersama Menteri Pertahanan Lloyd Austin. Kepada Zelensky, pihak AS berjanji akan terus memberikan bantaun agar menang melawan Rusia. Menhan AS juga memuji semangat dari Presiden Ukraina.

"Ia memiliki mindset bahwa mereka ingin menang, dan kami memiliki mindset agar kami menolong mereka untuk menang," ujar Menhan AS Lloyd Austin, dikutip AP News, Selasa (26/4/2022).

Menhan AS berkata pertempuran di Ukraina telah berubah karena Rusia telah mundur dari wilayah utara untuk berfokus pada wilayah industri di timur Ukraina. Perubahan ini membuat fokus kebutuhan Ukraina jadi berubah kepada tank, artileri, dan amunisi lainnya.

Menhan Austin yakin perlengkapan militer menjadi kunci kemenangan Ukraina.

"Langkah pertama kemenangan adalah mempercayai bahwa kamu bisa menang," ujar Menhan Austin. "Kami percaya bahwa mereka bisa menang jika memiliki perlengkapan yang tepat, dukungan yang tepat, dan kami akan melakukan segala yang kami bisa ... agar mereka memiliki hal-hal tersebut," ujar Austin.

"Kami ingin melihat Ukraina tetap sebagai negara yang berdaulat, negara demokratis yang dapat melindungi wilayah kedaulatannya. Kami ingin melihat Rusia melemah hingga tak bisa melakukan hal-hal seperti invasi Ukraina," lanjutnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga melaksanakan kunjungan kejutan ke Ukraina. Tak lama kemudian, PM Johnson dan sejumlah jajarannya dicekal masuk Rusia. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Wilayah Ukraina Masih Digempur

Teater Mariupol
Mariupol menjadi target serangan Ukraina.

Rusia kembali menggempur pertahanan terakhir Ukraina yang masih berada di pabrik baja raksasa di Mariupol, beberapa hari setelah Moskow menyatakan menang atas kota di selatan itu dan mengatakan pasukannya tidak perlu mengambil alih pabrik tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan militer mereka belum siap untuk mencoba menerobos kepungan Mariupol.

Namun, Zelensky mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan mengunjungi Kiev pada Minggu dan membahas jenis senjata yang dibutuhkan Ukraina saat invasi Rusia memasuki bulan ketiga.

"Begitu kami memiliki (senjata lainnya), begitu jumlah sudah cukup banyak, percaya pada saya, kami akan segera merebut wilayah di sana sini, yang untuk sementara diduduki," kata Zelensky saat konferensi pers, Sabtu (23/4).

Gedung Putih tidak mengiyakan rencana perjalanan Blinken dan Austin. Sedangkan Departemen Luar Negeri dan Pentagon enggan berkomentar.

Serangan terhadap Mariupol, pertempuran konflik terparah, membabi buta selama beberapa pekan.

Pendudukan kota tersebut dianggap penting bagi upaya Rusia untuk menghubungkan wilayah Donbas timur dengan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada 2014.

Kelompok separatis dukungan Moskow sudah bertahun-tahun menguasai wilayah di Donbas.

Ukraina memperkirakan ribuan orang warga sipil tewas di Mariupol dan 100.000 lainnya masih berada di kota itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah menyebutkan sedikitnya ratusan ribuan warga sipil tewas.

Ajudan Wali Kota Mariupol menuturkan upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil pada Sabtu gagal.

Di pelabuhan Laut Hitam, Odessa, sedikitnya delapan orang tewas, kata presiden.

Dua misil menggempur sebuah fasilitas militer dan dua bangunan perumahan pada Sabtu, kata militer Ukraina.

Sirene serangan udara terdengar di Odessa dan Mykolaiv, sebuah kota di dekat Laut Hitam, pada Minggu dini hari tanpa laporan langsung mengenai serangan baru.

 

Ukraina Sebut Rusia Ingin Serang Negara Lain

FOTO: Usai Bertemu Putin, Emmanuel Macron Temui Presiden Ukraina
Presiden Ukraina Volodymr Zelensky.  (Sergei SUPINSKY/AFP)

Presiden Ukrainia, Volodymyr Zelensky, pada Jumat (22/4), menggunakan pernyataan seorang jenderal Rusia, sebagai bukti bahwa Moskow akan menyerang negara lain apabila Rusia berhasil di Ukraina.

Jenderal itu mengatakan, Rusia bertujuan merebut semua wilayah Ukraina selatan dan timur serta menghubungkannya dengan provinsi yang memisahkan diri di negara tetangga Moldova. 

"Itu hanya menegaskan apa yang telah saya katakan beberapa kali: invasi Rusia ke Ukraina hanya sebagai permulaan," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya Jumat malam.

Dia mengatakan sebelumnya, komentar Rustam Minnekayev, wakil komandan distrik militer pusat Rusia menunjukkan bahwa Rusia tidak akan berhenti dengan Ukraina.

Kantor berita milik pemerintah Rusia mengutip Minnekayev yang mengatakan Moskow ingin merebut seluruh wilayah Donbas di timur Ukraina, membuat koridor darat untuk menghubungkan dengan semenanjung Krimea dan merebut seluruh wilayah selatan negara itu ke arah barat hingga wilayah Moldova yang memisahkan diri dan diduduki Rusia.

Moldova memanggil duta besar Rusia hari Jumat untuk mengungkapkan “keprihatinan mendalam” atas komentar jenderal itu.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jalina Porter menolak mengomentari pernyataan jenderal Rusia itu, tetapi mengatakan Washington dengan tegas mendukung kedaulatan Moldova.

Vladimir Putin Diajak Dewan Eropa Bahas Situasi Ukraina

FOTO: Rusia - Ukraina Memanas, Emmanuel Macron Temui Vladimir Putin di Moskow
Presiden Rusia Vladimir Putin. (SPUTNIK/AFP)

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel membahas situasi di Ukraina selama percakapan telepon pada Jumat (22/4) kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Michel memberi tahu Vladimir Putin tentang kontaknya dengan para pemimpin Ukraina selama perjalanan baru-baru ini ke Kiev, dan Putin menguraikan penilaiannya tentang operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Menanggapi panggilan Michel untuk melakukan kontak langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Putin menegaskan bahwa kemungkinan seperti itu tergantung pada hasil nyata dalam pembicaraan damai yang sedang berlangsung.

Dimana, "pihak Ukraina menunjukkan inkonsistensi dan tidak siap untuk mencari solusi yang dapat diterima bersama," demikian dikutip dari Xinhua, Sabtu (23/4/2022).

Rusia telah membatalkan serangan terhadap zona industri pabrik Azovstal di Mariupol Ukraina dan menawarkan semua pasukan perlawanan di sana kesempatan untuk meletakkan senjata dan "menerima perlakuan yang layak," kata Putin.

Dia menjelaskan langkah-langkah Rusia untuk melindungi warga sipil, termasuk pembukaan koridor kemanusiaan.

Michel "sangat mendesak untuk akses kemanusiaan segera dan perjalanan yang aman dari Mariupol dan kota-kota terkepung lainnya pada kesempatan Paskah Ortodoks," katanya di Twitter.

Dia juga menegaskan kembali posisi Uni Eropa (UE), yang mendukung Ukraina dan kedaulatannya, dan mengutuk sanksi atas operasi Rusia, tweetnya.

Putin mengkritik "pernyataan tidak bertanggung jawab" dari pejabat Uni Eropa tentang perlunya menyelesaikan masalah Ukraina melalui cara militer dan mengabaikan "banyak kejahatan perang" oleh pasukan Ukraina, menurut pernyataan itu.

Dia juga mengecam sebagian besar kebijakan Russophobic negara-negara Uni Eropa di bidang budaya, kemanusiaan dan olahraga.

Infografis Rusia Serang Ukraina dan Dalih Vladimir Putin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia-Ukraina.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya