Unggul Pemilu Malaysia: Anwar Ibrahim Minta Suku Melayu, China, dan India Tak Pecah Belah

Anwar Ibrahim minta tak ada yang menggunakan isu SARA pasca-pemilu Malaysia 2022.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Nov 2022, 09:36 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2022, 09:34 WIB
Anwar Ibrahim menjelang Pemilu Malaysia 2022.
Anwar Ibrahim menjelang Pemilu Malaysia 2022. Dok: Facebook/Anwar Ibrahim

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Calon Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim meminta agar tidak ada perpecahan suku di negaranya. Ucapan itu diberikan usai ada retorika negatif terkait suku-suku setelah pemilu Malaysia 2022. 

Anwar Ibrahim yang unggul dalam pemilu meminta agar tidak ada lagi retorika yang bisa memecah kerukunan suku Melayu, suku China, suku India, maupun suku dari wilayah Sabah dan Sarawak. 

Lebih lanjut, politisi senior itu menyebut retorika itu dipanas-panasi oleh orang-orang yang kepentingannya terdesak di tengah pemilu. Retorika itu dinilai mengganggu upaya membangun pemerintahan.

"Saya bimbang melihat sentimen dan retorik perkauman yang terus diapikan oleh segelintir pihak yang terdesak dan berkepentingan terutamanya di saat penting seperti sekarang," ujar Anwar Ibrahim melalui Facebook resminya, dikutip Selasa (22/11/2022).

Ia pun menegaskan agar pemilu tidak berakhir dengan kekacauan antar-suku, dan bahwa semua suku di Malaysia adalah bersaudara.

"Usaha dan ikhtiar dalam menubuhkan kerajaan yang bertanggungjawab dan stabil tidak seharusnya berakhir dengan kekacauan kerana kaum Melayu, China, India, Orang Asli, suku kaum Sabah dan Sarawak adalah bersaudara sebagai manusia dan rakyat Malaysia yang cintakan keamanan," tegas Anwar Ibrahim. 

Anwar lantas meminta agar pemimpin kepolisian Malaysia bersikap tegas agar retorika SARA tersebut tidak digunakan di perpolitikan Malaysia. 

Aliansi politik Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim berhasil unggul di pemilu Malaysia dengan 83 kursi di parlemen. Namun, ia belum pasti menjadi perdana menteri, sebab partainya belum meraih mayoritas. Muhyiddin Yassin pun masih terus membangun koalisi agar menjadi mayoritas.

Mahathir dan UMNO Kalah Telak

PM Mahathir Mohamad dalam KTT Islam di Kuala Lumpur Summit 2019.
PM Mahathir Mohamad dalam KTT Islam di Kuala Lumpur Summit 2019. (Source: AFP/ Mohd Rasfan)

Sebelumnya dilaporkan, hasil pemilu Malaysia tidak berhasil mendapatkan partai mayoritas di parlemen. Hal itu menyebabkan terjadinya "parlemen gantung" dan perdana menteri Malaysia belum bisa terpilih.

Mahathir Mohamad kalah di pemilu tersebut. Namun, mantan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin berpotensi kembali menjadi perdana menteri setelah berhasil meraih dukungan dari Sarawak dan Sabah.

Muhyiddin Yassin menjadi perdana menteri pada Maret 2020 hingga Agustus 2021. Ia kembali maju di pemilu Malaysia melalui koalisi Perikatan Nasional.

Berdasarkan laporan CNBC, Senin (21/11), Muhyiddin Yassin telah berhasil menarik tambahan koalisi dari Kalimantan, sehingga kursi yang ia raih menjadi 101. Angka itu mulai mendekati kursi mayoritas, yakni 112 kursi di parlemen.

Dukungan terbaru yang diraih Muhyiddin Yassin berasal dari Gabungan Parti Sarawak (GPS) dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS). 

"Saya berkeyakinan bahwa saya akan memperoleh bilangan sokongan yang mencukupi dari para Dewan Rakyat untuk membolehkan saya dilantik oleh KDYMM Seri Paduka Baginda Yang Di-Pertuan Agong sebagai Perdana Menteri ke-10 sepertimana yang dikehendaki oleh Perlembagaan Persekutuan," ujar Muhyiddin Yassin dalam pernyataan resminya.

Sementara, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dan aliansi Barisan Nasional mengalami kekakalahan besar. Mereka hanya meraih 30 kursi. Koalisi Ismail dipimpin oleh United Malays National Organization (UMNO). 

Mahathir Mohamad yang berusia 97 masih maju di pemilu ini, namun ia mengalami kekalahan. Ini adalah kekalahan pertama Mahathir dalam 53 tahun terakhir.

Pemilu 19 November

Anwar Ibrahim
Ketua Partai Keadilan Rakyat Malaysia, Anwar Ibrahim mengucapkan sumpah jabatan dalam upacara pelantikan di Gedung Parlemen, Kuala Lumpur, Senin (15/10). Anwar Ibrahim dilantik sebagai anggota parlemen setelah memenangkan pemilu sela. (MOHD RASFAN/AFP)

Warga Malaysia mulai memberikan suara pada Sabtu (19/11), setelah dua pekan kampanye gencar, di mana belum ada kepastian pemenang yang jelas dalam Pemilihan Umum ke-15. 

Meskipun hujan ringan, mengutip laporan Straits Times, antrean mulai terbentuk di beberapa tempat pemungutan suara secara nasional menjelang waktu pembukaan jam 08.00 pagi di Semenanjung Malaysia.

Gerbang di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Selangor dan Johor dibuka sekitar 15 menit lebih awal dari jadwal untuk memungkinkan pemilih tak kehujanan.

Sementara itu, tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 07.30 pagi di Sabah dan Sarawak.

Ahmad Faizal Azumu, kandidat Perikatan Nasional (PN) untuk bangsal semi-perkotaan Tambun di Perak tiba di pusat pemungutan suara sebelum jam 08.00 pagi. Dia menghabiskan beberapa waktu berbicara dengan para pemilih sebelum memberikan suaranya beberapa menit kemudian.

Faizal menghadapi Anwar Ibrahim dari Pakatan Harapan, menjadikan Tambun sebagai salah satu kursi terpanas di negara ini untuk diperebutkan.

Presiden Umno Zahid Hamidi bergabung dengan puluhan pemilih yang mengantre untuk memberikan suara pada pukul 08.15 pagi di Madrasah Sg Nipah di Bagan Datuk, Perak. Ia berjalan menuju TPS bersama puluhan pendukung, istri, dan juga anak perempuannya, yang juga mengantre untuk mencoblos.

Di Selangor, caretaker menteri perdagangan internasional Azmin Ali tiba di SK Klang Gate sekitar pukul 08.35 pagi, di mana dia akan memberikan suaranya untuk gedung parlemen Gombak.  

Tiga Koalisi Dominan

Rakyat Malaysia menyalurkan suara dalam pemilihan umum yang dipercepat
Seorang pria memberikan suaranya selama pemilihan umum (pemilu) di Seberang Perai, negara bagian Penang, Malaysia, Sabtu (19/11/2022). Setelah dua pekan melakukan kampanye, Malaysia akan menggelar pesta demokrasinya yang dipercepat, setelah Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob membubarkan pemerintah. (AP Photo/Vincent Thian)

Anggota parlemen petahana menghadapi pertarungan sengit melawan mantan anak didiknya yang menjadi saingannya, Menteri Besar Selangor Amirudin Shari.

Yang diperebutkan adalah 222 kursi di Parlemen federal dan 117 kursi negara bagian di negara bagian Perlis, Perak dan Pahang, dan pemilihan sela di kursi negara bagian Bugaya di Sabah.

Negara bagian lainnya memilih untuk tidak membubarkan badan legislatif negara bagian mereka dan mengadakan pemilihan negara bagian bersamaan dengan jajak pendapat nasional.

Ini adalah pertama kalinya pemilih harus memilih antara tiga koalisi utama, Barisan Nasional (BN), Pakatan Harapan (PH) dan Perikatan Nasional (PN), sejumlah partai kecil dan lebih dari 100 kandidat independen.

Infografis 6 Rekomendasi WHO untuk Akhiri Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Rekomendasi WHO untuk Akhiri Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya