Keren, Bayi Kembar Lahir dari Embrio yang Dibekukan 30 Tahun Lalu

Embrio yang dibekukan pada 1992, akhirnya dilahirkan akhir Oktober lalu di Tennessee, AS. Embrio itu dikembangkan melalui proses bayi tabung dan bertahan selama 30 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi bayi kembar (pixabay)
Ilustrasi bayi kembar (pixabay)

Liputan6.com, Nashville - Bayi kembar telah lahir di negara bagian Tennessee, AS dari embrio yang dibekukan lebih dari 30 tahun lalu.

Kelahiran ini diyakini sebagai rekor baru untuk embrio beku terlama yang pernah menghasilkan 'kelahiran yang sukses'.

Mereka disimpan di sekitar -128 derajat Celsius (-200F) dalam nitrogen cair pada 22 April 1992.

Rachel Ridgeway, ibu empat anak dari Oregon, melahirkan si kembar pada 31 Oktober. Sang ayah, Philip Ridgeway, mengatakan itu "membingungkan".

Lydia Ann dan Timothy Ronald Ridgeway kemungkinan membuat rekor baru, menurut National Embryo Donation Center (NEDC), sebuah organisasi swasta berbasis agama yang mengatakan telah membantu kelahiran lebih dari 1.200 bayi dari embrio yang disumbangkan.

Pemegang rekor NEDC sebelumnya, Molly Gibson, lahir pada tahun 2020 dari embrio yang telah dibekukan selama hampir 27 tahun.

"Keputusan untuk mengadopsi embrio ini harus meyakinkan pasien yang bertanya-tanya apakah ada yang mau mengadopsi embrio yang mereka buat 5, 10, 20 tahun lalu," kata Dr. John David Gordon yang melakukan transfer embrio.

"Jawaban itu pasti ya!"

Embrio kembar telah diciptakan untuk pasangan suami istri anonim menggunakan in vitro fertilization atau IVF (bayi tabung). Pria itu berusia 50-an dan dilaporkan mengandalkan donor sel telur berusia 34 tahun.

Mereka disimpan di laboratorium kesuburan di pantai barat AS hingga 2007 ketika pasangan itu menyumbangkannya ke NEDC di Knoxville, Tennessee agar pasangan lain menggunakannya.

Pemindahan ke Rahim Setelah 30 Tahun

Ilustrasi proses bayi tabung
Ilustrasi proses bayi tabung/Shutterstock.

Ahli embriologi di klinik mitra NEDC Southeastern Fertility kemudian melakukan pencairan dan pemindahan ke rahim pada awal tahun 2022.

Dalam sebuah pernyataan, NEDC berharap berita itu akan "mendorong orang lain untuk merasakan berkah dari adopsi embrio untuk diri mereka sendiri".

Ini adalah anak pertama keluarga Ridgeways -- yang memiliki empat anak lain antara usia satu dan delapan tahun -- melalui IVF dan donor.

"Saya berumur lima tahun ketika Tuhan memberikan kehidupan kepada Lydia dan Timothy, dan dia telah memelihara kehidupan itu sejak saat itu," kata Philip Ridgeway kepada CNN dari rumah keluarga tersebut.

"Dalam arti tertentu, mereka adalah anak tertua kami, meskipun mereka adalah anak terkecil kami."

"Ada sesuatu yang membingungkan tentang itu," tambahnya.

Bayi Tabung adalah Pembuahan di Luar Tubuh Wanita

ilustrasi program hamil lewat bayi tabung (IVF). Photo by Amr Tahaâ„¢ on Unsplash
ilustrasi program hamil lewat bayi tabung (IVF). Photo by Amr Tahaâ„¢ on Unsplash

Apa itu bayi tabung?

Bayi tabung adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk membantu proses kehamilan. Prosedur ini dapat menjadi salah satu solusi bagi pasangan yang mengalami gangguan kesuburan untuk memiliki anak.

Bayi tabung adalah program kehamilan yang menggabungkan sel telur dan sperma di luar tubuh. Setelah penggabungan, sel telur yang sudah dibuahi (embrio) akan diletakkan kembali di rahim.

Proses kehamilan ini bermula ketika sel telur yang matang dibuahi oleh sperma di saluran indung telur. Jika sel telur yang sudah dibuahi ini menempel di dinding rahim, normalnya janin akan mulai tumbuh di rahim dan akan lahir 9 bulan kemudian.

Namun akibat kondisi tertentu, proses tersebut tidak berjalan normal. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan pada organ panggul wanita atau masalah kesuburan pada pria. Dengan begitu perlu untuk dilakukannya prosedur bayi tabung.

 

Tak Perlu ke Luar Negeri, Keberhasilan Program Bayi Tabung di Indonesia Setara Eropa

Ilustrasi pasangan yang menjalani program IVF (bayi tabung). Photo by Kelly Sikkema on Unsplash
Ilustrasi pasangan yang menjalani program IVF (bayi tabung). Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Tak hanya di luar negeri, teknologi bayi tabung juga telah masuk ke Indonesia.

Sejumlah klinik fertilitas atau kesuburan di Indonesia memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Setiap pasangan yang ingin memiliki anak, sebenarnya bisa menjalani program kehamilan seperti bayi tabung didampingi oleh dokter-dokter terbaik tanpa perlu ke luar negeri.

Saat ini sudah tersedia 51 klinik fertilitas (IVF centers) di Indonesia dengan teknologi yang diaplikasikan tidak ketinggalan dari negara-negara lain.

"Pregnancy rate atau tingkat keberhasilan untuk hamil dari program bayi tabung yang dilakukan klinik fertilitas (IVF centers) di Indonesia setara dengan di Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa, kapabilitas, fasilitas/infrasturktur dan teknologi yang ada di Indonesia sudah maju dan bisa menjadi solusi bagi pasangan untuk mendapatkan keturunan," kata Presiden Direktur MERCK Evie Yulin dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com, Sabtu (27/8/2022).

Menurut Evie, saat ini masih ada gap yang cukup besar antara jumlah pasangan yang mengalami infertilitas dengan jumlah pasangan yang telah menjalankan program IVF. Padahal, terapi fertilitas yang memungkinkan setiap pasangan yang ingin memiliki anak, sudah bisa dilakukan di Indonesia.

"Masih banyaknya pasien yang keluar negeri adalah pekerjaan rumah yang perlu dilakukan bersama untuk meyakinkan bahwa standar layanan di Indonesia cukup tinggi dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah, PERFITRI dan POGI," jelas Evie.

Evie menyampaikan, saat ini diperkirakan sekitar 3-5 juta pasangan diantaranya mengalami infertilitas atau masalah kesuburan, menurut pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21) yang dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2021.

 

Penulis: Safinatun Nikmah

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya