Liputan6.com, Pulau Ischia - Tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat menyapu rumah-rumah di pulau Ischia, dekat Naples.
Longsor menumbangkan pepohonan, menelan bangunan dan menyeret mobil hingga ke area laut pada Sabtu dini hari.
Baca Juga
Jenazah seorang wanita dilaporkan ditemukan dan beberapa orang lainnya masih hilang, dikutip dari laman BBC, Minggu (27/11/2022).
Advertisement
Lusinan rumah jadi sasaran dan cuaca buruk menghamba proses ppenyelamat.
Penduduk di Lisa Mocciaro mengatakan kepada kantor berita Ansa: "Kami mulai mendengar guntur keras sekitar pukul 03:00 waktu setempat. Kemudian tanah longsor pertama turun, diikuti oleh yang kedua sekitar pukul 05:00 waktu setempat. Mengerikan."
Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Piantedosi mengatakan kepada wartawan bahwa situasinya "sangat rumit" dan orang-orang yang hilang diyakini terperangkap.
Hujan deras telah mengguyur Campania, wilayah sekitar Napoli dan Ischia, selama beberapa hari. Peringatan cuaca untuk curah hujan dan angin kencang diberlakukan hingga Minggu.
Pada Kamis kemarin, dua orang tewas akibat cuaca buruk di wilayah tersebut. Seorang turis Argentina tenggelam setelah tersapu ke laut. Sementara seorang pria tersambar petir di pantai.
Otoritas setempat mengimbau warga untuk tinggal di rumah.
Sebelumnya, Menteri Infrastruktur Matteo Salvini mengatakan, delapan orang tewas akibat tanah longsor, menambahkan: "Dari utara ke selatan, negara ini perlu dilindungi karena merupakan negara terindah di dunia."
Longsor di Venezuela
Sebelumnya, jumlah korban tewas akibat bencana alam tanah longsor di Venezuela telah naik jadi 50 orang.Â
Dilansir Channel News Asia, Jumat (14/10/2022), bencana tanah longsor tersebut melanda kota Venezuela, dekat ibu kota Caracas.
"Sejauh ini kami secara resmi memiliki 50 orang yang sayangnya kehilangan nyawa dan (tubuh mereka), dan telah diserahkan kepada kerabat mereka," kata Menteri Dalam Negeri Remigio Ceballos kepada saluran televisi lokal, memperbarui jumlah korban sebelumnya sebanyak 43 orang.
Hujan deras yang sangat lebat pada hari Sabtu telah menyebabkan sungai besar dan beberapa aliran air meluap di Las Tejerias, sebuah kota berpenduduk sekitar 50.000 orang yang terletak di pegunungan dekat Caracas.
Hujan menyebabkan semburan lumpur yang menghanyutkan mobil, bagian dari rumah, bisnis dan kabel telepon, dan menebang pohon besar.
Sekitar 3.200 orang telah dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan dan pembersihan di kota itu, kata Ceballos.
Presiden Nicolas Maduro mengatakan awal pekan ini bahwa jumlah korban dari bencana alam terburuk Venezuela dalam beberapa dekade kemungkinan akan mencapai 100.
Para ahli mengatakan, badai itu diperparah oleh fenomena cuaca musiman La Nina yang mencengkeram wilayah tersebut, serta efek dari Badai Julia, yang merenggut sedikitnya 26 nyawa di Amerika Tengah dan menyebabkan kerusakan parah.
Advertisement
Badai Kerap Terpa Venezuela
Venezuela yang dilanda krisis tidak asing dengan badai musiman, tetapi ini adalah yang terburuk sepanjang tahun ini setelah tingkat hujan bersejarah yang menyebabkan lusinan kematian lainnya dalam beberapa bulan terakhir.
Maduro telah bersumpah untuk membangun kembali "setiap" rumah dan bisnis yang hancur akibat tanah longsor.
"Las Tejerias akan bangkit seperti burung phoenix, Las Tejerias akan terlahir kembali," katanya.
Duka Nasional
Sementara itu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah mengumumkan duka nasional selama tiga hari.
Ada dua anak bayi yang ikut kehilangan nyawa akibat longsor tersebut.
Longsor itu dipicu hujan deras yang membuat sungai El Pato meluap. Akibatnya, air banjir menggerus rumah, kendaraan, hingga pepohonan di kota Las Tejerias.
Kepada AFP, seorang pria mengaku berpegangan pada antena di atas rumahnya ketika banjir menghantam.
"Saya tidak bisa menemukan apa pun selain memanjang atap dan berpegangan pada antena," ujar pria berusia 65 tahun itu.
Advertisement