Liputan6.com, Madiun - Bola Piala Dunia 2022 dibuat di Madiun, Jawa Timur. Bola ini mendapat sorotan dari ahli fisika Amerika Serikat, terutama karena teksturnya.
Dilansir The Conversation, Senin (28/11/2022), ahli fisika dari Amerika Serikat, John Eric Goff, berkata bola-bola di Piala Dunia tetap menarik disorot, meski Piala Dunia Qatar dipenuhi kontroversi korupsi dan HAM.
Advertisement
Baca Juga
Penampilan Mantan Miss Kroasia Ivana Knoll Nekat Pakai Baju Seksi Nonton Piala Dunia, Tuai Kritik Hingga Terancam Dipenjara
Piala Dunia 2022, Catatan Redaksi Liputan6: Qatar Memalukan, Penyisihan Penuh Kejutan
Ketertarikan MU Memang Bikin Senang, tapi Cody Gakpo Lebih Pilih Fokus ke Piala Dunia 2022
Pemasok bola Piala Dunia adalah Adidas yang telah melakukannya sejak 1970. Era baru bagi bola dimulai pada Piala Dunia 2006 di Jerman. Saat itu, bola bernama Teamgeist memiliki teknik pembuatan yang baru sehingga bisa mencegah air dari interior bola saat hari sedang hujan atau lembab.
Bola Al Rihla buatan Madiun juga mendapat sorotan karena ada perbedaan.
"Ketimbang menggunakan tekstur yang terangkat untuk menambah kerasnya tekstur seperti bola-bola sebelumnya, Al Rihla diliputi oleh fitur-fitur seperti lesung yang memberikan permukaannya rasa yang relatif lembuh dibandingkan dengan pendahulu-pendahulunya," ujar John Eric Goff, profesor fisika di Universitas Lynchburg.
Al Rihla juga disorot karena menggunakan tinta dan lem yang berbahan air. Bola ini juga merupakan evolusi dari bola Jabulani di Piala Dunia Afrika Selatan.
Bola Jabulani mendapat kritikan dari pemain karena mendadak suka melambat. Setelah diteliti oleh John Eric Goff, bola itu ternyata terlalu mulus. Al Rihla lantas dibuat dengan jahitan yang lebih luas dan mendalam agar tidak terlalu mulus seperti Jabulani.
Al Rihla disebut mirip dengan Telstar 18 (Piala Dunia Rusia) dan Brazuca (Piala Dunia Brasil).
"Setiap bola baru bertemu dengan keluhan dari seseorang, tetapi sains menunjukkan bahwa Al Rihla seharusnya terasa familiar bagi para pemain di Piala Dunia tahun ini," ujar John Eric Goff.
Made in Madiun
Piala Dunia 2022 di Qatar yang sudah digelar sejak Minggu, 20 November 2022 kini menjadi perhatian masyarakat dunia. Bukan soal pemain dan skor pertandingan, segala pernak pernik dan perlengkapan di lapangan hijau rupanya juga menjadi sorotan.
Salah satunya yaitu bola yang dipakai pada Piala Dunia 2022 Qatar bernama Al Rihla, yang ternyata dibuat di Madiun. Bola Piala Dunia Qatar ini diproduksi perusahaan asal Jawa Timur, PT Global Way Indonesia (GWI) yang merupakan produsen peralatan asli untuk merek Adidas.
Hal tersebut sebelumnya telah erungkap dalam unggahan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Khofifah membagikan momen ketika dirinya sedang melihat bola resmi Piala Dunia 2022 yang siap diekspor.
"Inilah bola yang akan digunakan pada kompetisi Piala Dunia 2022 di Qatar. Di ajang olahraga terakbar di planet itu, Indonesia punya peran penting di setiap pertandingan." tulis Khofifah dalam foto tersebut.
"Al Rihla si bola resmi Piala Dunia 2022 di Qatar adalah bola buatan Indonesia yang diproduksi di Madiun. Adidas mempercayakan Global Way Indonesia di Madidun untuk memproduksi bola yang bakalan ditendang oleh bintang-bintang sepak bola dunia," Khofifh menambahkan.
Lebih lanjut, Khofifah berharap di masa depan Indonesia bukan hanya mengirimkan bola Piala Dunia Qatar melainkan juga berpartisipasi lewat kehadiran tim nasional di ajang tersebut.
"Semoga di Piala Dunia selanjutnya, bukan cuma bola, Timnas Indonesia juga bisa ikut berlaga. Aamiin ya rabbal alamin," kata Khofifah.
Advertisement
Makna Al Rihla
Al Rihla merupakan sebutan untuk bola yang digunakan dalam Piala Dunia 2022. Nama 'Al Rihla' diambil dari bahasa Arab yang memiliki arti 'perjalanan'. Desain bolanya sendiri terinspirasi dari budaya, arsitektur, kapal ikonik, dan bendera Qatar, selaku tuan rumah Piala Dunia Qatar 2022.
Melansir dari situs FIFA, Senin (21/11), bola ini sudah dikeluarkan Adidas sebagai bola resmi untuk Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Al Rihla menjadi bola ke-14 yang telah diciptakan Adidas untuk pertandingan Piala Dunia.
Perusahaan merancangnya untuk mendukung kecepatan permainan puncak, membuat bola ini mampu bergerak lebih cepat dibandingkan bola mana pun dalam sejarah.
Bola ini dibuat secara ekslusif menggunakan tinta dan lem berbasis air, memberikan Al Rihla predikat sebagai bola Piala Dunia yang paling ramah lingkungan.
Al Rihla dirancang dari bagian dalam ke luar dengan menggunakan pengujian yang ketat di laboratorium perusahaan, melalui terowongan angin dan di lapangan oleh para pemain sepak bola.
Hasil pengujian ini menunjukkan tingkat akurasi dan keandalan tertinggi bola di lapangan permainan. Hal ini sebagian karena bentuk panel dan tekstur pemukaan bola yang baru.
Sejak muncul berbagai kritikan mengenai desain dan kualitas penampilan bola yang digunakan saat Piala Dunia, kini Bola Piala Dunia pun mulai didesain menggunakan kemajuan teknologi.
Peluang 16 Besar Piala Dunia 2022 dari Grup E: Spanyol Bisa Tersingkir, Jerman Masih Bernapas
Spanyol belum tekalahkan di Piala Dunia 2022. Dari dua laga yang sudah dilalui, La Furia Roja bertengger di puncak klasemen Grup E dengan torehan 4 poin dari hasil sekali menang dan satu kali imbang. Lantas sebesar apa peluang pasukan Luis Enrique menuju babak 16 besar? Simak ulasan berikut ini. '
Spanyol sebenarnya berpeluang mengunci tiket ke fase knock out saat bertemu Jerman di laga kedua Grup E, Senin (28/11/2022). Syaratnya, Spanyol wajib memetik poin penuh alias menang dalam laga ini.
Sayang, tampil di Al Bayt Stadium, Tim Matador gagal mewujudkannya. Gol Alvaro Morata pada menit ke-62 berhasil dibalas timnas Jerman melalui pemain pengganti, Niclas Fuellkrug pada menit ke-83.
Pertandingan pun berakhir 1-1. Meski tidak beranjak dari puncak klasemen, hasil imbang ini belum mampu mengamankan langkah timnas Spanyol ke 16 besar dan harus menunggu hingga partai terakhir.
Jepang menyusul di urutan kedua dengan torehan 3 poin dari kemenangan atas Jerman di laga perdana. Samuari Biru unggul selisih gol dari timnas Kosta Rika yang berada di tempat kedua dengan poin yang sama. Sementara timnas Jerman yang baru mengoleksi 1 poin harus terpuruk di dasar klasemen.
Sesuai aturan, dua tim teratas dari masing-masing grup bakal melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2022. Dan melihat peta persaingan di Grup E saat ini, seluruh tim masih berpeluang untuk menjangkaunya.
Advertisement