UNHCR Apresiasi Pertolongan Indonesia ke Rohingya, Lapor 180 Orang di 1 Kapal Hilang

Lembaga pengungsi PBB (UNHCR) menyambut positif pertolongan Indonesia kepada para pengungsi Rohingya di Aceh. Selain itu juga melapor ada satu kapal hilang dengan dugaan penumpang sudah meninggal.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Des 2022, 19:10 WIB
Diterbitkan 28 Des 2022, 19:10 WIB
Penampakan Perahu Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Aceh
Penduduk desa melihat perahu kayu yang digunakan oleh orang-orang Rohingya di Pidie, provinsi Aceh pada 27 Desember 2022. Pengungsi Rohingya menerima perawatan medis darurat setelah sebuah kapal yang membawa hampir 200 orang mendarat di Indonesia pada 26 Desember, kata pihak berwenang, dalam pendaratan keempat di negara dalam beberapa bulan terakhir. (AFP/Amanda Jufrian)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga pengungsi PBB (UNHCR) menyambut positif pertolongan Indonesia kepada para pengungsi Rohingya di Aceh. Para pengungsi Rohingya itu berasal dari penampungan Cox's Bazar di Bangladesh.

Tahun ini, UNHCR menyebut ada lebih dari 2.000 pengungsi Rohingya yang memilih pergi via jalur laut. 

Berdasarkan keterangan UNHCR, Rabu (28/12/2022), Indonesia menyelamatkan 427 pengungsi Rohingya dalam enam pekan terakhir. Rombongan yang baru datang ada 174 orang.

PBB juga mencatat kapal minyak Vietnam menolong 154 warga Rohingya. Selain itu, Angkatan Laut Sri Lanka 104 warga Rohingya, banyak di antaranya anak-anak tanpa pendamping. 

Namun, UNHCR mencatat ada satu kapal berisi 180 orang yang lokasinya tidak diketahui. Diduga, semua penumpangnya meninggal.

"UNHCR juga mendapatkan laporan-laporan yang belum terkonfirmasi bahwa ada satu kapal lainnya dengan sekitar 180 penumpang masih menghilang, dengan semua penumpan diduga meninggal," tulis laporan UNHCR.

Dari sekitar pengungsi Rohingya yang nekat mengarungi laut pada 2022, ada hampir 200 orang yang dilaporkan meninggal dunia. 

Sebelumnya UNHCR telah berulang kali meminta agar negara-negara memberikan bantuan kepada kapal Rohingya di Laut Andaman dan Selat Malaka. Pasalnya, tidak ada yang mau menolong.

UNHCR berkata penundaan pertolongan memberikan risiko.Ratusan pengungsi Rohingya di Aceh akhirnya ditolong oleh nelayan dan otoritas setempat.

Per 2021, UNHCR mencatat ada 890 ribu pengungsi di distrik Cox's Bazar di Bangladesh. Para pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar usai persekusi dari junta militer.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemerintah Didesak Segera Tetapkan Tempat Relokasi Muslim-Rohingya di Aceh

Penampakan Perahu Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Aceh
Seorang warga menarik tali di atas perahu kayu yang digunakan warga Rohingya di Pidie, Provinsi Aceh pada 27 Desember 2022. Pengungsi Rohingya menerima perawatan medis darurat setelah sebuah kapal yang membawa hampir 200 orang mendarat di Indonesia pada 26 Desember, kata pihak berwenang, dalam pendaratan keempat di negara dalam beberapa bulan terakhir. (AFP/Amanda Jufrian)

Pengungsi Muslim-Rohingya kembali mendarat di Serambi Makkah. Sebanyak dua kapal berlabuh di pantai Aceh, masing-masing di Kabupaten Aceh Besar dan Pidie pada 25 dan 26 Desember.

Pengungsi di Aceh Besar sebanyak 57 orang dan semuanya laki-laki. Mereka ditempatkan di sebuah menasah milik dinas sosial provinsi. 

Pendaratan di Pidie jauh lebih mengharukan. Beberapa foto yang dirilis oleh otoritas setempat menunjukkan para pengungsi laki-laki dan perempuan terkulai lemas di pantai setelah mencapai daratan akibat perjalanan laut yang mereka lalui.

Laporan yang beredar menerangkan tentang sulitnya akses makanan setelah para pengungsi kehabisan stok di tengah samudera. Termasuk pula laporan adanya pengungsi yang terpaksa dilarungkan ke laut karena meninggal.

Sebanyak 174 pengungsi dilansir dengan menggunakan truk dari menasah desa ke SMP 2 Muara Tiga, Senin malam, dan mulai mengisi sejumlah ruang kelas di sekolah tersebut.

Pantauan Liputan6.com di lokasi Selasa malam (27/12/2022), sejak pagi hingga malam ada sebanyak 28 orang pengungsi yang diperiksa karena fisik mereka masih lemas.

Pemeriksaan kesehatan ini ditangani oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat.


Isu Kemanusiaan

Pengungsi Rohingya yang terdampar di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya Aceh Besar, Minggu pagi (25/12/2022) sedang berbaris menuju ke menasah di pekarangan sebuah kantor milik pemerintah (Liputan6.com/Rino Abonita)
Pengungsi Rohingya yang terdampar di Desa Ladong, Kecamatan Masjid Raya Aceh Besar, Minggu pagi (25/12/2022) sedang berbaris menuju ke menasah di pekarangan sebuah kantor milik pemerintah (Liputan6.com/Rino Abonita)

Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Yusrizal mengatakan bahwa pemantauan kondisi pengungsi oleh Pemerintah Aceh akan terus dilakukan melalui relawan seperti YPSM, PSM, dan TKSK.

"Sejauh ini kami lihat kondisi para pengungsi sudah tertangani dengan baik walaupun tadi malam ada beberapa orang yang kondisi kesehatannya kurang bagus," ujar Yusrizal dalam rekaman suara untuk Liputan6.com, Rabu (28/12/2022).

Menurut Yusrizal, penanganan masa darurat untuk para pengungsi ini dilakukan atas pertimbangan rasa kemanusiaan.

"Tentu tanpa dengan proses birokrasi yang panjang," kata Yusrizal.

Salah satu kebijakan yang diambil melalui Dinas Sosial Pidie dengan cara mendirikan dapur umum. Sebuah tenda cukup besar memang terlihat berdiri di tengah halaman sekolah tempat para pengungsi.

Penanganan para pengungsi sebagian besar terbantukan dengan kehadiran organisasi kemanusiaan seperti IOM dan UNHCR. KontraS Aceh pada Selasa malam pun terlihat membagikan tikar untuk melapisi lantai marmer ruang kelas yang ditempati pengungsi.

Kendati kebutuhan masa darurat sudah terpenuhi, tantangan berikutnya ialah mencari lokasi selter yang bisa ditempati oleh pengungsi untuk waktu lebih lama. Tidak lama lagi sekolah tersebut akan segera beraktivitas karena liburan tahun baru akan segera berakhir.

"Nantinya ini tanggal 3 anak-anak sekolah akan kembali masuk," ucap Yusrizal.

Hingga Selasa malam, pihak otoritas masih belum menemukan solusi soal selter alternatif untuk pengungsi di Pidie.


Penanganan Berbasis Kemanusiaan dan HAM

FOTO: 81 Pengungsi Rohingya Terdampar di Pulau Idaman Aceh
Etnis Rohingya beristirahat di pantai setelah kapal mereka terdampar di Pulau Idaman, Aceh Timur, Aceh, Jumat (4/6/2021). Jumlah pengungsi Rohingya yang berangkat dari Bangladesh menggunakan kapal tersebut sebanyak 90 orang, namun delapan orang meninggal. (AP Photo/Zik Maulana)

Kepala Dinas Sosial Provinsi Aceh, Yusrizal, mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Pidie agar segera memberi laporan secara resmi kepada Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) di bawah Kemenko Polhukam untuk penetapan relokasi bagi pengungsi.

"Jadi, para pengungsi ini hendaknya dapat segera ditempatkan pada penampungan yang prinsipinya lebih layak, lebih tepat yang memang dimaksudkan untuk penampungan sementara," harap Yusrizal.

Hal ini, kata Yusrizal lagi, juga berlaku untuk lokasi penampungan 57 pengungsi di Ladong, Aceh Besar. Artinya, kedua tempat penampungan itu hanya bersifat sebagai lokasi penampungan dengan pertimbangan darurat sebelum direlokasi.

"Idealnya ini juga segera ada kejelasan di mana penempatan berikutnya," ia menyudahi.

Isu pengungsi Muslim-Rohingya di Aceh mendapat perhatian dari jaringan masyarakat sipil pemerhati isu pengungsi dan pencari suaka di Indonesia.

Selain mengapreasi, jaringan yang terdiri dari Amnesty International Indonesia, Dompet Dhuafa, KontraS Aceh, SUAKA, dan Yayasan Geutanyoe, memberi sejumlah catatan.

Antara lain, perlunya kebijakan oleh pemerintah pusat mengenai penempatan pengungsi di Aceh. Termasuk pula koordinasi dan dukungan terhadap pemerintah daerah dalam penanganan pengungsi.

Serta kewajiban-kewajiban hukum berdasarkan Perpres Nomor 125 Tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri.

Jaringan masyarakat sipil secara khusus juga menekankan perlunya jaminan atas kebutuhan dasar para pengungsi berbasiskan kemanusiaan dan HAM.

Ini mengingat kerentanan pengungsi dengan komposisi perempuan dan anak-anak dalam jumlah besar.

Jaringan ini juga meminta agar Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) di wilayah Aceh segera dibentuk.

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19
Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya