9 Februari 2002: Putri Margaret Meninggal Dunia di Usia 71 Tahun Usai 2 Kali Kena Stroke

Putri Margaret merupakan adik perempuan Ratu Elizabeth II yang telah meninggal dunia di Istana Buckingham.

oleh Linda Sapira diperbarui 09 Feb 2023, 08:01 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2023, 06:00 WIB
Raja George VI dan Ratu Elizabeth II
Ratu Elizabeth (kiri ke-2, calon Ibu Suri), putrinya Putri Elizabeth (kiri ke-4, calon Ratu Elizabeth II), Ratu Mary (tengah), Putri Margaret (kiri ke-5) dan Raja George VI (kanan), berpose di balkon Istana Buckingham pada 12 Mei 1937. (CENTRAL PRESS / AFP)

Liputan6.com, London - Tepat hari ini, tahun 2002 Putri Margaret meninggal dunia di usianya yang ke 71. Adik perempuan dari Ratu Elizabeth II tersebut mengembuskan napas terakhir di Istana Buckingham.

Ia meninggal dengan damai dalam tidurnya pada pukul 06.30 waktu setempat di Rumah Sakit King Edward VII, demikian pernyataan yang diberikan oleh pihak istana.

Putri Margaret meninggalkan dua orang anak, Lord Linley (40) dan Lady Sarah Chatto (37). Kala itu, keduanya berada di sisi mendiang sang ibu.

Sebelum meninggal dunia, pihak Istana Inggris mengatakan bahwa Putri Margaret menderita stroke pada Jumat (8/2) sore, dan mengalami serangan jantung pada malam harinya. Putri Margaret dilarikan ke rumah sakit pada pukul 02:30 waktu setempat.

"Ratu dalam kondisi sangat sedih, telah meminta agar pengumuman segera dilakukan," demikian bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak istana pada Sabtu (9/2) pagi.

"Adik tercintanya, Putri Margaret, meninggal dengan tenang dalam tidurnya pagi ini. Kedua anaknya Lord Linley dan Lady Sarah ada di sampingnya. Sang ratu terus mendapat informasi lengkap sepanjang malam" bunyi pernyataan itu.

"Ratu Elizabeth II, Ibu Suri, dan anggota keluarga kerajaan lainnya sedang diberitahu," sebut pernyataannya itu lagi.

Seorang juru bicara Istana Buckingham mengatakan bahwa pemakaman dilakukan secara semi pribadi. Kemungkinan akan diadakan di Kastil Windsor. Padahal, upacara pemakanan sudah diantisipasi untuk dilakukan minggu depan.

Namun, rencana itu dinilai masih terlalu dini lantaran harus menyelesaikan pengaturan dan peringatan publik.

Oleh karenanya, Ratu Elizabeth II yang saat itu berada di Sandringham--tanah miliknya di Norfolk--pada Jumat, langsung menuju ke Windsor untuk melihat perkembangan persiapan pemakaman, walapun sedang sakit.

Ibu Suri dalam Suasana Berduka

Ilustrasi Duka Cita (Freepik/Freepic.diller)
Ilustrasi Duka Cita (Freepik/Freepic.diller)

Ibu Suri dalam keadaan berduka usai mendengar kabar kepergian Putri Margaret.

"Ibu Suri telah diberitahu tentang berita duka kematian Putri Margaret dan dia sangat sedih," tulis pernyataan dari kediaman resminya, Clarence House.

Sementara itu, Prince of Wales (Pangeran Charles) juga diberitahu tentang kematian bibinya. Ia langsung berangkat ke Sandringham untuk menjemput neneknya (Elizabeth II) dan pergi untuk melihat mendiang Putri Margaret. Padahal, kala itu dirinya sedang berada di Chatsworth, Derbyshire bersama teman-teman.

Pangeran Charles juga dikatakan sangat sedih mendengar berita itu. Begitu pula dengan kedua putranya, Pangeran William dan Harry.

Seorang juru bicara mengatakan, "Pangeran Wales sangat sedih dengan kematian Putri Margaret. Dia segera diberitahu setelah kepergian mendiang sang putri."

Perdana Menteri Inggris kala itu, Tony Blair berkata, "Saya sangat sedih mendengar kematian Putri Margaret. Pikiran saya bersama Ratu Elizabeth, Ibu Suri dan seluruh keluarga kerajaan saat ini."

Kematian di Tengah Golden Jubilee

Gereja St. Mary di Kota Bungay, di area Suffolk Timur, Inggris. Kota ini disebut sebagai ibu kota negara bagi para pemuja setan. (Dok: Visit Bungay)
Gereja St. Mary di Kota Bungay, di area Suffolk Timur, Inggris. Kota ini disebut sebagai ibu kota negara bagi para pemuja setan. (Dok: Visit Bungay)

Kematian Putri Margaret terjadi di tengah Golden Jubilee -- peringatan 50 tahun Ratu Elizabeth II saat naik takhta di Kerajaan Inggris. Meskipun dianggap sebagai peringatan yang suram karena juga bertepatan dengan kematian ayah Elizabeth 50 tahun silam, Jubilee identik pesta jalanan atau pesta rakyat.

Sebagai bagian dari Jubilee, ratu telah merencanakan untuk memulai perjalanannya ke Jamaika, Selandia Baru, dan Australia pada 18 Februari 2002. Istana mengatakan, masih terlalu dini untuk memutuskan apakah dia akan membatalkan perjalanan tersebut.

Bendera di Istana Buckingham diturunkan menjadi setengah tiang. Sebuah pemberitahuan yang mengumumkan kematian sang putri lantas ditempelkan pada sebuah papan di halaman istana. Menariknya, banyak turis yang terus-menerus melihat pengumuman ini, dengan suasana hati yang muram.

Momen mengheningkan cipta dalam waktu satu  menit terjadi di event olahraga, termasuk pertandingan Piala Davis Inggris Raya melawan Swedia di Birmingham.

Jenazah Putri Margaret diperkirakan akan dipindahkan Sabtu (9/2) malam ke Istana Kensington di London, di mana akan dibaringkan secara pribadi untuk keluarga dan temannya yang ingin memberikan penghormatan, kata juru bicara Istana Buckingham. 

Istana juga mengatakan, jenazah mungkin akan dipindahkan awal minggu depan ke Queen's Chapel di belakang Istana St. James, sekali lagi untuk dibaringkan secara pribadi bagi teman dan keluarga.

Pengaturan secara formal masih dibuat kala itu. Sumber istana mengatakan, mereka mengira pemakaman akan diadakan Kamis atau Jumat (minggu depannya). Tapi, kemungkinan besar akan dilakukan pada Jumat. Tetapi, pengumuman di buku belasungkawa publik tertera pemakaman akan dilakukan Sabtu malam minggu depannya.

Margaret mengalami dua kali serangan stroke dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya, ia harus berada di kursi roda dan sering mengenakan kacamata hitam tebal. Kehadiran Putri Margaret terakhir kali terlihat di pesta ulang tahun ke-100 Putri Alice sebelum Natal.

Profile Putri Margaret

Putri Margaret
Pernikahan Armstrong-Jones dan Putri Margaret. (CENTRAL PRESS PHOTO LTD / AFP)

Sang putri lahir di Glamis, di rumah kakek neneknya di Skotlandia, Earl dan Countess Strathmore, pada 21 Agustus 1930. Kemudian, ia diberi nama Margaret Rose.

Ia dididik di rumah bersama saudara perempuannya. Pada tahun 1937, ia bergabung dengan Brownies (organisasi relawan perempuan muda) dan ketika sudah cukup umur dia menjadi anggota Girl Guides (organisasi relawan lanjutan).

Dia selalu menjalin hubungan dekat dengan organisasi tersebut dan kemudian menjabat sebagai presiden dan ketua dewan asosiasi pemandu khusus perempuan tersebut.

Ketika dia berusia lima tahun, sang putri menghadiri pesta ulang tahun kakek neneknya, Raja George V dan Ratu Mary. Kurang dari dua tahun kemudian, ia datang ke penobatan orang tuanya di Westminster Abbey.

Pada tahun 1947 ia menemani raja dan ratu serta Putri Elizabeth dalam tur Afrika Selatan mereka. Margaret memiliki hubungan dengan Kapten Grup Peter Townsend. Saat itu, kisah asmara mereka viral.

Keputusan Margaret untuk tidak melepaskan gelarnya memenangkan simpati bangsa.

Dua dekade sebelumnya, ia mendapat pelajaran ketika pamannya, Raja Edward VIII, menikah dengan janda bernama Wallis Warfield Simpson. Ia tidak hanya kehilangan mahkotanya tetapi cinta dari warga negara.

Pada 6 Mei 1960, sang putri menikah dengan fotografer Antony Armstrong-Jones di Westminster Abbey. Pada Oktober tahun itu, Armstrong-Jones diangkat sebagai Earl of Snowdon dan Viscount Linley. Pasangan itu memiliki dua anak. Pernikahan mereka berakhir pada Mei 1978.

Namun, sang mantan suaminya berkata; Baik Linley dan Sarah tetap berhubungan dekat dengannya dan memberi tahu dirinya tentang kematian sang mantan istri pagi hari itu.

"Kami semua sangat sedih."

Di satu sisi, semasa hidupnya Margaret menjadi semacam pusat perhatian karena menghadiri pesta dan menjadi perokok dan peminum berat.

Kehidupan Putri Margaret menjadi lebih berat di tahun-tahun terakhirnya. Pasalnya, ia sempat mengalami berbagai masalah kesehatan, serta kecelakaan. Bahkan, kakinya pernah melepuh parah dan menjadi permincangan.

Akibat berbagai masalah itu, ia memutuskan untuk menyembunyikan diri dari pandangan publik. Pada penampilan publik terakhirnya, ia muncul dengan kursi roda dan mengenakan kacamata hitam.

Infografis Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama di Kerajaan Inggris. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama di Kerajaan Inggris. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya