Liputan6.com, London - Ratu Elizabeth II baru diberitahu sepenuhnya tentang pengkhianatan Sir Anthony Blunt, ahli sejarah seni dan surveyor lukisan keluarga kerajaan, hampir satu dekade setelah Blunt mengakui telah mengkhianati Inggris.
Pada 1964, Blunt mengungkapkan dia telah menjadi agen Uni Soviet sejak 1930-an.
Advertisement
Baca Juga
Penyebab Popularitas Meghan Markle dan Pangeran Harry di AS Menurun Drastis, Kini Dijauhi Selebritas Hollywood
25 Desember 1952: Ratu Elizabeth II Sampaikan Pidato Pesan Natal Perdananya
Buntut Tersisihkan dari Agenda Natal Kerajaan, Pangeran Andrew Mogok Urus Anjing Corgi Warisan Mendiang Ratu Elizabeth II
Meskipun Blunt telah memberikan banyak informasi intelijen kepada KGB saat menjabat sebagai pejabat senior MI5 pada Perang Dunia II, dia tetap dipertahankan dalam posisinya karena kekhawatiran akan skandal besar jika dia dipecat dan kebenaran terungkap.
Advertisement
Ketika akhirnya diberitahu tentang pengkhianatan tersebut pada 1970-an, Ratu Elizabeth II menerima informasi itu dengan tenang dan tanpa terkejut. Informasi terkait kisah Blunt ini terungkap dalam file-file MI5 yang baru dideklasifikasi dan kini tersedia di Arsip Nasional di Kew. Demikian seperti dikutip dari Mirror, Rabu (15/1/2024).
Keputusan untuk memberitahu Ratu Elizabeth II diambil karena kekhawatiran bahwa kebenaran akan terungkap setelah Blunt, yang sedang sakit parah akibat kanker saat itu, meninggal. Jika itu yang terjadi maka jurnalis yang telah mencium jejak cerita ini tidak lagi terhalang oleh kekhawatiran pencemaran nama baik.
Pada Februari 1973, Perdana Menteri Edward Heath mempersiapkan diri menghadapi badai pemberitaan buruk dengan memerintahkan Sir Martin Charteris, sekretaris pribadi Ratu Elizabeth II, untuk memberi tahu sang pemimpin monarki. Pada 19 Maret, Direktur Jenderal MI5 Michael Hanley mengetahui bahwa Sir Burke Trend telah melihat "surat manuskrip pribadi" dari Charteris yang mengonfirmasi Ratu Elizabeth II sudah diberitahu.
"Charteris menulis bahwa dia telah berbicara dengan ratu tentang kasus Blunt. Dia (Ratu Elizabeth II) menerima semuanya dengan tenang dan tanpa terkejut," catat Hanley.
Profesor Christopher Andrew, penulis sejarah resmi MI5, mengungkapkan Heath akhirnya mengetahui ratu sebenarnya sudah mendapat petunjuk tentang Blunt satu dekade sebelumnya, meskipun tidak diberitahu sepenuhnya.
Namun, Ratu Elizabeth II tidak mengungkapkan petunjuk tersebut dan hanya mengakui dia mendengar kecurigaan tentang Blunt setelah rekan mata-matanya, Guy Burgess dan Donald Maclean, melarikan diri ke Rusia pada 1951.
"Jelas seseorang memberitahunya tentang hal ini pada awal 1950-an, mungkin tidak lama setelah dia naik takhta," tulis Hanley.
Pada November 1972, Hanley berusaha meyakinkan Charteris untuk memecat Blunt dari Istana, namun Charteris menolak karena Blunt sudah tidak berdaya.
Hanley melaporkan, "Charteris berpikir ratu tidak tahu dan merasa tidak ada gunanya memberitahunya sekarang. Itu hanya akan menambah kekhawatirannya, sementara tidak ada yang bisa dilakukan."
Selain itu, Hanley menambahkan, "Meskipun Blunt mungkin pernah mengatakan sebaliknya, Charteris menegaskan bahwa ratu tidak menyukai Blunt dan jarang bertemu dengannya."
Bayang-bayang Publikasi
Pada April 1964, Direktur Jenderal MI5 Sir Roger Hollis memberi pengarahan kepada pendahulu Charteris, Sir Michael Adeane, menjelang pertemuan mereka dengan Blunt untuk menghadapi bukti pengkhianatannya, yang akhirnya memicu pengakuannya.
"Sir Michael Adeane berterima kasih kepada saya karena telah memberitahunya tentang posisi ini," lapor Hollis.
"Dia mengatakan bahwa dia tidak bermaksud memberi tahu siapa pun tentang hal ini, namun meminta kami untuk memberi tahu jika ada kemungkinan publikasi yang dapat muncul, sehingga dia bisa mengambil tindakan yang diperlukan pada saat itu."
Sir Michael baru diberi informasi lagi pada Oktober 1967, lebih dari tiga tahun setelah Blunt mengaku, karena adanya "risiko publikasi" akibat penyelidikan Sunday Times tentang mata-mata Cambridge lainnya, Kim Philby.
Miranda Carter, yang menulis biografi Blunt pada 2001, meyakini Ratu Elizabeth II sudah diberitahu secara informal setelah 1965.
"Ini adalah pekerjaan sekretaris pribadi seorang raja/ratu untuk memberi tahu mereka dan melindungi mereka. Bagi saya, tampaknya dia perlu tahu tentang Blunt agar memahami bagaimana bersikap jika dia bertemu dengannya," ungkap Carter.
Advertisement
PM Inggris Juga Tidak Tahu
Yang mengejutkan, ketidaktahuan Ratu Elizabeth II juga tercermin pada perdana menteri saat itu, Sir Alec Douglas-Home, yang juga tidak diberitahu tentang pengakuan Blunt.
Dalam keputusan buruk yang kemudian dia sesali, Menteri Dalam Negeri Henry Brooke, yang mengetahui informasi tersebut, memilih untuk tidak memberitahu Home karena tidak ingin "menambah bebannya".
Secara keseluruhan, file-file ini menunjukkan bahwa MI5 enggan membagikan rincian kasus Blunt kepada siapapun di pemerintahan. Bahkan pada Juli 1965, Trend masih belum diberitahu, begitu pula para menteri di pemerintahan baru Partai Buruh yang mulai menjabat pada Oktober tahun sebelumnya.
Status Blunt sebagai mata-mata akhirnya diungkapkan oleh Perdana Menteri Margaret Thatcher dalam sebuah pernyataan di Parlemen pada 1979. Blunt meninggal pada 1983 di usia 75 tahun setelah gelar kehormatannya dicabut.
File-file ini kini dirilis menjelang pameran besar yang berfokus pada pekerjaan MI5, yang akan dibuka pada musim semi di Arsip Nasional. Pameran ini akan menampilkan laporan rinci wawancara Blunt ketika dia akhirnya mengakui setelah petugas MI5, Arthur Martin, menunjukkan bukti berupa kesaksian Michael Straight, seorang pemuda Amerika yang direkrut Blunt bekerja untuk Rusia pada 1930-an.
"Dia duduk dan menatap saya selama hampir satu menit tanpa berbicara. Saya katakan bahwa keheningannya sudah memberi tahu saya apa yang perlu saya ketahui. Akankah dia mengungkapkan semuanya?" tulis Martin. "Jawabannya adalah, 'Berikan saya lima menit untuk berjuang dengan hati nurani saya'. Dia keluar, mengambil minuman, kembali, dan berdiri di jendela tinggi memandang ke luar Portman Square."
"Saya memberinya beberapa menit keheningan dan kemudian memintanya lagi untuk mengungkapkan semuanya. Dia kembali ke kursinya dan menceritakan kisah ini."