Liputan6.com, Jakarta - Makanan khas India, jawawut (millet), dipromosikan oleh Kedutaan Besar India sebagai solusi untuk membantu kebutuhan pangan di Indonesia. Duta Besar India Manoj Kumar Bharti berkata millet juga bahan yang cocok dengan resep Indonesia.
"Millet adalah makanan grainĀ masa depan," ujar Dubes Bharti di Kedubes India, Jakarta, Senin (20/2/2023).
Advertisement
Baca Juga
"Menumbuhkan millet sangat mudah karena mereka tidak butuh banyak air seperti beras. Benar-benar bebas gluten, seperti beras dan gandum. Ini penuh dengan protein. Tiap jenis makanan, baik itu India atau Indonesia, bisa menggunakan jenis baru grain yakni millet," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Kedubes India juga memberikan penghargaan bagi para warga Indonesia yang membuat masakan dengan millet. Ada yang membuat bubur, kue, hingga manggulu yang terbuat dari jawawut.Ā
Sandiaga Uno yang turut hadir di acara menjelaskan bahwa millet adalah masa depan pangan.Ā
"Ini adalah masa depan dari pangan kita. Kita melihat bahwa sektor pangan kita ini harus terus dipercaya dengan inovasi-inovasi, termasuk juga dengan kerja sama ini banyak sekali makanan Indonesia, tadi kita lihat mulai dari cemilan, sampai juga bubur sumsum, dessert, mie aceh, itu dihasilkan oleh millet," ujar Sandiaga.Ā
Tahun ini, PBB telah mendeklarasikan 2023 sebagai Tahun Internasional Millet.Ā
"Kami dukung sebagai bagian dari Sustainable Development Goals dalam penciptaan bahan baku yang lebih variatif, lebih sehat,Ā untuk para pelaku ekonomi kreatif," jelas Sandiaga Uno.
India Produksi Millets
Berdasarkan situs resmi otoritas agrikultur India (APEDA), produksi millets di India adalah yang terbesar di dunia, yakni 41 persen produksi dunia. Lokasi-lokasi produksi millets ada di 10 daerah: Rajasthan, Uttar Pradesh, Haryana, Gujarat, Madhya Pradesh, Maharashtra, Karnataka, Tamil Nadu, Andhra Pradesh dan Telangana.
Pihak Kedubes India menuliskan informasi bahwa millets memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko diabetes mellitus, kanker, dan hipertensi.Ā
Berdasarkan laporan The Indian Express, sejak tahun lalu pemerintah India sedang mendorong popularitas millets ini. Sekitar 100 diplomat pun diundang dalam rangka menyambut peluncuran Tahun Internasional Millets dari PBB.Ā
Pemilihan millets sebagai tahun internasional tersebut berasal dari proposal pemerintah India.
Pada 2018, Kementerian Pertanian India menjuluki millets sebagai "Nutri Cereal" karena kandungannya.Ā
Program kompetisi memasak dengan millets di Jakarta ini didiukung oleh Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK).
"Indonesia merupakan mitra potensial dalam mempromosikan jawawut sebagai alternatif makanan bergizi dalam hal demografi, lahan dan penggunaan tepung (siap masak dan siap makan)," tulis rilis pihak INOTEK.
Selain lomba memasak, para peserta kegiatan juga telah diajak untuk melakukan penanaman bibit jawawut, serta mencicipi menu dari bahan tersebut.
Advertisement
Indonesia Melawan Stunting
Beralih ke isu kesehatan terkait stunting,Ā Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik IndonesiaĀ Muhadjir EffendyĀ menegaskan, percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem dapat mendarah daging di seluruh lapisan masyarakat.
"Sehingga menjadi bagian dari cara berfikir, bersikap, dan bertindak masyarakat secara keseluruhan serta berkelanjutan. Demi upaya kita menyelamatkan generasi yang akan datang, generasi yang lebih baik itu,ā tegasnya saat 'Roadshow Dialog Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Sulawesi Barat' baru-baru ini.
Ke depan, penanggulangan isuĀ stuntingĀ termasuk penghapusan kemiskinan ekstrem, tidak terbatas pada periode kepemimpinan presiden tertentu, tetapi berkelanjutan.
"Selama masih ada ibu hamil, selama masih ada bayi, masih ada anak balita, penanganan stunting itu mutlak harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan,ā ungkap Muhadjir.
Di Sulawesi Barat, upaya percepatan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem bekerja sama dengan perguruan tinggi membentuk aplikasi Data Desa Presisi.
Pj. Gurbenur Sulawesi Barat Akmal Malik menjelaskan, aplikasi tersebut berbasisĀ website, yang mana situs tersebut menampilkan peta pesebaran lokasi rumah keluarga miskin ekstrem secara lengkap beserta dengan visualisasi kondisi rumah keluarga yang tersebar di desa-desa Provinsi Sulawesi Barat.
Data aplikasi ini termasuk mendeteksi alokasi dana yang tersedia agar tepat sasaran sesuai wilayah dan keberadannya.
āBest PracticeĀ yang saat ini kami lakukan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi IPB," jelas Akmal.
"Kami membangun teknologi yang dapat mendeteksi jumlah penduduk miskin ekstrem dan stunting berdasarkan data dari Data Pensasaran Percepatan PenghapusanĀ Kemiskinan EkstremĀ (P3KE) yang diberikan, sehingga intervensi yang dilakukan dapat tepat sasaran."
Data Desa Presisi
Kehadiran aplikasi Data Desa Presisi diharapkan kepada para kepala daerah di Sulawesi Barat dapat mengetahui pesebaran keluarga miskin ekstrem di masing-masing desa sehingga program-program yang dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut.
Muhadjir Effendy menyambut baik pemanfaatan teknologi aplikasi Data Desa Presisi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.
Hal ini dapat menjadi acuan bagi daerah lainnya agar percepatan penurunan angka stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem dapat berjalan secara optimal.
āSaya mohon praktik baik ini dapat ditindaklanjuti oleh masing-masing daerah. Bagaimana aplikasi yang telah dibuat oleh Pemprov Sulbar tersebut dipadu-pandankan dengan data P3KE secaraĀ by name by addressĀ ,ā kata Muhadjir melalui pernyataan resmi yang diterimaĀ Health Liputan6.com.
Advertisement