Liputan6.com, Washington - Tujuh orang tewas dan sedikitnya 10 orang terluka setelah sebuah mobil SUV menabrak halte bus di Kota Brownsville, Texas, Amerika Serikat, pada Minggu (7/5/2023), sekitar pukul 08.30 waktu setempat.
Petugas investigasi Letnan Martin Sandoval menuturkan bahwa insiden terjadi di halte bus dekat Ozanam Center, yang merupakan tempat penampungan bagi para migran dan tunawisma. Sejumlah migran termasuk di antara korban tewas.
Baca Juga
Sementara itu, pengemudi mobil telah ditangkap dan didakwa mengemudi dengan sembrono.
Advertisement
Polisi mengonfirmasi bahwa tersangka adalah seorang Hispanik dan berada di bawah penjagaan 24 jam saat menerima perawatan medis di rumah sakit setempat.
"Kami sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah pengemudi mabuk pada saat kecelakaan," tutur Sandoval seperti dilansir Sky News, Senin (8/5/).
"Pemicunya bisa jadi tiga faktor. Mabuk, kecelakaan atau disengaja. Agar tahu persis apa yang terjadi, kita harus menghilangkan dua faktor lainnya."
Sandolva menambahkan bahwa tersangka tidak kooperatif selama berada di rumah sakit.
"Dia sangat tidak kooperatif, tapi dia akan dipindahkan ke penjara kota. Kemudian kami akan mengambil sidik jarinya dan foto, dengan demikian kami dapat menemukan identitas aslinya," ujarnya.
"Hasil toksikologi dari tes darah bisa memakan waktu berminggu-minggu."
Sebagian Besar Korban Pria Asal Venezuela
Direktur Ozanam Center Victor Maldonado menjelaskan bahwa halte bus kota yang terletak di seberang jalan dari shelter yang dikelolanya memang tidak seperti halte bus pada umumnya. Tidak ada kursi tunggu. Calon penumpang biasanya duduk di tepi jalan.
Menurut Maldonado, sebagian besar korban adalah pria asal Venezuela.
Ozanam adalah satu-satunya tempat penampungan semalam di Kota Brownsville dan mengelola pembebasan ribuan migran dari tahanan federal.
"Dalam dua bulan terakhir, kami mendapatkan 250 (migran) hingga 380 sehari," kata Maldonado.
Ozanam dapat menampung 250 orang, tetapi banyak yang tiba lalu pergi pada hari yang sama. Dalam beberapa pekan terakhir, peningkatan penyeberangan perbatasan mendorong otoritas kota mengumumkan keadaan darurat karena sumber daya lokal, negara bagian, dan federal mengoordinasikan penegakan hukum dan respons kemanusiaan.
Sementara tempat penampungan menawarkan transportasi bagi para migran selama seminggu, mereka juga bebas menggunakan transportasi umum kota.
"Beberapa (korban) sedang dalam perjalanan ke terminal bus karena mereka kan dalam perjalanan ke tempat tujuan," ungkap Maldonado.
Advertisement