Iran Buka Kembali Kedubes di Arab Saudi Usai Didamaikan China

Iran dan Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik tujuh tahun lalu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Jun 2023, 17:23 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 17:23 WIB
Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi Musaad bin Mohammad Al Aiban, diplomat paling senior China Wang Yi, dan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani dalam kesepakatan damai di Beijing, Jumat (10/3/2023).
Penasihat Keamanan Nasional Arab Saudi Musaad bin Mohammad Al Aiban, diplomat paling senior China Wang Yi, dan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Ali Shamkhani dalam kesepakatan damai di Beijing, Jumat (10/3/2023). (Dok. Twitter/SPA)

Liputan6.com, Teheran - Iran telah membuka kembali kedutaan besarnya di Arab Saudi. Keduanya memutuskan hubungan diplomatik tujuh tahun lalu.

Pembukaan kembali Kedutaan Besar Iran di Arab Saudi dihadiri oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri Iran dan Arab Saudi. Demikian laporan Al Arabiya TV seperti dilansir BBC, Rabu (7/6/2023).

"Ini adalah pertanda bahwa kerja sama memasuki era baru," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran Alireza Bigdeli.

Dibukanya kembali Kedutaan Besar Iran di Arab Saudi terjadi tiga bulan setelah keduanya setuju untuk memulihkan hubungan lewat kesepakatan yang ditengahi oleh China.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud pada Jumat (2/6), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyatakan kepuasannya dengan kemajuan yang dibuat dalam hubungan bilateral.

Kementerian Luar Negeri Iran juga mengutip pernyataan Pangeran Faisal yang mengatakan bahwa pekerjaan dasar sedang dilakukan untuk membuka kembali Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran. Pangeran Faisal mengonfirmasi bahwa dia akan segera berkunjung ke Iran.

Rivalitas Lama

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian bertemu di Beijing, China, pada Kamis (6/4/2023). (Dok. Kemlu Iran via CNN)
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian bertemu di Beijing pada Kamis (6/4/2023), untuk membahas dimulainya kembali hubungan kedua negara yang dimediasi oleh China. (Dok. Kemlu Iran via CNN)

Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada tahun 2016 setelah penyerbuan kedutaannya di Teheran oleh massa yang memprotes eksekusi terhadap seorang ulama syiah terkemuka. Namun, di luar isu tersebut, Arab Saudi yang merupakan kekuatan sunni terkemuka dan Iran kekuatan syiah terbesar telah terlibat dalam perebutan dominasi di kawasan selama beberapa dekade.

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan mereka diperburuk oleh perang proksi di Timur Tengah.

Di Yaman, Arab Saudi mendukung pasukan pro-pemerintah dalam perang melawan gerakan pemberontak Houthi sejak 2015. Di lain sisi, meski telah membantah, namun Iran terus dikabarkan menyokong kelompok Houthi dengan menyelundupkan senjata.

Arab Saudi juga menuduh Iran ikut campur di Lebanon dan Irak, di mana kelompok militan syiah yang didukung Iran telah mengumpulkan pengaruh militer dan politik yang besar; menyerang kapal tanker kargo dan minyak di Teluk; dan berada di balik serangan rudal dan drone pada 2019 ke instalasi minyak utama Arab Saudi.

Iran membantah terlibat dalam serangan terhadap kapal dan fasilitas minyak.

Pembukaan kembali Kedutaan Besar Iran di Riyadh bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Arab Saudi, di mana Iran menjadi bagian dari agenda pembahasannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya