Iran Beri Libur 2 Hari untuk PNS dan Pegawai Bank Gara-gara Panas Ekstrem

Gelombang panas di Iran memburuk, terlebih ketika suhu di sejumlah kota mencapai 50 derajat Celcius.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 02 Agu 2023, 21:04 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 21:04 WIB
Seorang pria di Teheran mencuci muka pada Selasa (11/7/2023) di tengah cuaca panas ekstrem yang terjadi di Iran. (Foto: AFP)
Seorang pria di Teheran mencuci muka pada Selasa (11/7/2023) di tengah cuaca panas ekstrem yang terjadi di Iran. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Teheran - Iran mengumumkan pada Selasa (1/8) akan memberikan libur dua hari untuk pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai bank akibat suhu panas ekstrem. 

Dilansir Straits Times, Rabu (2/8/2023), keputusan tersebut diambil setelah badan meteorologi setempat memperkirakan bahwa sejumlah kota akan mengalami suhu hingga 40 derajat Celcius sementara di wilayah barat daya diperkirakan mencapai 50 derajat Celcius. 

Lembaga penyiaran IRIB mengatakan sejumlah kota di Provinsi Ilam, Bushehr dan Khuzestan mencatat suhu panas di atas 45 derajat Celcius dalam beberapa terakhir. Bahkan, Kota Dehloran juga mencatat suhu hingga 50 derajat Celcius dalam 24 jam terakhir. 

"Kabinet menyetujui proposal Kementerian Kesehatan untuk mengumumkan Rabu dan Kamis sebagai hari libur umum di seluruh negeri untuk melindungi kesehatan masyarakat," kata kantor berita resmi IRNA, mengutip juru bicara pemerintah Ali Bahadori Jahromi.

IRNA menyebut keputusan itu diambil lantaran adanya gelombang panas yang "belum pernah terjadi sebelumnya" di negara tersebut. 

Sementara itu, suhu panas juga diperkirakan akan terus meningkat di wilayah utara, termasuk di Kota Ardabil hingga pantai selatan Laut Kaspia. 

Bahaya Cuaca Panas untuk Kesehatan

Suhu di sejumlah kota di Iran mencapai 50 derajat Celcius. (Foto: AFP)
Suhu di sejumlah kota di Iran mencapai 50 derajat Celcius. (Foto: AFP)

Kementerian Kesehatan Iran telah memperingatkan risiko sengatan panas akibat paparan sinar matahari yang berlebihan, sehingga mendesak orang untuk tetap berada di dalam rumah antara pukul 10.00 dan 16.00.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Pedram Pakain menggambarkan jumlah penyakit terkait panas dalam beberapa hari terakhir "mengkhawatirkan".

IRNA juga melaporkan bahwa sekitar 1.000 orang telah menerima perawatan akibat kenaikan suhu panas dan debu di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir 

 

Iran yang memiliki lebih dari 85 juta populasi, termasuk negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim dan kenaikan suhu global.

Seperti negara-negara terdekatnya, Iran telah mengalami musim kering ekstrem dan gelombang panas selama bertahun-tahun, yang diperkirakan akan memburuk seiring dengan berlanjutnya perubahan iklim.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya