Liputan6.com, Jakarta - Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pada hari kesembilan perang, mengklaim bahwa mereka telah membunuh seorang komandan tertinggi Hamas.
Billal al-Qedra adalah komandan tertinggi pasukan Nukhba, sayap militer elit Hamas yang diklaim Israel telah terbunuh, dikutip dari laman India Today, Senin (16/10/2023).
Baca Juga
Militer Israel mengumumkan bahwa mereka bersiap untuk serangan "terkoordinasi" di Jalur Gaza yang melibatkan pasukan udara, darat, dan laut.
Advertisement
Perang yang sedang berlangsung antara pasukan Israel dan militan Hamas semakin meningkat, dengan semakin intensifnya serangan di kedua sisi.
Serangan tersebut merupakan balasan atas serangan akhir pekan yang dilakukan Hamas Palestina.
Sebelumnya, Israel juga mengklaim bahwa pemimpin senior Hamas tewas dalam serangan Israel di Gaza. Ayman Younis dilaporkan meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan bangunan yang diserang rudal oleh Israel.
Dikutip dari laman MSN, jenazah pemimpin Hamas Ayman Younis ditemukan di tengah reruntuhan rumahnya pada Minggu (8/10) di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza.
Kematian Ayman Younis dikonfirmasi oleh Badan Perlindungan Sipil di Palestina.
Pesawat tempur Israel melancarkan serangan terhadap Hamas yang menguasai Jalur Gaza, setelah serangan besar-besaran yang dilakukan militan Palestina ke Israel.
Hamas diklaim oleh pihak Israel sebagai organisasi teroris. Bahkan Uni Eropa dan Amerika Serikat menganggap hal yang sama.
Respons 7 Pemimpin Dunia Terkait Perang Hamas Vs Israel
Perang Israel Hamas masih berkobar, para pemimpin dunia bereaksi berbeda terhadap serangan Hamas dan pembalasan Israel. Dikutip dari laman BBC, berikut selengkapnya:
Amerika Serikat: Presiden Joe Biden menyatakan dukungan negaranya terhadap Israel "sangat kuat dan tak tergoyahkan".
AS telah mengerahkan kapal dan pesawat ke wilayah tersebut dan mengatakan akan mengirim amunisi tambahan ke Israel.
Inggris: Perdana Menteri Rishi Sunak telah menjanjikan "dukungan teguh" kepada Benjamin Netanyahu.
“Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membantu. Terorisme tidak akan terjadi,” katanya.
Iran: Presiden Ebrahim Raisi mengatakan, Iran mendukung hak warga Palestina untuk membela diri dan memperingatkan bahwa Israel harus bertanggung jawab karena telah membahayakan wilayah tersebut selama bertahun-tahun.
Hamas didukung oleh Iran.
Lebanon: Hizbullah, kelompok bersenjata kuat yang juga didukung oleh Iran, saling baku tembak artileri dan roket dengan Israel pada Minggu (8/10).
Hal ini memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas antara Israel dan negara-negara lawannya.
China: Beijing telah meminta kedua belah pihak untuk "menahan diri" dan "segera menghentikan tembakan". Media pemerintah menegaskan kembali “solusi dua negara”, yang mencakup pembentukan Negara Palestina yang merdeka.
Rusia: Kementerian luar negeri menyerukan "gencatan senjata segera" dan negosiasi menuju "perdamaian yang komprehensif, abadi dan telah lama ditunggu-tunggu".
Indonesia: Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia.
Akar konflik tersebut, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB.
Advertisement
Serangan Hamas ke Israel, Jusuf Kalla: Tindakan yang Luar Biasa
Sementara itu, terkait respons di dalam negeri. Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menyatakan aksi serangan pasukan Hamas ke Israel merupakan bagian dari perjuangan untuk merebut kebebasan dan kemerdekaan.
"Itu suatu tindakan yang luar biasa untuk kebebasan dan sebuah kemerdekaan," kata JK dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, dikutip Antara.
JK yang juga tokoh perdamaian Aceh, Poso, dan Ambon ini menilai serangan Hamas ke Israel merupakan serangan mendadak dan jarang terjadi.
"Ini adalah suatu serangan yang dilakukan kerahasiaan, perencanaan luar biasa dan jarang terjadi," kata Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu.
Serangan Hamas di Gaza secara mendadak pada hari Sabtu (7/10) menggempur Israel dari berbagai penjuru, baik udara, darat, maupun laut.
Kejutan yang dirasakan warga Israel itu bersamaan dengan perayaan Simchat Torah, salah satu hari paling menggembirakan dalam kalender Yahudi.