Liputan6.com, New York City - Pada pekan ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres cekcok dengan diplomat Israel. Pasalnya, Guterres dituduh menjustifikasi serangan Hamas ke Israel.
Dubes Israel di PBB, Gilad Erdan, lantas menyerukan agar Guterres segera mundur atau minta maaf. Guterres tidak minta maaf dan dengan tegas memberikan klarifikasi bahwa ucapannya disalahartikan, dan bahwa dirinya mendukung penyetopan kekerasan.
Baca Juga
Dilaporkan VOA Indonesia, Kamis (26/10/2023), Guterres mendapat dukungan dari kelompok diplomat Arab dari retorika Israel.
Advertisement
Mereka memberi pernyataan kepada wartawan seusai rapat Dewan Keamanan PBB yang membahas perang Israel-Hamas dan situasi kemanusiaan di lapangan.
Pejabat-pejabat Israel menunjukkan kemarahan terhadap pernyataan Guterres bahwa serangan berdarah Hamas di selatan Israel “tidak terjadi dalam ruang yang hampa.”
Mereka mengatakan pernyataan Guterres dapat menjadi justifikasi terhadap aksi terorisme.
“Kami berdiri bersama Guterres melawan serangan tidak masuk akal terhadapnya. Ia adalah simbol multilateralisme. Ia adalah simbol PBB. Ia memiliki kekuatan moral sebagai sekretaris jenderal yang memimpin PBB. Ia memegang teguh prinsip-prinsip [yang berlaku],” kata Riyad Mansour, Utusan Tetap Palestina di PBB, kepada wartawan.
Kemarahan Dubes Israel
Sebelumnya dilaporkan, Duta Besar Israel Gilad Erdan marah besar atas ucapan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Diplomat Israel itu tidak terima ucapan Guterres yang berkata bahwa serangan Hamas tidak terjadi tanpa sebab.
Ucapan Sekjen PBB itu dinilai Erdan sebagai justifikasi terhadap serangan Hamas. Erdan lantas melakukan konferensi pers agar Guterres mundur. Videonya disebar di akun X miliknya.
Pada video tersebut, Erdan berkata tugas PBB adalah mencegah kekejian seperti yang dilakukan Hamas, tetapi PBB disebut telah gagal.
"PBB gagal dan kamu Pak Sekjen telah kehilangan moralitas dan imparsialitas," ujar Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan.
Dengan nada tinggi, Erdan menuntut Sekjen PBB Antonio Guterres untuk mundur, jika tidak maka PBB tidak ada artinya.
"Saya pikir sekjen harus mundur! Karena mulai saat ini, tiap hari ia di gedung ini -- terkecuali ia minta maaf. Secepatnya! Hari ini, kami menyerukannya untuk minta maaf -- maka tidak ada justifikasi untuk eksistensi gedung ini!" ujar Dubes Israel.
Situs UN News menyebut Menlu Israel Eli Cohen juga batal bertemu Guterres hari ini untuk melakukan pertemuan bilateral.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric berkata Sekjen PBB akan bertemu dengan perwakilan keluarga yang ditawan Hamas, dan rencananya perwakilan diplomatik Israel akan mendampingi.
Advertisement
Konglomerat Indonesia Dato Sri Tahir Sumbang Rp7,5 M untuk Warga Palestina di Gaza
Beralih ke dalam negeri, pemilik Mayapada Group sekaligus pendiri Tahir Foundation, Dato Sri Tahir, memberikan donasi sebesar USD 500.000 atau sekitar Rp7,5 miliar untuk mendukung korban perang Israel-Hamas, warga Palestina di Jalur Gaza. Sumbangan tersebut diserahkan secara resmi melalui Kedutaan Besar Palestina di Jakarta pada Kamis, (26/10/2023).
Dato Sri Tahir mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat turut berperan dalam upaya menyelamatkan nyawa, terutama anak-anak dan ibu-ibu di Gaza. Ia juga menyoroti betapa pentingnya bagi sesama manusia untuk tidak mengabaikan penderitaan yang tengah berlangsung, meskipun kita hidup di zaman yang penuh kemajuan.
"Kita hidup di zaman civilization, di mana manusia pergi ke Bulan, tetapi di saat yang sama, terjadi musibah kemanusiaan yang tidak bisa dimengerti. Hal ini sungguh ironis," ungkap Dato Sri Tahir.
Dato Sri Tahir mengungkap alasan yang mempengaruhi keputusannya dalam berpartisipasi dan memberikan donasi bagi warga Palestina muncul dari saluran berita yang ia tonton tiap malam, yang menceritakan secara gamblang kejadian yang terjadi di Palestina.
Dato Sri Tahir mengungkapkan bahwa walaupun ia tinggal di Indonesia, ia turut merasakan apa yang terjadi di Gaza.
"Sebagai orang yang melihat, tidak mungkin kita bisa mengabaikan hal itu," tutur Dato Sri Tahir.
Dengan alasan tersebut, Dato Sri Tahir kemudian menghubungi Duta Besar Palestina di Indonesia, untuk berdiskusi mengenai partisipasi yang dapat ia lakukan untuk membantu korban perang Palestina di Jalur Gaza.
"Saya kemudian menghubungi Dubes Palestina. Saya memberikan sumbangan pertama sebesar USD 500.000 (sekitar Rp7,5 miliar). Saya meminta dana ini dialokasikan untuk rumah sakit Gaza, termasuk di ada rumah sakit Indonesia yang berada di sana," tutur Dato Sri Tahir.
Untuk Masyarakat Gaza
Melalui donasi tersebut, Dato Sri Tahir ingin berfokus pada sektor kesehatan, terutama memperhatikan rumah sakit yang rusak parah akibat konflik, ia menyoroti krisis yang melanda Gaza.
"Uang ini adalah untuk kesehatan, dan rumah sakit yang hancur. Kita juga tiap hari diberitakan bahwa air sudah tinggal satu hari, obat-obatan sudah habis, listrik tidak ada, dan lain-lain. Dan saya juga sadari bahwa sekarang bantuan juga susah masuk, tetapi sudah mulai dibuka jalur melalui Mesir," jelas Dato Sri Tahir.
Dato Sri Tahir juga menegaskan bahwa ia bukan seorang politisi, namun sebagai seorang manusia, ia merasa terpanggil untuk membantu meringankan penderitaan warga Palestina. Ia sangat mengharapkan agar bantuan ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Gaza.
"Insyaallah kalau ini bisa lancar, saya ingin melihat bagaimana Rp7,5 miliar ini disalurkan, nanti kita lihat lagi perkembangannya bagaimana," tambahnya.Advertisement
Advertisement