Maca, Viagra Alami Dari Dataran Tinggi Peru

Maca jadi buah bibir setelah tim sepakbola asal Peru memenangkan Piala Amerika Selatan. Konon, juga jadi menu para astronot.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Mar 2013, 15:50 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2013, 15:50 WIB
viagra-alami130325b.jpg
Pohon maca telah tumbuh lebih dari 2.000 tahun di dataran tinggi Peru. Namun, baru belakangan ia diketahui mengandung karakteristik obat yang berkhasiat.

Khasiat akar Maca baru jadi buah bibir pada tahun 2001, setelah Cienciano, tim sepak bola asal Peru yang tak terkenal memenangkan Piala Sepakbola Amerika Selatan setelah mengalahkan tim kuat  River Plate dari Argentina.

Yang menjadi perhatian banyak orang adalah kemampuan fisik luar biasa anggota tim Peru. Hingga akhir turnamen, mereka nyaris tak mengeluarkan keringat habis-habisan. Rahasia mereka? Mengonsumsi maca sebelum pertandingan.

Bahkan, beredar laporan, NASA memasukan akar maca dalam menu para astronot. Meski belum ada konfirmasi resmi dari Badan Antariksa AS itu.

Tanaman bernama Latin Lepidium peruvian, juga terkenal dengan nama ginseng Peru, huto-huto, chichira, atau viagra cholo.

Menurut Jorge Alonso, ketua Latin American Society of Phytomedicine ada sekitar 130 spesies maca di dunia, 15 di antaranya di Peru -- yang juga tumbuh di Andes Chile, Bolivia, dan Kolombia.

Tanaman ini sangat resisten, mampu bertahan dan bereproduksi di kondisi iklim ekstrem. Uji klinis baru-baru ini dilakukan untuk meneliti efek dan posologi tanaman.

Efek Tahan Lama

"Khasiat maca telah dibuktikan dan diketahui melalui uji klinis,"kata Alonso, seperti dimuat situs Worldcrunch.

"Berkat penelitian ini kita dapat meninggalkan tahap pengetahuan empiris menuju ke tahap ilmiah. Termasuk manfaat secara seksual. Ini sebuah kemajuan besar karena selama bertahun-tahun para ilmuwan telah mencari alternatif alami untuk Viagra ".

Maca untuk menusia terbukti positif. "Misalnya bagi penderita diabetes yang cenderung mengalami penurunan kinerja seksual. Jika kita bandingkan dengan Viagra, hasilnya memang tak sespektakuler atau cepat. Tapi efeknya panjang, berlangsung beberapa hari,"kata Alonso.

Selain mengonsumsi sendiri, penduduk Inca dan sekitarnya juga memakani ternaknya dengan akar maca, agar produksinya makin meningkat.

Maca kini dijual di beberapa apotek, herbal dan toko makanan kesehatan di Amerika Selatan. Dalam bentuk kapsul, tetes atau bubuk. Tetes paling berkhasiat. Namun, hati-hati bagi penderita hipertensi, kontrol dosisnya. (Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya