Liputan6.com, Beirut - Pejabat senior Hamas pada Selasa (28/11/2023), mengundang miliarder Amerika Serikat (AS) Elon Musk mengunjungi Jalur Gaza, Palestina, untuk melihat sejauh mana kerusakan yang disebabkan oleh pengeboman Israel.
"Kami mengundangnya mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan kehancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas," kata pejabat senior Hamas Osama Hamdan dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, seperti dilansir Reuters, Rabu (29/11).
Baca Juga
Sebelumnya, pada Senin (27/11), Elon Musk yang diserang karena dukungannya terhadap unggahan-unggahan anti-Yahudi, dengan didampingi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi lokasi serangan Hamas.
Advertisement
Dalam kunjungannya ke Israel, Elon Musk menyatakan komitmennya untuk melakukan apa pun yang diperlukan demi menghentikan penyebaran kebencian. Elon Musk merupakan pemilik platform media sosial X alias Twitter.
Adapun pernyataan Hamdan muncul satu hari setelah gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas diperpanjang selama 48 jam atau dua hari.
"Dalam 50 hari, Israel menjatuhkan lebih dari 40.000 ton bahan peledak ke rumah warga Gaza yang tidak berdaya," ujar Hamdan.
"Saya menyerukan kepada Presiden AS Joe Biden untuk meninjau kembali hubungan AS dengan Israel dan berhenti memasok senjata kepada mereka."
Hamas Desak Pengiriman Tim Pertahanan Sipil
Berbicara mengenai kehancuran Gaza yang disebabkan pengeboman Israel sejak konflik dimulai pada 7 Oktober, Hamdan mendesak masyarakat internasional untuk segera mengirimkan tim pertahanan sipil khusus demi membantu mengevakuasi orang atau jenazah yang masih berada di bawah reruntuhan.
Gencatan senjata yang disepakati pekan lalu dengan bantuan AS, Qatar, dan Mesir adalah jeda pertama pertempuran yang telah berlangsung lebih dari tujuh pekan sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.
Menanggapi serangan Hamas, Israel membombardir Jalur Gaza tanpa ampun. Menurut otoritas kesehatan Gaza, wilayah yang dikuasai Hamas, serangan Israel menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina di Gaza dan menyebabkan ratusan ribu lainnya mengungsi.
Advertisement
Hamas dan Israel Kembali Lakukan Pertukaran
Hamas dan Israel membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan berdasarkan perpanjangan gencatan selama dua hari. Pada Selasa, yang merupakan hari kelima gencatan senjata, Hamas membebaskan 12 sandera, yang terdiri dari 10 orang warga Israel dan dua warga Thailand.
Segera setelah itu, Israel membebaskan 30 tahanan Palestina. Gencatan senjata akan berakhir pada Rabu, setelah satu kali lagi pertukaran.
Sepuluh sandera Israel terbaru yang dibebaskan terdiri dari sembilan perempuan dan seorang remaja usia 17 tahun. Pembebasan sandera pada Selasa menambah jumlah warga Israel yang dibebaskan selama gencatan senjata menjadi 60 orang. Adapun 21 sandera lainnya warga negara asing dan ganda, termasuk 19 warga Thailand, satu warga Filipina, dan satu warga Rusia-Israel.
Sebelum gencatan senjata dimulai pada Jumat 24 November, Hamas telah membebaskan empat sandera dan militer Israel menyelamatkan satu lainnya. Dua sandera ditemukan tewas di Gaza.
Pertukaran terbaru menambah jumlah perempuan dan anak Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel menjadi 180 orang.