AS Jatuhkan Sanksi Baru pada Jaringan yang Terkait Produksi Drone Iran, Termasuk Indonesia

Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi baru terhadap 10 entitas dan empat individu yang berbasis di Iran, Malaysia, Hong Kong dan Indonesia.

oleh Tim Global diperbarui 21 Des 2023, 08:03 WIB
Diterbitkan 21 Des 2023, 08:03 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi baru terhadap 10 entitas dan empat individu yang berbasis di Iran, Malaysia, Hong Kong dan Indonesia. Amerika Serikat menuduh pihak-pihak tersebut mendukung produksi drone Iran, kata Departemen Keuangan pada Selasa (19/12).

Jaringan itu memfasilitasi pengadaan komponen bernilai ratusan ribu dolar untuk Organisasi Jihad Pasukan Antariksa Korps Garda Revolusi Islam dan program drone-nya, kata departemen tersebut, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (20/12/2023).

“Produksi ilegal Iran dan proliferasi UAV (drone) yang mematikan ke proksi-proksi teroris di Timur Tengah dan Rusia semakin memperburuk ketegangan dan memperpanjang konflik sehingga mengganggu stabilitas,” kata Brian Nelson, wakil menteri urusan terorisme dan intelijen keuangan, dalam pernyataan.

AS telah lama menuduh Iran memasok senjata-senjata itu ke Rusia untuk digunakan di Ukraina. Iran membantah menyediakan drone kepada Rusia.

AS Tuduh Iran Bantu Rusia Bangun Pabrik

Amerika Serikat (AS) menuduh pemerintah Iran membantu Rusia membangun pabrik pembuatan drone di dekat Moskow. Tuduhan ini menandai babak baru dalam eskalasi ketegangan AS dengan Rusia-Iran pada sektor pertahanan.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat 9 Juni 2023, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengutip temuan intelijen AS, mengindikasikan Iran telah memberikan dukungan material untuk pabrik yang dapat beroperasi pada awal tahun depan.

Digunakan dalam Perang Ukraina

Ilustrasi drone AS
Ilustrasi drone AS (Massoud Hossaini/AP)

AS juga menuduh bahwa Iran telah mengirim ratusan drone alias pesawat tak berawak (UAV) ke Rusia untuk digunakan dalam perang dengan Ukraina, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (10/6/2023).

"Rusia telah menggunakan UAV Iran dalam beberapa pekan terakhir untuk menyerang Kyiv dan meneror penduduk Ukraina, dan kemitraan militer Rusia-Iran tampaknya semakin erat," kata Kirby.

"Kami juga prihatin bahwa Rusia bekerja sama dengan Iran untuk memproduksi UAV Iran dari dalam Rusia."

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, pendukung terpenting Ukraina, sebelumnya menuduh bahwa Iran dan Rusia sedang mendiskusikan kemungkinan mendirikan industri perakitan drone di dalam Rusia.

Kirby mengatakan bahwa para pejabat intelijen AS sekarang percaya bahwa pabrik sedang didirikan di zona ekonomi khusus Alabuga, beberapa ratus mil sebelah timur Moskow.

Rusia dan Iran memang telah memperkuat kemitraan mereka dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan penjualan senjata dan mengeksplorasi cara-cara untuk mengalahkan upaya pimpinan AS untuk mengisolasi kedua negara secara ekonomi.

 

Bantahan Rusia

Drone
Ilustrasi Drone (Josh Sorenson/Unsplash)

Namun Rusia membantah menggunakan drone buatan Iran di Ukraina. Iran, pada bagiannya, telah mengakui mengirim drone ke Rusia tetapi mengatakan pihaknya melakukan itu sebelum invasi Rusia yang dikutuk secara luas pada Februari 2022.

Namun demikian, AS menuduh Iran terlibat dalam invasi Rusia, yang telah menewaskan ribuan orang dan menelantarkan hampir 14 juta orang, menurut PBB.

Kirby menuduh bahwa Iran terus mengirim drone ke Rusia, mengirimkannya melintasi Laut Kaspia ke pelabuhan Makhachkala Rusia. Pemerintahan Biden sebelumnya telah memberikan sanksi kepada perusahaan pertahanan Iran yang terlibat dalam produksi drone.

[INFOGRAFIS] Film-Film di Hari Kemerdekaan Amerika Serikat
Film-film ini terinspirasi dari hari kemerdekaan negara Amerika Serikat yang jatuh pada tangga 4 Juli. Apa sajakah?
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya