Jokowi dan Presiden Vietnam Nonton Bareng Pencak Silat di Hanoi

Pertunjukan seni dan pencak silat yang dihadiri Jokowi dan Presiden Vo Van Thuong digelar di Quan Ngua Sports Complex, di Hanoi, Vietnam, pada Jumat (12/1).

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Jan 2024, 11:21 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2024, 11:21 WIB
Presiden Jokowi dan Presiden Vo Van Thuong menghadiri pertunjukan pencak silat di Quan Ngua Sports Complex, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024).
Presiden Jokowi dan Presiden Vo Van Thuong menghadiri pertunjukan pencak silat di Quan Ngua Sports Complex, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (Dok. BPMI Setpres/Rusman)

Liputan6.com, Hanoi - Lawatan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Vietnam pada Kamis (11/1/2024) hingga Sabtu (13/1) turut diwarnai dengan menyaksikan pertunjukan seni dan pencak silat atas undangan Presiden Vo Van Thuong.

"Atas undangan Presiden Vietnam, Presiden @jokowi hadiri pertunjukan pencak silat oleh para tentara Vietnam," demikian dinyatakan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam unggahan di akun Instagram-nya.

"Pencak silat cukup populer di Vietnam. Para atlet pencak silat Vietnam memperagakan berbagai jurus seni bela diri yang berasal dari Indonesia ini."

Pencak silat telah ditumbuhkembangkan di Vietnam sejak tahun 1989 hingga menghasilkan lebih dari 1000 atlet Vietnam.

Menlu Retno mengungkapkan fakta menarik lainnya bahwa lagu Indonesia bertajuk "Ayo Mama" juga diperdengarkan saat pertunjukan pencak silat tersebut.

Dikutip dari situs resmi presiden RI, pertunjukan seni dan pencak silat digelar di Quan Ngua Sports Complex, di Hanoi pada Jumat (12/1). Setibanya di lokasi acara, Presiden Jokowi disambut langsung oleh Presiden Vo Van Thuong. Keduanya kemudian berjalan bersama menuju tribun naratetama (VVIP).

Dalam kesempatan tersebut, para atlet pencak silat tampil dan memamerkan sejumlah jurus.

Setelah pertunjukan selesai, Presiden Vo Van Thuong mengajak Presiden Jokowi turun ke arena pertunjukan. Presiden Jokowi kemudian menyerahkan bunga kepada para atlet dan berfoto bersama dengan para atlet dan penampil.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Retno Marsudi (@retno_marsudi)

Hasil Pertemuan Bilateral Jokowi dan Presiden Vietnam

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong, pada Jumat, 12 Januari 2024, di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong, pada Jumat, 12 Januari 2024, di Istana Kepresidenan, Hanoi, Vietnam. Dalam pertemuan ini, Jokowi didampingi oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Dok Kemenperin)

Pada hari yang sama, Presiden Jokowi juga melakukan peletakan karangan bunga di Monument of National Heroes and Martyrs dan President Ho Chi Minh Mausoleum, sebelum melakukan serangkaian pertemuan.

Dalam pertemuan bilateral Jokowi dengan Presiden Vo Van Thuong, menurut Menlu Retno, kedua pemimpin sepakat mengintensifkan kerja sama perdagangan, terutama target perdagangan, setelah target perdagangan USD 10 miliar yang seharusnya dicapai pada tahun 2023 telah tercapai pada tahun 2022.

"Kedua pemimpin juga sepakat untuk membawa hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi. Dalam kaitan ini, presiden Indonesia menyarankan agar tim dua negara menindaklanjuti dengan membuat rencana kerja sama detail dan konkret yang menguntungkan kedua belah pihak," tutur Menlu Retno.

Menlu Retno menjelaskan bahwa hasil penting lainnya dari pertemuan Jokowi dan presiden Vietnam antara lain:

  • Pertama, di bidang industri berdaya saing. Presiden Jokowi menyambut baik komitmen investasi perusahaan Vietnam Vinfast guna mendukung pembangunan ekosistem electric vehicles. Kedua pemimpin negara juga sepakat untuk terus berkolaborasi membangun ekosistem ekonomi digital, termasuk melalui keberadaan perusahaan unicorn Indonesia.
  • Kedua, yang dibahas oleh kedua presiden adalah di bidang ketahanan pangan. Kedua presiden memiliki pandangan yang sama bahwa penguatan rantai pasok pangan adalah kunci untuk mencegah krisis pangan. Guna mewujudkan hal ini, keduanya sepakat meningkatkan kerja sama suplai bahan pokok termasuk ekspor produk ikan Indonesia ke Vietnam.
  • Terakhir, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Vietnam atas dukungan selama keketuaan Indonesia di ASEAN tahun lalu serta menyepakati upaya bersama untuk mendukung Keketuaan Laos tahun ini. Kedua pemimpin juga sepakat untuk menjaga kesatuan dan sentralitas ASEAN dan membuat ASEAN terus mampu berkontribusi bagi perdamaian, kemakmuran Kawasan.

Seusai pertemuan, kedua pemimpin negara menyaksikan pertukaran dua MoU terkait kerja sama perikanan dan teknologi informasi.

Jokowi Bertemu Presiden Majelis Nasional Vietnam, Ini yang Dibahas

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat tiba di Istana Presiden, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat tiba di Istana Presiden, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (Dok. Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Setelah bertemu Presiden Vo Van Thuong, Jokowi melanjutkan agenda dengan tatap muka bersama Presiden Majelis Nasional Vietnam Vuong Dinh Hue. Sejumlah hal yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain:

  • Pertama, kerja sama energi terbarukan. Presiden Jokowi meminta dukungan Parlemen Vietnam mendorong realisasi kerja sama untuk mengakselerasi transisi energi dan mencapai kemandirian industri energi terbarukan. Hal ini termasuk rencana joint production antara perusahaan mobil listrik Vietnam Vinfast dengan PT IBC.
  • Kedua, mengenai kerja sama perikanan, Jokowi meminta dukungan Parlemen Vietnam mengenai pentingnya kerja sama yang konkret dalam budi daya ikan dan melawan IUU Fishing melalui MoU Kerja Sama Perikanan yang di dalam implementasinya selalu mengedepankan hukum internasional dan tentunya hukum nasional masing-masing.
  • Ketiga, kerja sama antar parlemen. Presiden Jokowi menyambut baik ditandatanganinya MoU Kerja Sama Antar Parlemen serta mengharapkan penguatan kemitraan antar parlemen untuk memperkuat regulasi hilirisasi dan membangun kawasan yang damai dan stabil.

Poin Pembahasan Jokowi dan PM Pham Minh Chinh

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat bertemu Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh di Government Office, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat bertemu Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh di Government Office, Hanoi, Vietnam, Jumat (12/1/2024). (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Agenda Jokowi selanjutnya pada hari yang sama adalah bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Pham Minh Chinh. Beberapa hasil dari pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Chinh antara lain:

  • Pertama, di bidang perdagangan. Jokowi dan PM Pham Minh Chinh menyambut baik tercapainya target perdagangan USD 10 Miliar dan menindaklanjuti pembahasan dengan Presiden Vietnam pada pagi hari ini, keduanya sepakat terus meningkatkan perdagangan serta perluasan akses pasar dan pengurangan hambatan perdagangan. Untuk mencapai hal tersebut, kedua pemimpin menyampaikan bahwa target perdagangan ke depan adalah lebih tinggi dari USD 15 miliar pada tahun 2028.
  • Kedua, di bidang investasi. Presiden Jokowi meminta dukungan PM Pham Minh Chinh untuk terus mendorong iklim investasi yang kondusif yang mengutamakan aspek pelindungan terhadap investor, termasuk tentunya investor Indonesia mengingat banyak sekali investor Indonesia yang sudah beroperasi di Vietnam.
  • Ketiga, yang dibahas adalah ketahanan pangan. Jokowi dan PM Pham Minh Chinh sepakat untuk mendorong kerja sama pertanian melalui kerja sama komoditas pangan strategis termasuk penelitian, pengendalian mutu, dan smart farming.
  • Keempat, kerja sama perikanan. Jokowi mengapresiasi atas meningkatnya ekspor sektor perikanan ke Vietnam hingga hampir dua kali lipat pada tahun 2022. Jokowi dan PM Pham Minh Chinh juga sepakat pentingnya upaya bersama untuk terus mendorong kolaborasi dan investasi termasuk untuk kemajuan industri perikanan dan upaya untuk pemberantasan IUU fishing.
  • Kelima, yang dibahas adalah kerja sama energi terbarukan. Presiden Jokowi dan PM Pham Minh Chinh sepakat bahwa kolaborasi antara negara ASEAN amat krusial untuk mencapai kemandirian di sektor ini.​​

"Yang terakhir, bapak presiden dan PM Pham Minh Chinh juga sepakat untuk terus bekerja sama menyelesaikan pekerjaan rumah ASEAN termasuk di dalam menyelesaikan krisis di Myanmar," imbuh Menlu Retno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya