Afrika Selatan Berusaha Cegah Lelang Peninggalan Nelson Mandela, termasuk Selimut Pemberian Barack Obama

Terdapat 75 barang peninggalan Nelson Mandela yang kabarnya akan dilelang pada 22 Februari.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Jan 2024, 07:06 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 07:06 WIB
Nelson Mandela
Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela saat meninggalkan kediaman presiden di Genadendal, Cape Town, 12 Februari 2010. (Dok. AFP PHOTO/ GCIS/ HO/ Elmond Jiyane)

Liputan6.com, Johannesburg - Pemerintah Afrika Selatan pada Jumat (19/1/2024) mengumumkan menentang pelelangan puluhan barang-barang milik Nelson Mandela dengan mengatakan peninggalan tersebut memiliki makna sejarah dan harus tetap berada di negara itu.

Sebanyak 75 barang milik Nelson Mandela, presiden pertama Afrika Selatan yang terpilih secara demokratis dan menghabiskan 27 tahun penjara karena perjuangan anti-apartheid melawan pemerintah minoritas kulit putih, akan dilelang pada 22 Februari dalam sebuah kesepakatan antara juru lelang yang berbasis di New York, Guernsey's, dan keluarga Mandela, terutama putrinya Dr. Makaziwe Mandela.

Barang-barang tersebut termasuk kacamata hitam Ray-Ban ikonik Nelson Mandela dan kemeja "Madiba", surat-surat pribadi yang dia tulis dari penjara, serta selimut yang diberikan kepadanya oleh Barack Obama dan Michelle Obama.

Champagne cooler yang merupakan hadiah dari Bill Clinton juga ada dalam daftar, dengan penawaran mulai dari USD 24.000. Di antara barang-barang tersebut adalah buku identitas Nelson Mandela setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 1993.

Bulan lalu, Pengadilan Tinggi Gauteng Utara di Pretoria mengizinkan lelang setelah menolak larangan Badan Sumber Daya Warisan Afrika Selatan, yang bertanggung jawab atas perlindungan warisan budaya Afrika Selatan. Pemerintah Afrika Selatan menekankan pada Jumat, mereka akan mendukung sikap badan tersebut. Demikian seperti dilansir AP, Minggu (21/1)

Hasil Lelang untuk Pembangunan Taman Peringatan Mandela

Nelson Mandela
Patung Nelson Mandela yang terletak di luar gedung Parlemen Afrika Selatan di Cape Town. (Dok. AFP/Rodger Bosch)

Menteri Seni dan Kebudayaan Afrika Selatan Zizi Kodwa mengatakan pemerintah ingin melestarikan warisan mantan Presiden Nelson Mandela dan memastikan bahwa karya hidupnya tetap ada di negara tersebut.

Sementara itu, di situs web-nya Guernsey’s mengatakan lelang tersebut akan menjadi hal yang luar biasa dan hasilnya akan digunakan untuk pembangunan Taman Peringatan Mandela di Qunu, desa tempat dia dimakamkan.

"Membayangkan benar-benar memiliki artefak yang disentuh oleh pemimpin hebat ini hampir tidak terpikirkan," tulis juru lelang itu.

Alasan Putri Nelson Mandela

Nelson Mandela
Nelson Mandela pada 2 Mei 1994. (Dok. AP Photo/John Parkin)

Dalam wawancara dengan New York Times yang diterbitkan Kamis (18/1), Makaziwe Mandela mengatakan ayahnya ingin bekas wilayah Transkei tempat dia dilahirkan dan dibesarkan mendapat manfaat ekonomi dari pariwisata.

"Saya ingin orang lain di dunia memiliki karya Nelson Mandela – dan mengingatkan mereka, terutama dalam situasi saat ini, tentang belas kasih, kebaikan, dan pengampunan," kata Makaziwe Mandela kepada Times.

Laporan mengenai pelelangan tersebut telah memicu perdebatan sengit di platform media sosial di Afrika Selatan dan banyak yang mengkritik pelelangan benda yang mereka anggap sebagai warisan budaya negara tersebut.

Rencana lelang ini dilakukan di tengah banyak negara Afrika berupaya mengembalikan karya seni dan artefak mereka yang dipindahkan dari benua itu selama tahun-tahun kolonial.

Baru-baru ini, Nigeria dan Jerman menandatangani kesepakatan pengembalian ratusan artefak yang dikenal sebagai Perunggu Benin. Kesepakatan itu menyusul keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada tahun 2021, yang menandatangani pengembalian lebih dari 26 karya yang dikenal sebagai Harta Karun Abomey, karya seni tak ternilai dari Kerajaan Dahomey Abad ke-19, yang kini menjadi negara Benin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya