Liputan6.com, Jakarta - Para astronaut yang telah berkesempatan menjelajahi ruang hampa menceritakan pengalaman mereka mencium bau luar angkasa yang tidak biasa. Deskripsi bau luar angkasa dari para astronaut bervariasi.
Beberapa menyamakannya dengan bau logam panas, daging terbakar, kue terbakar, bubuk mesiu bekas, hingga pengelasan logam. Astronaut Don Pettit menggambarkannya sebagai "logam".
Sementara Anousheh Ansari, turis luar angkasa wanita pertama, merasakan aroma "kue almond yang dibakar." Mencium bau di luar angkasa berbeda dengan di Bumi. Di luar angkasa, tidak ada udara untuk membawa molekul bau ke hidung.Â
Advertisement
Baca Juga
Para astronaut mencium bau saat mereka kembali ke pesawat ruang angkasa. Mereka menghirup udara yang mengandung molekul bau yang tertinggal di pakaian antariksa.
Dikutip dari laman Space pada Jumat (22/03/2024), Berikut beberapa bau luar angkasa yang diidentifikasi oleh para ilmuwan dan astronaut.
1. Bau telur busuk pada komet
Inti komet terdiri dari es air, amonia, metana, dan bahan kimia beku lainnya yang terjebak di dalamnya. Saat komet mendekati Matahari, zat yang terkandung dalam komet akan mulai keluar menjadi gas karena panas yang didapat.
Wahana antariksa Philae Rosetta milik Badan Antariksa Eropa menganalisis susunan kimia komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Kandungan amonia dan metana dari dalam komet akan mengeluarkan bau yang sangat menyengat.
Â
Bau Bensin
2. Bulan Saturnus memiliki bau seperti bensin
Salah satu tempat yang memiliki atmosfer yang dapat menyimpan aroma adalah bulan terbesar Saturnus, Titan. Namun, atmosfernya tidak terlalu membantu manusia.
Karena di sana tidak ada oksigen dan cuacanya dingin, minus 292 derajat Fahrenheit (minus 179,6 derajat Celsius). Para ilmuwan menemukan bahwa Titan berbau bensin.
Bagaimanapun, bensin terbuat dari minyak mentah yang kaya akan hidrokarbon, yaitu molekul yang terbentuk dari atom hidrogen dan karbon, seperti metana dan etana. Atmosfer Titan mengandung kabut hidrokarbon yang tebal dan di permukaan bulan, hidrokarbon cair membentuk danau dan sungai berminyak.
Namun metana, yang merupakan hidrokarbon dominan di Titan, tidak berbau apa pun. Pesawat luar angkasa Cassini milik NASA mengidentifikasi bahan kimia tak dikenal di atmosfer Titan yang kabur dan berdasarkan eksperimen laboratorium NASA di Bumi.
Bahan kimia tersebut ditentukan sebagai molekul yang mengandung nitrogen, metana, dan benzena serta termasuk dalam keluarga molekul yang disebut heterosiklik nitrogen aromatik polisiklik (PANHs). Khususnya, benzena dalam PANH-lah yang memberikan bau minyak bumi pada Titan, karena benzena juga ditemukan secara alami dalam bensin
Â
Advertisement
Gas Memabukkan
3. Gas pada awan yang memabukkan
Sagitarius B2 adalah awan molekul raksasa antarbintang yang terdiri dari gas dan debu pembentuk bintang. Objek ini berjarak kurang dari 400 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti.
menariknya, ia memiliki berbagai jenis kimia aromatik. Salah satunya lantaran mengandung banyak alkohol, termasuk vinil alkohol, metanol, dan etanol, sejenis alkohol dalam bir.
Pada 2009, para astronom juga mendeteksi molekul etil format di Sagitarius B2. Etil format adalah bahan kimia yang memberi aroma manis pada raspberry dan rum.
4. Venus berbau busuk
Para ilmuwan menemukan keberadaan bau yang kuat di atmosfern Venus. Baunya bahkan menyerupai bau telur busuk.
Pada 2020, penelitian dilakukan para ilmuwan menemukan adanya jejak gas fosfin di atmosfer Venus. Gas fosfin, juga dikenal sebagai fosfin, merupakan senyawa kimia umumnya dihubungkan dengan aktivitas biologis di Bumi.
Penemuan ini memunculkan spekulasi tentang kemungkinan adanya kehidupan di Venus. Namun, penting untuk dicatat, bukti-bukti mendukung keberadaan kehidupan di Venus masih belum pasti dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Adanya bau seperti telur busuk di atmosfer Venus dihubungkan dengan adanya aktivitas vulkanik intens di planet ini. Ketika gas-gas vulkanik, seperti belerang, dilepaskan ke atmosfer, reaksi kimia dapat menghasilkan senyawa-senyawa mengandung belerang.
Gas-gas ini dapat memberikan kontribusi terhadap aroma tidak sedap terdeteksi oleh instrumen di wahana antariksa yang mengunjungi Venus.
(Tifani)