Mengenal Omega Centauri, Gugus Bintang Paling Terang dan Padat

Omega Centauri menjadi salah satu dari 200 gugus bintang lainnya yang dapat disaksikan dari bumi dengan mata telanjang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 03 Jul 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 05:00 WIB
Ilustrasi Galaksi Bima Sakti
Ilustrasi Galaksi Bima Sakti (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Omega Centauri adalah sebuah raksasa kosmik yang terletak di konstelasi Centaurus. Benda langit ini merupakan salah satu gugus bola terbesar dan termasif di galaksi Bima Sakti.

Melansir laman European Space Angency pada Selasa (02/07/2024), Omega Centauri pertama kali dikenali sebagai objek non-bintang oleh Edmond Halley pada 1677.

Kecerahannya yang mencolok menjadikannya salah satu gugus bola yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahkan tampak sebesar bulan purnama di langit yang gelap.

Gugus bintang ini berjarak 15.800 tahun cahaya dari bumi. Omega Centauri menjadi salah satu dari 200 gugus bintang lainnya yang dapat disaksikan dari bumi dengan mata telanjang.

Gugus bola ini terdiri dari sekitar 10 juta bintang yang terikat gravitasi dengan diameter sekitar 150 tahun cahaya. Usianya diperkirakan mencapai 10 hingga 12 miliar tahun.

Hal ini menjadikannya salah satu gugus bola tertua di galaksi Bima Sakti. Keunikan Omega Centauri terletak pada kepadatan bintangnya.

Jarak rata-rata bintang yang berkumpul di omega centauri adalah 0,1 cahaya. Jaraknya lebih dekat dibanding dengan procima centauri ke matahari, yang berjarak 4,25 tahun cahaya.

Di pusat gugus, terdapat banyak bintang yang saling berdekatan, bahkan terdapat bintang biner dan sistem multi-bintang. Bahkan, Omega Centauri memiliki berbagai jenis bintang, termasuk bintang raksasa merah, bintang kerdil putih, dan bintang neutron.

Hal ini menghasilkan fenomena tabrakan bintang yang sering terjadi, memicu ledakan supernova dan pembentukan bintang baru, meskipun lajunya jauh lebih lambat dibandingkan dengan gugus bola yang lebih muda.

 

Lubang Hitam di Tengah Omega Centauri

Para astronom telah mempelajari Omega Centauri selama bertahun-tahun, mengungkap berbagai fenomena menarik. Mereka berteori bahwa ada lubang hitam supermasif di pusat Omega Centauri, yang memengaruhi dinamika gugus dan evolusi bintang-bintangnya.

Melansir laman Space (02/07/2024), bukti keberadaan lubang hitam supermasif di Omega Centauri pertama kali muncul pada 1990-an. Para astronom mengamati gerakan bintang-bintang di pusat gugus dan menemukan bahwa mereka bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada yang dapat dijelaskan oleh gravitasi bintang-bintang di sekitarnya.

Hal ini menunjukkan adanya massa yang sangat besar dan tak terlihat yang menarik bintang-bintang tersebut. Penelitian lebih lanjut mengkonfirmasi keberadaan lubang hitam supermasif.

Diperkirakan massa lubang hitam ini sekitar 4 juta kali massa matahari. Hal ini dapat menjadikannya salah satu lubang hitam supermasif terbesar di galaksi Bima Sakti.

Meskipun banyak yang telah dipelajari tentang lubang hitam supermasif di Omega Centauri, masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Para astronom terus mempelajari raksasa kosmik ini untuk memahami lebih banyak tentang sifat lubang hitam dan perannya dalam evolusi galaksi.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya