China Akan Kirim Misi Bunuh Diri untuk Hancurkan Asteroid 

Asteroid 2015 XF261 terakhir kali mendekati Bumi pada 9 Juli 2024. Objek luar angkasa ini melintas dalam jarak 31 juta mil (50 juta kilometer) dari planet kita.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 20 Jul 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2024, 03:00 WIB
Foto dari Badan Administrasi Antariksa Nasional China pada 3 Januari 2019 ini menunjukkan Yutu-2, wahana penjelajah Bulan milik China, yang terlihat meninggalkan jejak setelah mendarat di permukaan sisi jauh Bulan. (Xinhua)
Foto dari Badan Administrasi Antariksa Nasional China pada 3 Januari 2019 ini menunjukkan Yutu-2, wahana penjelajah Bulan milik China, yang terlihat meninggalkan jejak setelah mendarat di permukaan sisi jauh Bulan. (Xinhua)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Antariksa Nasional China (CNSA) mulai merencanakan misi pertamanya untuk menghantam asteroid sebagai pertahanan planet. Misi ini akan memiliki dua tujuan yakni, menghantam asteroid dan mengamati batuan angkasa tersebut untuk mempelajari lebih lanjut tentang tata surya dan pembentukannya.

Dikutip dari laman Space pada Jumat (19/07/2024), CNSA memiliki asteroid bernama (NEO) 2015 XF261 sebagai target. Asteroid near bumi ini memiliki lebar hampir 30 meter.

Asteroid 2015 XF261 terakhir kali mendekati Bumi pada 9 Juli 2024. Objek luar angkasa ini melintas dalam jarak 31 juta mil (50 juta kilometer) dari planet kita.

Batuan angkasa itu melaju dengan kecepatan sekitar 26.000 mph (42.000 kpj), sekitar 30 kali lebih cepat dari kecepatan suara. Asteroid seperti 2015 XF261 diperkirakan terbentuk dari material yang tersisa setelah pembentukan planet sekitar 4,6 miliar tahun lalu.

Dengan demikian, asteroid ini menawarkan kesempatan pada pengamat untuk mempelajari material murni, yang merupakan blok penyusun dunia tata surya, termasuk Bumi. Asteroid 2015 XF261 dijadwalkan melewati Bumi pada Maret dan Mei 2027.

Nnamun, jaraknya 20 juta mil (32 juta km) dari planet kita, sehingga CNSA membutuhkan waktu untuk mencapainya. CNSA bisa saja mendapatkan kesempatan lain untuk menghantam 2015 XF261 pada April 2028, saat asteroid hanya berjarak sekitar 13 juta mil (21 juta km) jauhnya.

Peluang terbaik lainnya ialah pada April 2029, saat asteroid akan berada dalam jarak 4,2 juta mil (6,8 juta km) dari Bumi. Waktu lainnya, April 2030, saat 2015 XF261 mendekati Bumi dalam jarak sekitar 4,4 juta mil (7,1 juta km).

Misi China untuk menghantam antariksa ini akan menunggu data DART dan Hera, yang akan menghantam NEO dan mengamati targetnya selama enam bulan hingga satu tahun setelah tabrakan. Pasalnya, Badan Antariksa Eropa (ESA) akan meluncurkan wahana antariksa Hera ke sistem Didymos untuk menilai lebih lanjut dampak dari misi DART pada Oktober 2024.

Hera diperkirakan akan bertemu dengan Dimorphos dan Didymos pada 2026.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Misi DART

Misi menghantam asteroid untuk melindungi planet Bumi ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) terlah meluncurkan misi serupa bernama DART.

Melansir laman resmi NASA pada Jumat (19/07/2024), misi penabrak asteroid ini diberi nama DART (Double Asteroid Redirection Test). Wahana antariksa seukuran mobil van ini dirancang khusus untuk misi bunuh diri.

Untuk menguji teknik defleksi ini, DART menabrak asteroid dekat Bumi sepanjang 170 meter bernama Dimorphos dengan kecepatan 14.000 mil per jam pada September 2022. Hasil uji coba tabrakan tersebut berhasil menggeser orbit batu angkasa tersebut.

Demonstrasi tersebut menunjukkan bahwa tumbukan kinetik dapat membelokkan asteroid berbahaya jika berada di jalur tabrakan dengan bumi. Dimorphos dan Didymos merupakan pasangan asteroid yang mengorbit di sekitar matahari.

Satu-satunya orbit akan diubah secara terukur oleh DART adalah orbit Dimorphos, asteroid kecil yang mengorbit kepada Didymos dengan besar. DART diawasi oleh Cubesat dari Badan Antariksa Italia.

Selain itu ESA akan mengirimkan pesawat luar angkasa HERA dua tahun kemudian untuk mengecek hasil kerja DART.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya