NASA Ungkap Negara yang Berisiko Terkena Dampak Tabrakan Asteroid 2024 YR4

Tabrakan asteroid ini dengan bumi bisa menghancurkan sebuah kota karena energi yang dilepaskan sebesar delapan megaton TNT. Energi ini setara dengan lebih dari 500 kali lipat kekuatan bom atom Hiroshima.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Feb 2025, 01:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 01:00 WIB
Ini Lebih Dahsyat dari Tabrakan Asteroid yang Punahkan Dinosaurus
65 juta tahun lalu batu asteroid raksasa menghantam Bumi dan memicu punahnya spesies dinosaurus. Tapi ternyata, itu bukan yang terdahsyat.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengungkapkan daftar negara yang berisiko terdampak tabrakan asteroid 2024 YR4 pada 22 Desember 2032. Diketahui, asteroid ini memiliki kemungkinan 1 banding 43 akan menabrak bumi dalam beberapa tahun mendatang.

Menurut laporan NASA, peluang tabrakan asteroid ini dengan bumi juga meningkat dari 1,2 persen menjadi 2,3 persen. Melansir laman NASA pada Selasa (18/02/2025), ukuran asteroid 2024 YR4 diperkirakan mencapai 40 hingga 90 meter.

Tabrakan asteroid ini dengan bumi bisa menghancurkan sebuah kota karena energi yang dilepaskan sebesar delapan megaton TNT. Energi ini setara dengan lebih dari 500 kali lipat kekuatan bom atom Hiroshima.

Lantas, mana saja wilayah yang diprediksi terdampak tabrakan asteroid 2024 YR4? Peneliti senior dari Catalina Sky Survey NASA, David Rankin memetakan "koridor risiko batu antariksa" untuk mengetahui wilayah yang terdampak asteroid ini.

Dengan menggunakan peta koridor risiko, asteroid 2024 YR4 diperkirakan akan bertabrakan di sebuah jalur yang membentang dari Amerika Selatan bagian utara, melintasi Samudra Pasifik, Asia selatan, Laut Arab, dan Afrika. Lokasi tepatnya tabrakan asteroid bergantung pada rotasi bumi.

Namun, Rankin mengatakan, beberapa negara yang kemungkinan menjadi sasaran adalah Ethiopia, Sudan, Bangladesh, India, dan Pakistan. Kemudian Ekuador, Kolombia, Venezuela, dan Nigeria juga disebut berpotensi terdampak.

Ukuran asteroid dapat memengaruhi dampaknya terhadap obyek yang ditabrak. Jika asteroid 2024 YR4 berukuran maksimal, ledakannya berdampak hingga 50 km dari titik tabrakan.

Selain itu, potensi kerusakan biasanya muncul karena kecepatan asteroid yang sangat tinggi, sekitar 17 km/detik saat memasuki atmosfer bumi. Sebagai contoh, pada 1908 sebuah asteroid berdiameter 50-80 meter dengan kecepatan 15-30 km/detik menghantam sungai Podkamennaya Tunguska yang berada di sebuah hutan di Rusia.

Akibatnya, sekitar 80 juta pohon di area seluas 830 mil persegi (2.150 km persegi) rata dengan tanah. Kemudian, pada 2013, asteroid berukuran 20 meter memasuki atmosfer bumi di wilayah Chelyabinsk, Rusia dan meledak di udara.

Ledakan itu melepaskan energi 20 hingga 30 kali lebih kuat dari bom atom. Dampaknya, sebanyak 7.000 bangunan rusak dan lebih dari 1.000 orang luka-luka. Menurut peneliti, jika asteroid 2024 YR4 berukuran 90 meter atau ukurannya maksimal dari perkiraan, dampaknya mungkin mirip dengan ledakan asteroid di Tunguska.

Melansir laman SciTechDaily pada Selasa (18/02/2025), asteroid 2024 YR4 masih menjadi misteri, banyak informasi yang tidak diketahui tentang asteroid ini. Astronom akan bisa mempelajari asteroid 2024 YR4 dengan lebih rinci ketika asteroid ini mendekati bumi dengan jarak sekitar 8 juta km pada 2025.

Asteroid 2024 YR4 saat ini sedang diamati oleh teleskop berbasis darat yang tergabung dalam International Asteroid Warning Network. Observasi ini akan berlangsung hingga April, sebelum asteroid menjadi terlalu redup untuk dilihat. Diperkirakan, asteroid 2024 YR4 baru akan terlihat kembali pada Juni 2028.

 

Teleskop Luar Angkasa James Webb

NASA berencana menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb pada Maret 2025 untuk memperkirakan jalur orbitnya dengan lebih akurat. Observasi ini akan membantu menentukan ukuran asteroid yang saat ini diperkirakan memiliki diameter antara 40 hingga 90 meter.

Hingga saat ini, risiko hantaman 2024 YR4 sangat signifikan sehingga asteroid ini memuncaki daftar Risk List milik European Space Agency (ESA) dan Sentry Risk Table milik NASA. Namun, para ilmuwan berharap dengan pengamatan lebih lanjut, risiko ini dapat direvisi dan kemungkinan tumbukan dapat diturunkan atau dihilangkan sepenuhnya. Sebelumnya, para astronom kerap menemukan objek dekat bumi (Near-Earth Objects/NEOs).

Namun, kemungkinan tabrakan dapat berubah seiring dengan data yang diperbarui. Banyak asteroid yang sebelumnya dianggap berisiko akhirnya dikeluarkan dari daftar bahaya setelah penelitian lebih lanjut.

Namun, ada juga kemungkinan bahwa probabilitas tabrakan akan meningkat. Para ilmuwan menggunakan dua skala utama untuk menilai bahaya asteroid, yaitu Palermo Technical Impact Hazard Scale dan Torino Impact Hazard Scale.

Skala ini membantu menentukan tingkat ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh asteroid yang mendekati bumi. Palermo Technical Impact Hazard Scale mengukur kemungkinan dampak asteroid dibandingkan dengan risiko latar belakang dari tabrakan objek luar angkasa lain yang berukuran serupa.

Angka 0 berarti ancaman dari asteroid tersebut setara dengan risiko rata-rata. Sementara, angka positif menunjukkan risiko lebih tinggi dan angka negatif menunjukkan risiko lebih rendah.

Dengan skor -0.32, asteroid 2024 YR4 masih berada dalam kategori “di bawah risiko latar belakang”. Hal ini berarti bahwa meskipun probabilitas tabrakannya meningkat menjadi 2,3 persen, berdasarkan data saat ini, asteroid ini masih dianggap tidak mungkin menimbulkan ancaman serius.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya