Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin tidak mampu menahan tangisannya, saat dua lukisan hasil karya anak perempuannya menjadi yang paling mahal dibeli pada malam amal dan lelang, di Hotel Westin, Jakarta, Sabtu (20/7/2024).
Dua lukisan tersebut dibuat oleh Varvara Hamianin dengan judul How (Hole) in My Soul (2022) dan Grief (2022).
Baca Juga
Padahal, dalam sejak awal dimulainya acara amal dan lelang tersebut, Dubes Vasyl tampak bersemangat dan penuh tawa demi mengajak tamu undangan bisa berpartisipasi untuk membantu anak-anak Ukraina.
Advertisement
Tiba-tiba di penghujung acara, dua lukisan karya Varvara dilelang. Lukisan pertama berjudul How (Hole) in My Soul dimulai dari angka Rp1 juta.
Namun, angkanya melejit dan terjual Rp33 juta. Di situ mata Dubes Vasyl berkaca-kaca, lalu menangis haru. Ia tampak membutuhkan waktu untuk memproses situasi tersebut dan menepi ke pinggir panggung sehingga tak ikut dalam lelang lukisan kedua.
Sementara itu, lukisan kedua dari Varvara dengan judul Grief terjual di angka Rp20 juta. Total, dua karyanya senilai Rp53 juta.
Tujuan dari malam amal dan lelang ini dimaksudkan untuk membantu anak-anak Ukraina yang menjadi korban penyerangan tentara Rusia.
Acara ini dihadiri oleh para pengusaha hingga tokoh dari sejumlah negara. Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyambut kedatangan para hadirin pada malam amal dan lelang tersebut.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, dari hasil lelang tersebut terkumpul uang senilai Rp308.000.000. Hasil ini didapatkan dari lelang dua buah lukisan karya dari Varvara Hamianin -- anak perempuan dari Dubes Vasyl dan sejumlah anggur dengan kualitas baik.
Ucapan Vasyl Hamianin ke Warga Indonesia
Sementara itu, Dubes Vasyl Hamianin juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang selama ini sudah mendukung Ukraina.
"Indonesia melakukan kecaman atas serangan brutal terhadap infrastruktur sipil di Ukraina yang bertanggung jawab atas kematian puluhan orang dan cedera ratusan orang," kata Dubes Vasyl.
"Dan itu benar-benar sangat menyentuh. Terima kasih untuk ini karena ini adalah suara rakyat, ini adalah suara pemerintah."
Dubes Vasyl juga mengajak masyarakat dunia untuk tidak boleh melupakan Ukraina dan tidak boleh menyerah. Dan mengingat apapun yang sedang terjadi.
"Kota-kota besar dibom seperti seperti Dnipro. Bayangkan ada sekolah bawah tanah dengan alasan keamanan."
"Mereka mati setiap hari dan berlarian di antara tempat perlindungan karena pengeboman berlangsung selama 20 jam, kami membunyikan sirene dan sebagainya selama 20 jam setiap hari."
Advertisement
Indonesia Kecam Serangan Rusia ke RS Anak di Ukraina
Indonesia mengecam serangan rudal Rusia yang menghantam rumah sakit anak di Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina yang juga turut dihujani rudal pada Senin (8/7/2024) siang. Insiden ini menyebabkan sedikitnya 37 warga sipil tewas.
"Indonesia kecam keras serangan terhadap fasilitas sipil di Ukraina, termasuk Rumah Sakit anak, yang sebabkan jatuhnya korban sipil," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) melalui akun resmi X @kemlu_ri.
"Serangan-serangan ini telah langgar hukum internasional."
Indonesia secara tegas mengatakan bahwa perang juga tetap memiliki aturan yang harus dipatuhi. Selain itu, Indonesia juga mendorong upaya menuju perdamaian antara pihak yang terlibat konflik.
"Indonesia desak agar upaya damai terus dilakukan agar perang di Ukraina dapat dihentikan," lanjut pernyataan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia meluncurkan puluhan rudal ke lima kota besar dan kecil di Ukraina selatan dan timur serta ibu kotanya.
"Sedikitnya 37 orang tewas, termasuk tiga anak-anak, dan lebih dari 170 orang terluka," kata Zelensky.
Ia mengatakan serangan tersebut merusak hampir 100 bangunan, termasuk beberapa sekolah dan rumah sakit bersalin.
Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022, memicu konflik berdarah yang menewaskan ribuan orang dan menyebabkan jutaan pengungsi. Serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan sipil merupakan pelanggaran serius hukum humaniter internasional dan telah memicu kecaman global.