Netanyahu Tunjuk Mantan Rivalnya Sebagai Menteri, Perkuat Cengkeramannya pada Kekuasaan

Gideon Saar merupakan pemimpin Partai Harapan Baru atau New Hope Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Sep 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2024, 12:00 WIB
Gideon Saar
Gideon Saar. (Dok. Emmanuel Dunand/AP Photo)

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjuk mantan pesaingnya, Gideon Saar (57), sebagai anggota kabinetnya pada hari Minggu (29/9/2024), memperluas koalisinya dan memperkuat cengkeramannya pada jabatan.

Berdasarkan kesepakatan mereka, Netanyahu mengatakan Saar akan menjabat sebagai menteri tanpa portofolio dan bertugas di Kabinet Keamanan, badan yang mengawasi pengelolaan perang yang sedang berlangsung melawan musuh-musuh Israel di Timur Tengah. Demikian seperti dikutip dari kantor berita AP, Senin (30/9).

Saar berharap menggantikan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, pesaing Netanyahu lainnya. Namun, kesepakatan untuk menjadi menteri pertahanan gagal beberapa minggu lalu setelah pertempuran meningkat dengan Hizbullah di sepanjang perbatasan utara Israel, sehingga Gallant yang populer tetap menjabat untuk sementara waktu.

Saar memiliki hubungan yang tegang dengan Netanyahu. Dia pernah menjadi bintang yang sedang naik daun di Partai Likud milik Netanyahu, namun dengan marah meninggalkannya empat tahun lalu setelah menuduh sang perdana menteri mengubahnya menjadi "kultus individu" saat dia melawan tuduhan korupsi.

Sejak saat itu, Saar telah berjuang sebagai pemimpin partai konservatif kecil, yang hanya mendapat sedikit dukungan dari masyarakat luas. Meskipun dia dan Netanyahu tidak begitu saling menyukai, namun mereka memiliki ideologi garis keras terhadap musuh-musuh Arab Israel.

Menguntungkan Netanyahu

PM Israel Benjamin Netanyahu di mimbar Sidang ke-79 Majelis Umum PBB pada Jumat (27/9/2024).
PM Israel Benjamin Netanyahu di mimbar Sidang ke-79 Majelis Umum PBB pada Jumat (27/9/2024). (Dok. AP Photo/Pamela Smith)

Dalam beberapa bulan terakhir, Saar mengatakan Israel harus berjuang hingga Hamas hancur. Dia juga menyerukan tindakan yang lebih keras terhadap sponsor Hizbullah, Iran. Dan seperti Netanyahu, dia sangat menentang pembentukan Negara Palestina.

Dalam pernyataan bersama, mereka mengatakan bahwa mereka telah mengesampingkan perbedaan mereka demi kebaikan bangsa.

Keputusan Netanyahu tampaknya sebagian didorong oleh politik dalam negeri. Dia menghadapi sejumlah pertempuran politik utama dalam beberapa minggu mendatang, termasuk tentang pengesahan anggaran dan persidangan kasus korupsinya yang telah berlangsung lama.

Dan Saar diharapkan dapat membantu Netanyahu dalam banyak isu-isu tersebut.

Pengangkatan Saar juga kemungkinan akan mengurangi pengaruh anggota ultranasionalis dalam koalisinya. Bezalel Smotrich, menteri keuangan Israel, dan Itamar Ben-Gvir, menteri keamanan nasional Israel, mengancam akan menjatuhkan pemerintah jika Netanyahu membuat terlalu banyak konsesi dalam kesepakatan gencatan senjata.

Kesepakatan hari Minggu memberi Saar, yang berharap menjadi perdana menteri suatu hari nanti, kesempatan untuk menghidupkan kembali karier politiknya, sekaligus memperluas koalisi mayoritas Netanyahu menjadi 68 kursi di parlemen yang beranggotakan 120 kursi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya