5 Penemuan Besar untuk Perkembangan Sains

Nobel Fisika merupakan penghargaan yang diberikan kepada individu atau kelompok yang telah berkontribusi lewat penemuannya dalam bidang fisika dan dinilai membawa pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ilmu.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 18 Okt 2024, 03:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 03:00 WIB
Stephen Hawking: Partikel Tuhan Bisa Hancurkan Alam Semesta
Stephen Hawking (Discovery Channel)

Liputan6.com, Jakarta - Dua ilmuwan John Hopfield dan Geoffrey Hinton meraih Nobel Fisika 2024. Keduanya merupakan pelopor pengembangan jaringan saraf buatan yang menjadi cikal bakal lahirnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

Melansir laman Britannica pada Kamis (17/10/2024) Nobel Fisika merupakan penghargaan yang diberikan kepada individu atau kelompok yang telah berkontribusi lewat penemuannya dalam bidang fisika dan dinilai membawa pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ilmu. Penghargaan ini merupakan salah satu dari enam penghargaan Nobel yang diberikan setiap tahunnya.

Penerima Nobel Fisika dipilih oleh Royal Swedish Academy of Science atau Akademi Ilmu Pengetahuan Swedia. Penerima Nobel fisika pertama adalah Wilhelm Röntgen atas penemuan sinar Röntgen.

Berikut ini dibahas lima penemuan yang dinilai membawa dampak besar terhadap perkembangan ilmu sains.

1. Penemuan partikel Higgs (partikel Tuhan) oleh Peter Higgs dan François Englert

Penemuan partikel Higgs, yang sering disebut sebagai "partikel Tuhan," merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam fisika partikel. Partikel ini dijelaskan oleh teori yang dikembangkan oleh Peter Higgs, François Englert, dan beberapa ilmuwan lainnya pada tahun 1960-an.

Teori ini menjelaskan bagaimana partikel dasar memperoleh massa melalui mekanisme yang dikenal sebagai mekanisme Higgs. Pada 4 Juli 2012, CERN (Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir) mengumumkan bahwa mereka telah menemukan partikel yang konsisten dengan prediksi partikel Higgs di Large Hadron Collider (LHC).

Penemuan ini adalah hasil dari eksperimen ATLAS dan CMS, yang melakukan tabrakan proton dengan energi tinggi untuk mencari tanda-tanda keberadaan partikel ini.

 

Efek Fotolistrik Albert Einstein

2. Efek Fotolistrik Albert Einstein

Albert Einstein mendapatkan Nobel atas penemuan foto fotolistrik pada 1991. Ilmuwan yang terkenal dengan teori relativitasnya ini berhasil menjelaskan teori fotolistrik.

Einstein menyimpulkan efek fotolistik ini bergantung pada energi cahaya, yang mana energi cahaya berkaitan dengan jenis cahaya yang digunakan, bukan tingkat kecerahan/intensitas. Hal ini merupakan penyimpangan dari fisika klasik yang menyatakan bahwa peningkatan intensitas cahaya (kecerahan) akan meningkatkan energi dan jumlah elektron yang dipancarkan.

Hasil ini membawa pengaruh besar pada perkembangan fisika modern/kuantum.

3. Alain Aspect

Karya mengenai keterkaitan kuantum yang memperkuat validitas fisika kuantum dan membangun dasar untuk pengembangan komputer, berhasil membawa Aspect bersama John Clauser dan Anton Zeilinger meraih Nobel Fisika 2022. Meskipun sebelumnya telah diketahui bahwa teori kuantum berfungsi, tetapi karya Aspect membantu ilmu pengetahuan untuk memahami lebih baik terkait kekhasan teori kuantum.

4. Lee Smolin

Bekerja di Perimeter Institute for Theoretical Physics dan di departemen filsafat Universitas Toronto, Smolin dikenal sebagai fisikawan teoretis dan salah satu pendiri teori gravitasi kuantum, terutama gravitasi kuantum loop dan relativitas khusus terdeformasi. Selain itu, Smolin juga tengah menelusuri seleksi alam kosmologis, yang digambarkan pada situs webnya sebagai mekanisme yang dapat dipalsukan untuk menjelaskan pilihan hukum fisika.

Smolin juga memiliki buku-buku yang membantu pembaca awam untuk memahami implikasi filosofis fisika dan kosmologi modern.

 

Carlo Rovelli

5. Carlo Rovelli

Rovelli dikenal akan karyanya tentang fisika kuantum relasional dan gagasan bahwa objek hanya ada dalam hubungan satu sama lain. Selain itu, ia juga bekerja pada gravitasi kuantum loop, sama seperti Smolin.

Majalah telah mencantumkan profesor di Universitas Aix-Marseille di Prancis ini di antara 100 pemikir global yang paling berpengaruh. Rovelli mengakui saat masih muda dirinya adalah aktivis mahasiswa radikal.

Ia bersama kawannya memperjuangkan dunia tanpa batas, tanpa negara, tanpa perang, tanpa agama, tanpa keluarga, tanpa sekolah, dan tanpa kepemilikan pribadi. Kini ia dikenal sebagai salah satu pendiri Global Peace Dividend Initiative bersama sejumlah artis dan ilmuwan.

Mereka memperjuangkan belanja militer di seluruh dunia dan mengalihkan uang tersebut untuk mengatasi masalah-masalah kritis yang dihadapi dunia, seperti iklim, kesehatan, dan kemiskinan.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya