Iran Klaim Produksi Rudalnya Tidak Terdampak Serangan Israel

Amerika Serikat telah secara terbuka menekan Israel untuk tidak menyerang fasilitas minyak dan nuklir, saran yang tampaknya dipatuhi oleh Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Okt 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 07:00 WIB
Serangan Israel ke Iran menyebabkan penangguhan penerbangan.
Serangan Israel ke Iran menyebabkan penangguhan penerbangan. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Teheran - Iran mengatakan pada hari Rabu (30/10/2024) bahwa produksi rudalnya tetap utuh, menyusul serangan udara Israel yang menargetkan fasilitas tersebut pekan lalu.

"Tidak ada gangguan dalam proses produksi sistem ofensif seperti rudal," ungkap Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (31/10).

"Musuh mencoba merusak sistem pertahanan dan ofensif kami."

Serangan udara Israel yang diluncurkan pada Sabtu (26/10) menargetkan situs militer Iran. Israel menyatakan serangan tersebut sebagai tanggapan atas serangan misil Iran pada 1 Oktober, yang terjadi setelah tewasnya pemimpin militan Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan seorang komandan Korps Garda Revolusi Iran.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kemudian mengklaim bahwa serangan Israel menghantam kemampuan pertahanan dan produksi rudal Iran.

Angkatan bersenjata Iran menuturkan serangan Israel menewaskan empat tentara dan menyebabkan "kerusakan terbatas" pada beberapa sistem radar. Media Iran melaporkan seorang warga sipil juga tewas.

Israel telah memperingatkan Iran agar tidak membalas serangannya. Namun, Iran yang mengaku tidak menginginkan perang, bersumpah akan memberikan respons yang tepat.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya