Netanyahu Tunjuk Pendukung Garis Keras Permukiman Yahudi Sebagai Dubes Israel untuk AS

Yechiel Leiter akan menggantikan duta besar saat ini, Michael Herzog, yang masa jabatannya akan berakhir pada 20 Januari.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Nov 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem.
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (Dok. AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Benjamin Netanyahu menunjuk seorang pendukung garis keras perang di Jalur Gaza dan pendukung lama permukiman di Tepi Barat yang diduduki sebagai duta besar Israel untuk Amerika Serikat (AS).

Yechiel Leiter, diumumkan sebagai duta besar Israel berikutnya untuk AS pada hari Jumat (8/11/2024). 

"Leiter adalah seorang diplomat yang sangat berbakat, pembicara yang fasih, yang memiliki pemahaman mendalam tentang budaya dan politik Amerika Serikat", kata Netanyahu saat mengumumkan pengangkatan tersebut, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (9/11).

"Saya yakin Yechiel akan mewakili negara Israel dengan cara sebaik mungkin dan saya berharap dia sukses dalam jabatannya."

Lahir di Scranton, Pennsylvania, Leiter adalah seorang pemikir sayap kanan terkemuka di Israel yang pernah menjabat sebagai kepala staf Netanyahu saat dia mengisi posisi sebagai menteri keuangan dan ajudan mendiang Perdana Menteri Ariel Sharon saat dia menjadi anggota Knesset.

Menurut media Israel, Leiter berafiliasi dengan pusat-pusat kebijakan konservatif termasuk Jerusalem Center for Public Affairs dan Kohelet Forum.

Haaretz melaporkan pula bahwa dia sebelumnya adalah anggota Jewish Defense League, yang didirikan oleh rabi sayap kanan Meir Kahane dan ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS atas serangkaian serangan dan pembunuhan. Organisasi itu dihapus dari daftar tersebut karena tidak aktif.

Disambut Hangat

Mural Presiden AS Donald Trump berciuman dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di tembok pembatas di Tepi Barat Yerusalem. Mural tersebut karya seniman Australia, Lushux (AFP/Musa Al Shaer)
Mural Presiden AS Donald Trump berciuman dengan PM Israel Benjamin Netanyahu di tembok pembatas di Tepi Barat Yerusalem. Mural tersebut karya seniman Australia, Lushux (AFP/Musa Al Shaer)

Leiter dilaporkan tinggal di permukiman Tepi Barat di utara Ramallah dan merupakan pendiri One Israel Fund, yang menggalang dana untuk para pemukim. Pengangkatannya dipuji oleh Israel Ganz, seorang pemimpin pemukim sayap kanan yang menyebut Leiter sebagai mitra utama dalam advokasi berbahasa Inggris untuk Yudea dan Samaria, istilah alkitabiah yang digunakan oleh komunitas pemukim Israel untuk merujuk ke Tepi Barat.

Dia telah menjadi pendukung vokal Perjanjian Abraham, yang dimaksudkan untuk menormalisasi hubungan Israel dengan sejumlah negara Arab. Leiter juga menyerukan "kedaulatan" Israel sepenuhnya atas wilayah Tepi Barat, sebuah topik yang akan menghidupkan kembali kekhawatiran tentang potensi aneksasi Tepi Barat oleh pemerintah Netanyahu.

Penunjukan Leiter terjadi usai kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2024. Trump selama masa jabatan pertamanya membalikkan posisi AS bahwa permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki adalah ilegal menurut hukum internasional dan sejumlah pemimpin pemukim mengatakan bahwa Israel harus secara resmi mencaplok Tepi Barat setelah Trump terpilih kembali untuk masa jabatan kedua.

Putra Leiter, Moshe, tewas dalam pertempuran di Gaza Utara tahun lalu. Pada pemakaman putranya di Pemakaman Militer Mount Herzl di Yerusalem November lalu, Leiter menanggapi Joe Biden dan rumor bahwa Biden menekan Israel untuk menahan diri dengan menghentikan serangan.

"Jika rumor itu benar – saya harap tidak – tetapi jika benar, Tuan Presiden, saya dengan hormat meminta Anda, di sini, di makam putra saya, untuk berhenti dan tidak melakukan apa pun," lanjutnya. "Minggirlah, Tuan Presiden, jangan menekan kami. Mari kita lakukan apa yang kita tahu bagaimana melakukannya, bahkan apa yang harus kita lakukan, untuk mengalahkan kejahatan. Ini adalah perang terang melawan kegelapan, kebenaran melawan kebohongan, kesopanan melawan barbarisme yang mematikan," kata dia saat itu.

"Pertempuran ini adalah pertempuran untuk bertahan hidup," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya